"Nggak! Pokoknya nggak!!" Kata wanita berusia 40 tahunan itu dengan lantang, yang biasa dikenal sebagai Jeanne, Ibu dari Mika.
"Ngapain kamu yang ditukar?! Seharusnya anak-anak yang lebih pinter dari kamu aja, kamu? Udah bodoh, sok sok percaya diri lagi! Paling-paling juga nanti kamu yang bakal ditindas dan dipermalukan disana!"
"Cukup Jeanne!" Teriak Oliver, Ayah dari Mika. "Seharusnya kamu bangga Mika bisa terpilih, jarang-jarang adek kamu ngasih dia kesempatan kayak gini!!" Balas Oliver, Mika hanya berdiam diri, menyaksikan pertikaian kedua orangtuanya, lagi dan lagi.
"Apa yang mau dibanggain?? Kebodohan dia? Keburukan dia?!" Mika menggertakkan giginya dan menutup telinganya erat-erat, ia pergi ke kamarnya tanpa mengucapkan apa-apa.
"Heh, anak sialan! Sini kamu, Mama belum selesai ngomong!"
"Udah Jean! Selama ini aku udah cukup sabar hadapin tingkah laku kamu! Dan sekarang....." Mika bersandar di pintu kamarnya, ia lega karena tidak lagi mendengar suara Oliver dan Jeanne.
Air matanya mengalir tak berhenti, "Aku menangis?" Gadis malang itu mengusap wajahnya hingga kesakitan.
Ia memutuskan untuk bertaut di alam mimpinya saja, ia bahkan berdoa agar ia bisa tertidur selamanya.
Jam 20:32 di Korea......
"KALO MAU MATI SEKALIAN AJA MATI, GAK USAH PAKE LAMA!!" Teriak wanita itu sambil mencekik anak laki-lakinya.
Yang dicekik hanya berusaha untuk tetap bernafas.
"NYESEL, NYESEL EOMMA LAHIRIN ANAK KAYAK KAMU! NYESEL EOMMA NGASIH NAMA YANG BAGUS UNTUK KAMU! MATI AJA KAMU!"
"UHUK!" Taehyun mulai terbatuk, nafasnya benar-benar tercekat.
Taehyun mencoba untuk melepaskan cekikan Eomma-nya, namun wanita gila itu makin memperkuat cekikannya.
"APA, MAU MELAWAN?! BENAR-BENAR CARI MATI!" Setelah 9 menit, Eomma Taehyun melepas cekikannya, suatu keuntungan anak laki-laki itu masih bisa hidup.
Tidak puas, ia menjambak rambut Taehyun dan membenturkan kepalanya ke dinding. Kepala serta hidung Taehyun mengeluarkan cairan merah kental, kepalanya benar-benar sakit.
"Eomma....." Bisiknya.
"JANGAN PANGGIL AKU EOMMA, ANAK BRENGSEK!"
DUAK! Eomma Taehyun mengatur nafasnya dan melempar Taehyun begitu saja.
Taehyun tersungkur berlumuran darah, "Eomma...." Panggilnya sekali lagi dengan suara lirih.
"Maaf.....Tae minta maaf....kalau..UHUK! Tae...bukan seperti yang Eomma inginkan....." Taehyun menutup matanya, menahan sakit.
Sedangkan Eomma-nya pergi begitu saja meninggalkan anaknya yang hampir sekarat.
Paginya, Beomgyu terus menatap keluar jendela dengan khawatir.
Taehyun, sahabatnya itu masih belum datang. 10 menit lagi bel akan berbunyi, "Bagaimana ini?" Batin Beomgyu.
Ia mendecakkan lidahnya dan pergi keluar kelas, ia memutuskan untuk menjemput Taehyun di rumahnya, tidak peduli apa resiko yang akan ia terima nanti.
"Beomgyu, mau kemana?" Teriak Huening yang baru dari kantin, di tangannya terdapat 2 KinderJoy, dan ia bersama Yeonjun juga Soobin.
"Aku mau menjemput Taehyun ke rumahnya!" Jawab Beomgyu. "Tunggu, gue ikut!" Ujar Soobin sembari mendekati Beomgyu. "Aku juga mau, Yeonjun Hyung mau ikut?" Tanya Huening. "Boleh!" Jawab Yeonjun.
Beomgyu menggeleng cepat.
"Nggak usah, bentar lagi bel udah berbunyi. Aku gak mau kalian semua kena hukum lagi gara-gara aku!" Soobin menepuk pelan bahu Beomgyu.
"Gyu, lo anggep kita apa?" Tanya Soobin. "Kakak adek ku....."
"Makanya itu, kita sebagai kakak dan adek lo mau membantu lo, Gyu! Masalah lo, masalah Taehyun, itu masalah kita juga!" Beomgyu menahan air matanya.
"Dah lah, yok cepet, nanti Pak Jimin mergokin kita bego!" Kata Yeonjun sambil berlari, dan yang lainnya mengikuti dari belakang.
"Aduh bujang!" Lirih Soobin saat melihat Pak Kai, satpam mereka. "Duh, satpam item itu lagi! Udah make-make nama gue, galak lagi!" Ledek Huening.
