Oh Jihyo sang Penenang

15 4 1
                                    

Mika menghentikan langkahnya, ia semakin kesal saat dia sadar kalau ia sudah berada di Sungai Han, ia sendiri tidak tahu mengapa ia bisa sampai kesana. "Kenapa....gue kesini?" Mika menghela nafasnya dan memutuskan untuk mengitari taman di dekat sungai itu.

"Disini....tempat gue pertama kali bertemu sama cowok brengsek itu! Kalo nggak salah....ada anak kecil juga..." Gumam Mika bernostalgia.

"Ck, cih! Kenapa juga gue harus inget dia?! Sialan!" Mika berbalik dan menuju ke asramanya, ia kaget saat mendapati Sehun dan Jihyo di asrama. "Eh, gadis yang waktu itu!" Kata Jihyo sambil menunjuk Mika.

"Mika? Kamu kenapa?? Ada yang apain kamu?? Kenapa penampilan kamu kayak gini??" Tanya Sehun bertubi-tubi.

Mika tidak menjawab apa-apa, pandangannya tertuju pada Jihyo.

"Ah, dia adik perempuanku! Dia kesini karena mau minta uang...." Belum sempat Sehun melanjutkan kata-katanya, Mika sudah lebih masuk ke kamarnya.

PLAK! "Aduh, napa sih?!" Umpat Sehun kesal saat Jihyo memukul kepalanya. "Goblok! Ngapain Oppa bilang-bilang aku mau minta duit! Kan jadi keliatan banget aku miskinnya!" Marah Jihyo. "Dih, bodo amat! Tapi....dia kenapa ya?" Kata Sehun curiga. "Oppa ini bodoh atau gimana sih? Oppa nggak bisa baca keadaan ya? Kalo penampilannya udah kayak gitu, jelas-jelas dia habis dibully!" Kata Jihyo santai.

"Di-dibully?! Darimana kamu tau??" Tanya Sehun. Jihyo tersenyum miring, "Oppa Oppa, apa kau lupa kalau dulu adik perempuanmu ini adalah korban bully juga?" Sehun terdiam dan menundukkan kepalanya.

"Maaf....aku...tidak becus menjadi kakak laki-laki! Appa dan Eomma juga meninggal karena aku...aku...aku tidak berguna..." Gumam Sehun sambil menutupi wajahnya dengan tangan kirinya. Jihyo tersenyum, menghembuskan nafasnya, ia berdiri dan memeluk kakak laki-laki satu-satunya itu. "Jangan salahkan diri Oppa sendiri, ini semua ada skenario-Nya! Ini bukan salah Oppa, Dia memanggil Eomma dan Appa ke Surga juga bukan salah Oppa" Hibur Jihyo sembari mengusap wajah Sehun.

"Aku beruntung memiliki Kakak sepertimu. Mungkin kau memang tidak seperti anak laki-laki keren pada umumnya, tapi aku sangat bersyukur bisa memiliki Kakak hebat sepertimu! Kau mau bekerja apapun untuk mendapat uang agar bisa membiayai kuliahku, kau mau capek kesana kemari setiap hari hanya demi mendapatkan sepeser uang! Bahkan disaat kau sudah benar-benar lelah, kau tidak berhenti bekerja hanya untukku! Gomawo Oppa, kau adalah kakak terbaik di seluruh dunia!" Sehun mengusap air matanya yang hampir mengalir.

"Aku janji, aku akan membuatmu bahagia...maafkan aku..."

"Aish sudahlah! Aku sudah bahagia Oppa! Aku punya Kakak laki-laki yang hebat, juga tampan. Aku punya kekasih yang sangat mengerti aku, kurang bahagia apalagi diriku ini?" Jihyo tersenyum manis.

"Terima kasih...." Ujar Sehun pelan.

"Boleh kan aku temui dia?" Tanya Jihyo sambil menunjuk pintu kamar Mika, Sehun mengangguk. "Sayang, aku masuk ya!" Kata Jihyo lembut, ia mendapati Mika sedang duduk di pojok kasur sambil memeluk kedua kakinya. "Mika, itu kan namamu?" Mika tidak menjawab, ia masih belum mengganti seragamnya. "Ayo ganti seragamnya, nanti kamu masuk angin lho!"

KATS! "Nggak usah ikut campur!" Kesal Mika sembari menepis tangan Jihyo.

Jihyo menghembuskan nafasnya, ia berdiri dan mengambil handuk lalu mengelap rambut Mika yang lengket akibat cola. "Kalau tidak tahan kau bisa cerita padaku, atau pada Sehun Oppa!" Mika tetap tidak menjawab apa-apa, namun ia membiarkan Jihyo mengelap rambutnya. Jihyo pergi ke kamar mandi dan memberi air pada handuknya, lalu ia mengelap tangan Mika. "Seperti melihat diriku di masa lalu saja!" Gumam Jihyo. "Itu..lemari kan? Kuambil baju gantimu ya!" Mika tidak menjawab apa-apa, dan membiarkan Jihyo melakukan sesukanya. "Ah, ini imut!" Jihyo mengambil sehelai gaun selutut berwarna biru langit. "Pakai ini ya!" Mika menggeleng, namun Jihyo memaksanya.

I am YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang