"Seenak itu kamu mengatakan kamu habis dari atap?! KEMANA SOPAN SANTUNMU?!" Teriak Park Jimin, Guru vokal kelas 10.
"Maafkan saya" Jawab Mika singkat. "Huh! Untuk kali ini kamu saya maafkan, tapi untuk yang kedua kalinya, tidak akan pernah saya maafkan, mengerti?!" Mika mengangguk pelan dan kembali ke tempat duduknya. "Baiklah, kemarin saya janji kalau saya akan mengetes kalian satu per satu kan? Siapa yang bersedia melakukannya duluan?" Yuna mengangkat tangannya tinggi-tinggi.
"Saya Pak!" Ujarnya dan Jimin mempersilahkan Yuna ke depan.
"Buset, ganteng banget anjir! Bisa lah ini, ohohoho!" Bisik Nayara pada Iva. "Heh sadar umur asu, dia tuh guru lo!" Balas Iva. "Dih sebodo amat, yang namanya cinta tuh nggak mengenal umur!" Iva mencibirkan bibirnya.
"In the name of love...
Name of love...
In the name of love..
Name of love...
In the name of...""Anjay suaranya bagus taik!" Bisik Iva. Kyra dan Fanny menoleh ke arah Nayara dan Iva, seolah mengatakan hal yang sama. Semua kelas bertepuk tangan dan bersiul. "Suara Yuna memang suara emas, bener-bener cocok deh sama Huening Kai!" Teriak Queena yang duduk di depan Nayara dan Iva. Wajah Yuna langsung bersemburat merah.
"Huening.....hah?" Tanya Nayara.
"Huening Kai! Dia salah satu anggota Geng TxT!" Jawab Queena. "TxT? Itu apalagi anjir? Kayak nama-nama boyband Korea ae!" Kata Iva, Queena menggeleng. "Itu tuh semacam geng gitu, kayak si ITZY! Geng-nya itu Huening Kai, Choi Soobin, Choi Yeonjun, Choi Beomgyu, sama Kang Taehyun!" Iva dan Nayara ber-oh ria. "Heh, yang duduk di belakang Queen, maju ke depan!" Pinta Jimin tiba-tiba. Kedua anak berkacamata itu kaget dan salah tingkah. "Yang mana Pak? Saya atau dia?" Tanya Iva sambil menunjuk Nayara dan dirinya. "Sebelahnya kamu!"
"Mampus gue!" Lirih Nayara. "Udah sana maju lo, daripada nanti kena hukuman, makin malu!" Kata Iva sambil mendorong Nayara
Nayara kesal dan menghentakkan kakinya, ia berdiri di depan dengan tangan yang ditaruh ke belakang. Mika mengisyaratkan agar Nayara menyanyikan lagu yang pernah ia nyanyikan saat di pelajaran Pak Wilson, Nayara mengangguk-angguk dan menghembuskan nafasnya.
"Yeah you can be the greatest, you can be the best....you can be the kingkong banging on your chest..." Nayara langsung menutup mulutnya karna suaranya melengking. Semua anak-anak langsung menertawakan Nayara dan anak itu menunduk malu. "Hei hei, tolong di...."
"Nggak usah merasa paling sempurna ya! Kalian pikir diri kalian udah bagus sampe kalian bisa ketawain orang?!" Mika berdiri dan memotong kata-kata Jimin. Jimin serta anak-anak lain langsung terdiam, tidak ada yang mengucapkan apa-apa. Mika pergi ke depan dan menarik Nayara keluar kelas.
"Nggak usah cengeng, gitu aja nangis!" Marah Mika, namun ia terus menggenggam tangan Nayara. Ia membawa Nayara ke kamar mandi. "Nggak usah nangis! Itu wajar kalo kita lagi gugup, dah, hapus air mata lo, cepat!" Nayara mengangguk dan membasuh wajahnya.
'Goblok, ngapain gue hibur dia coba??' Batin Mika dalam hati. Cita menghela nafas dan kembali memakai kacamatanya. "Yok ke kelas!" Ajak Nayara sambil menggenggam tangan Mika namun gadis itu menepisnya. "Jangan mentang-mentang gue baik dikit lo jadi seenaknya!" Kata Mika pelan. Nayara salah tingkah dan menunduk, keduanya berjalan dalam diam, hawa yang dingin membuat koridor terasa menyeramkan. Nayara menarik ujung seragam Mika sedikit, jantungnya berdegup-degup seakan-akan ia sedang ada di film horror. "Ck, apaan sih?!" Kesal Mika yang menyadari Nayara menarik ujung seragamnya.
"Gu-gue takut..." Bisik Nayara, Mika memutar bola matanya dengan malas, dan Nayara lega karena mereka sudah sampai di kelas. Namun, suasana kelas agak aneh. Semua murid menunduk, termasuk Jimin, kedua gadis itu melihat Kyra, Iva, dan Fanny kebingungan. "Mereka lagi ngapain anjir?" Bisik Nayara yang sudah kembali dari duduknya. "Gue juga nggak tau taik, tau-tau si Pak Jimin-Jimin itu nyuruh semuanya tutup mata terus nunduk, gue sama yang laen mana ngerti ini untuk apa!" Cerita Iva dengan berbisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am You
Fanfiction"Sampe kapanpun gue gak bakal pernah anggep kalian sahabat gue!" Mika Alice Caroline adalah seorang gadis yang memiliki kehidupan yang hancur. Suatu hari wali kelas mereka, Aletta Rosianne, menunjuknya sebagai murid pertukaran pelajar ke Korea, bers...