I'm Here

44 11 0
                                    

Seorang namja dengan rambut coklat panjang itu sedang merokok di atap sekolah, yah siapa lagi kalau bukan Taehyun.

"Hyun!" Kesal Beomgyu sambil mengambil paksa rokok Taehyun.

"Apaan sih?! Ganggu banget!" Marah Taehyun.

"Ini udah batang kedua lho, kamu nggak boleh banyak-banyak merokok. Hyun please, nanti lo masuk rumah sakit, dengerin gue, Hyun. Tahan sehari aja nggak ngerokok, buat kebaikan lo juga." Ujar Beomgyu panjang lebar.

"Ck, terserah gue lah. Yang ngerasain sakit juga gue kok lo yang ngatur!" Beomgyu menghela nafasnya. "Gue kayak gini berarti gue peduli, Hyun! Lo tuh sahabat gue dari kecil, bahkan gue yang lindungin lo dari kecil! Please Hyun, gue...."

"Nggak usah drama-dramaan, eneg gue liatnya! Lo gak tau aja selama ini gue pendem semua rasa sakit gue dalam hati!" Beomgyu menatap Taehyun yang berjalan menjauh.

  Jujur ia sudah sangat lelah harus memberi tahu Taehyun hal yang sama berulang-ulang.

Bukannya Beomgyu tidak mengerti apa yang selama ini dirasakan Taehyun.

Ia sangat mengerti, benar-benar mengerti bagaimana rasanya menjadi korban broken home yang selalu dibilang "anak haram", yang bahkan orangtuanya sama sekali tidak menganggapnya ada.

Selama ini, Beomgyu dan kedua orangtuanya pun bahkan sampai berusaha memberi Taehyun yang terbaik, namun Taehyun malah memilih menjadi semakin hancur.

"Hah....Oh Tuhan, semoga aja Taehyun bisa kayak dulu lagi!" Gumam Beomgyu.

SKIP

"Aku pulang...." Hening, seperti biasa. Gelap, seperti biasa, itulah suasana rumah Mika. Orang tua-nya selalu tidak ada di rumah, ia selalu bersama dengan para penjaga rumah juga maid.

Namun, Mika malah tenang jika orangtuanya tidak di rumah, telinganya sakit jika harus mendengar teriakan kedua orangtuanya terus menerus.

Mika naik ke kamarnya dan bertemu dengan salah satu maid yang sudah mengasuhnya dari kecil, Liliana. "Non Alice udah pulang? Itu saya tadi bikinin steak saus apel kesukaan Non!"  Ujar Liliana.

"Ck Kak, kan udah kubilang jangan panggil aku 'Non'! Panggil  Mika aja!" Kata Mika.

"Hehehe, iya Non, eh maksudnya Mika, hehe!" Mika tersenyum tipis.

"Ya udah, nanti aku makan ya. Aku mau mandi dulu" Liliana mengangguk dan melanjutkan kegiatan menyapunya.

Mika memeluk kedua kakinya sambil berendam di bathtub-nya, ia mulai menenggelamkan tubuhnya perlahan. Mika sudah sering melakukan ini, menahan nafas di dalam air, saat di kolam renang juga Mika suka melakukan ini. Menurutnya ia menjadi tenang, ia suka mendengar suara di dalam air.

Terkadang, Mika hampir kehilangan nafas karena terlalu lama tenggelam. 

Namun mungkin itu menjadi suatu keuntungan bagi Mika karena dirinya sendiri juga sudah lelah hidup di dunia ini. 

Mata Mika tiba-tiba terbuka lebar, ia ingin keluar dari air namun rasanya sulit sekali. Ia memegang sisi bathtub dengan kuat, mencoba untuk keluar dari dalam air namun seperti tertahan. Mika mencoba untuk mendorong tubuhnya lebih keras lagi dan berhasil.

"UHUK!" Ia terbatuk satu kali dan mengatur nafasnya.

"Ugh....sepertinya aku harus berhenti mandi!" Mika bermonolog.

Setelah itu, ia dengan cepat memakai pakaiannya dan pergi ke ruang makan. Seperti biasa, selalu sendiri di ruang makan yang luas itu.

