Kedua anak itu berjalan dalam diam, tidak ada satupun yang membuka pembicaraan, hingga akhirnya Sanha mengangkat suaranya.
"Ah, sini Mika!" Ajak Sanha sambil menarik tangan Mika.
"Ck ahhh apaan sih?!" Kesal gadis itu."Hehe, bentar. Eomoni, es krim vanilla-nya dua ya!" Pesan Sanha. Wanita yang sudah tampak tua itu segera menyiapkan pesanan Sanha, "Ini dia, nak!" Sanha mengambilnya dan membayar es krim itu.
"Gomawo Eomoni!" Wanita itu tersenyum"Pacarmu cantik sekali!" Mata kedua anak itu membulat.
"Aku bukan pacarnya!"
"Dia bukan pacarku!" Sangkal keduanya bersamaan."Ahahaha, masih malu-malu ya, kalau udah bertahun-tahun pasti nggak bakal malu lagi!" Goda wanita itu.
Mika mendengus dan meninggalkan Sanha, "Eh eh Miii, dia kan cuma bercanda! Masa langsung dimasukkin ke hati sih?" Sanha mengajak Mika duduk di bangku taman dan memberi Mika es krim yang tadi ia beli.
"Nih, makan dulu es krimnya, nanti keburu cair" Kata Sanha.
Lagi-lagi hening, tidak ada yang berbicara. Sanha menatap Mika dan tak sengaja melihat krim es krim yang menempel di bibir Mika.
"Eh Mi, itu ada......" Sanha spontan menghapus krim itu dengan jari jempolnya. "Ah ma-maaf! Itu tadi ada krim yang nempel makanya kubersihin! Aku nggak bermaksud apa-apa kok!" Mika tetap diam sambil mengusap bibirnya.
Ia menghembuskan nafas dan menatap Sanha."Hei" Panggil Mika.
"Hm? Kenapa?" Ucap Sanha.
"Itu..aku mau minta tolong, bisakah kau antarkan aku ke suatu tempat?" Tanya Mika. "Oh boleh saja! Ayo pergi" Mika mengangguk, dan ia memberitahu Sanha jalan mana yang akan mereka tuju.
15 menit kemudian........
"Rumah? Rumah siapa ini?" Tanya Sanha saat sampai, namun Mika tidak menjawabnya.
"Kau tunggulah disana! Nanti aku akan menyusulmu kalau sudah selesai" Pinta Mika, Sanha tidak berkata-kata apa-apa dan menuruti perintah Mika.
'Huft....kuharap tidak ada yang terjadi!' Batin Mika. Ia menaikkan tangannya dan mengetuk pintu.
TOK TOK TOK! "JISUNGGG!!" Teriak Mika.
Si empunya suara yang berada di dalam kamar itu langsung terbangun, ia berlari dengan cepat dan langsung membuka pintunya."MA-MALAIKATTT!!" Teriaknya senang, ia spontan memeluk Mika.
"Kenapa kamu pake lengan panjang?" Ujar Mika heran.
"A-ah....i-i-itu...s....s-saya sedang sa-sa-sa-sakit" Jawab Jisung berbohong.
Mika tidak percaya dan menggulung lengan Jisung ke atas, benar saja dugaannya.
Semua lengan Jisung dipenuhi oleh sayatan rotan, gadis itu hampir menjerit namun berhasil ia tahan.
"Ergh.....Apa Mama-mu ada di rumah?" Jisung menggeleng."Kalau begitu ayo kita pergi!" Paksa Mika sambil menarik tangan Jisung.
"Tu-tu-tunggu dulu! Sa-saya takut ke-ke-kena marah Ny-Nyonya!" Mika menggertakkan giginya, "Nggak usah takut! Aku bakal urus semuanya!" Kata Mika.
Mika menarik tangan Jisung dan mendekati Sanha.
"Hah? Siapa anak ini?" Tanya Sanha.
"Ceritanya panjang. Tapi, bisakah kau membawanya ke asramaku? Aku jalan kaki saja dari sini!" Ujar Mika.
"Yah boleh sih, tapi apa nggak apa? Nanti kamu capek lho" Kata Sanha.
"Aku udah biasa bukan jalan habis pulang sekolah! Nggak usah basa-basi lagi, cepat pergi!" Sanha mengangguk dan menyuruh Jisung untuk naik ke motornya.
"Hati-hatilah, kalau ada apa-apa telepon aku!" Pinta Sanha, Mika mengangguk dan mereka pun berpisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am You
Fanfic"Sampe kapanpun gue gak bakal pernah anggep kalian sahabat gue!" Mika Alice Caroline adalah seorang gadis yang memiliki kehidupan yang hancur. Suatu hari wali kelas mereka, Aletta Rosianne, menunjuknya sebagai murid pertukaran pelajar ke Korea, bers...