"Heh kutil, yang ada lo yang make nama die!" Balas Yeonjun seraya menoyor kening Huening.
"Terus nih ye, gue bingung liat lo! Kadang-kadang ngomong pake aku-kamu, kadang-kadang gue-elo, yeee labil!" Sambung Yeonjun dan Huening hanya menjulurkan lidahnya. "Jadi gimana ini? Taehyun....." Huening, Yeonjun, dan Soobin bertatapan.
"Ahaide! Gue ada ideee!" Kata Soobin.
"Apaan?" Tanya mereka serentak. "Nih, Pak Kai kan rada-rada bloon tuh, alihkan aja perhatiannya kayak biasa! Bilang aja kalo di kantin belakang ada kucing mau ngelahirin, dia kan pecinta kucing tuh, mana tau dia mau bantuin kucingnya bersalin kan? BUAHAHAHA!" Semuanya memasang wajah datar kecuali Soobin yang tertawa keras.
"Eh mangap, iye iye gue serius. Gini gini, si Hening kan pinter akting alias drama nih, kita bikin aja dia pura-pura sakit!" Sambung Soobin.
"Et, sa ae kutu monyet! Sorry not sorry, gue udah tobat maen drama-dramaan ye!" Ujar Huening berlagak.
"Bacot! Pegangin dia woy!" Teriak Soobin. Yeonjun dan Beomgyu buru-buru memegang Huening, dan Soobin tersenyum.
"WOY JA......WAHAHAHA, GELI WOY GELIIII!" Kelemahan Huening adalah gelitikan, jika sudah digelitik, keringatnya akan bercucuran hingga membasahi seluruh tubuhnya. "Hah...hah....udah woy udah!" Teriak Huening.
"Hehehe, gue rasa udah cukup! Yok lah buruan, bilang aja demam tinggi!" Kata Soobin. Mereka bertiga pura-pura membopong Huening, "Et et et, mau kemana?!" Tanya Pak Kai sambil menghadang gerbang.
"Pak tolong Pak, ini si Hening demam tinggi Pak, Bapak gak liat wajahnya udah merah gini, keringetnya udah cucuran gini! Pak izinin kami ke rumah sakit Pak plisss!" Ujar Yeonjun dengan wajah memelas.
Pak Kai pun menyentuh kening Huening dan memang wajah Huening panas.
"Buset, ya udah buruan bawa ke RS sana! Liat aja kalo ketauan bolos!" Ancam Pak Kai. Mereka berempat tersenyum lebar dan seger berlari, namun senyum mereka menghilang saat melihat Taehyun yang sedang berjalan dengan santai menuju sekolah.
"Lah, itu si Hyunik! Jadi usaha kita ini......"-Huening
"SIA-SIAAAAA!!" Taehyun menatap saudara-saudaranya, "Paan sih? Pagi-pagi udah teriak, kalian kira lagi konser apa?" Kesal Taehyun.
"ENAK AJA, LO KIRA KITA BEGINI KARENA....." Teriakan Yeonjun terhenti saat melihat wajah Taehyun yang sembab dan semakin bengkak. "Hyun, muka lo....."
"Gue gak apa-apa, ini cuma jatoh dari tangga!" Kata Taehyun sambil menepis tangan Yeonjun. Beomgyu menangkap tangan Taehyun dan memeriksa kening Taehyun, benar saja dugaannya. Ada benjolan besar di sana, "Apaan sih ah?! Lo kira gue seneng dipegang-pegang gitu?!" Marah Taehyun.
"Hyun please! Gue...gue cuma mau lo jujur sama kita, lo anggep kita kakak dan adek lo kan?!" Seketika hening. Taehyun mendengus kesal dan mengacak-acak rambutnya, "Tolong deh gak usah lebay, sejak awal juga gue gak pernah anggep kalian siapa-siapa!" Beomgyu seperti disambar petir mendengarnya.
"Apa? Lo bilang apa?! Bilang sekali lagi!" Marah Soobin.
"Kalian aja yang terlalu berlebihan, udah gue bilang dari awal gak usah terlalu deket sama gue, salah sendiri!" Soobin yang ingin menampar Taehyun, ditahan oleh Huening.
"Udah Hyung. Biarin aja, mungkin Taehyun butuh waktu sendiri!" Yeonjun menepuk-nepuk bahu Beomgyu yang ingin menangis, Beomgyu terkekeh dan mengusap wajahnya.
"Gak apa-apa gak apa-apa, Taehyun emang gitu kok orangnya" Sangkal Beomgyu. "Ya udah yuk masuk, nanti Pak Jimin marah lagi!" Soobin dan yang lainnya hanya bertatapan dengan bingung.
HAPPY READING ALL^^!
KAMU SEDANG MEMBACA
I am You
Fanfiction"Sampe kapanpun gue gak bakal pernah anggep kalian sahabat gue!" Mika Alice Caroline adalah seorang gadis yang memiliki kehidupan yang hancur. Suatu hari wali kelas mereka, Aletta Rosianne, menunjuknya sebagai murid pertukaran pelajar ke Korea, bers...