Dari kecil walau diasuh Liliana, Mika sudah melakukan semuanya Liliana. Ia bahkan bisa memasak nasi di umur 6 tahun.

Semuanya Liliana yang mengajarkan, ia tidak mau Mika menjadi anak yang ketergantungan nantinya. Ibu Liliana dulunya adalah Maid di rumah ini, saat ini umur Liliana adalah 26 tahun, ia berbeda 10 tahun dengan Mika, umur Mika 15 tahun.

Saat Ibu Mika melahirkan pun Liliana dan Ibu-nya ada disana, karena itu Liliana sangat dekat dengan Mika, sudah seperti adik sendiri. Namun, Ibu Liliana sudah meninggal 2 tahun yang lalu karena penyakit kanker.

"Non, eh Mika! Kenapa nggak dimakan nasi-nya? Nggak enak ya?" Tanya Liliana sambil duduk di samping Mika.

"Nggak kok, bukan! Aku tadi cuma melamun aja" Jawab Mika pelan. "Ya udah, sini saya suapin!"

"Kak, bisa nggak sih kalo ngomong sama aku tuh biasa aja? Kita kan udah dari kecil sama-sama, mau sampe kapan Kakak ngeliat aku sebagai anak majikan?" Kata Mika.

"Yah, Saya kan juga punya harga diri, Non. Nggak mungkin Saya suka-suka Saya memperlakukan Nona. Sedekat apapun kita, Saya tetap pengasuh Nona, nggak lebih!" Jawab Liliana.

"Ck, apaan sih, lebay banget deh. Aku nggak pernah liat Kakak tuh sebagai pengasuh aku, dimata aku Kakak dan yang lain itu sama. Semuanya kuanggap saudaraku!" Liliana tersenyum lebar, ia sangat suka melihat sikap Mika yang dewasa.

Padahal dulu, Mika adalah anak kecil yang suka menangis dalam hal sekecil apapun.

Yah, keadan memaksanya untuk menjadi lebih dewasa dari yang seharusnya.

Liliana tahu bagaimana perasaan Mika, dan apa yang dipendamnya. Liliana hanya menunggu Mika untuk bercerita padanya jika sudah waktunya.

"Liliana, maukah kau menyanyikan lagu untukku? Aku ingin tidur!" Kata Mika.

"Dengan senang hati, sayang! Ayo kita ke kamarmu, akan kunyanyikan lagu-lagu favoritmu!" Ajak Liliana, Mika tersenyum. Ia memang tidak pernah bercerita apapun pada Liliana, namun ia sangat bersyukur memiliki wanita itu di sampingnya, satu-satunya wanita yang selalu ada di sampingnya dalam keadaan apapun.

"Jadi, Non...eh maksudnya Mika, hehe! Jadi, Alice mau dinyanyiin lagu apa?" Tanya Liliana.

"Kamu kan udah tahu lagu wajib-ku sebelum tidur!" Liliana terkekeh dan mulai melantunkan lagu-nya.

"It's not true.....tell me i've been lied to. Crying isn't like you....ho oh...oh....what the hell did i do...."

I love you, salah satu lagu favorit Mika dari penyanyi yang sangat ia sukai, Billie Eilish.

Sering kali sebelum tidur, Mika menyuruh Liliana untuk menyanyikan lagu apa saja asal itu adalah lagu Billie Eilish.

Mika tenang jika mendengar suara Liliana yang lembut, suara Liliana memang indah.

Dulu, Liliana memang pernah menjadi anggota vokalis dalam band di sekolahnya.

Tapi Liliana juga mengakui kalau suara Mika tak kalah bagus. Dari kecil, Mika suka sekali diajari menyanyi oleh Liliana, karena itu ia bisa menghasilkan suara yang bagus juga.

"Maybe won't you take it back, say you were tryna make me laugh and nothing has to change today, you didn't mean to say i love you....." Liliana menengok ke arah Mika yang sudah di alam mimpi.

Ia menghela nafasnya dan menyelimuti Mika perlahan, lalu menurunkan suhu AC, ia tau jika Mika sangat suka dengan udara dingin.

"Selamat tidur, putri kecil...." Gumam Liliana sambil menutup pintunya.

Jangan lupa tekan bintang+commentnya, everyone💙!

I am YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang