10 : SADAR!

137 8 0
                                    

Suara itu tidak asing bagi Alin dan Galang, ternyata dia Ryan.

"Kok lu baru pulang?" tanya Ryan pada Alin yang berada persis di depan Galang.

"Tadi di hukum kak." ujar Alin seraya menatap mata hitam Ryan.

"Ohh. Pulang sama siapa?" tanya Ryan dengan sorot mata curiga.

"Samaa..-"

"Gue." sela Galang membuat Ryan mengernyitkan dahinya.

"Oh, yaudah yuk Lin, masuk." ujar Ryan sambil menarik tangan Alin.

"Duluan ya Lang." ucap Alin dengan tangan yang di tarik oleh Ryan. Meninggalkan cowok yang akhir-akhir ini berubah menjadi sosok yang dingin.

Galang hanya diam di tempat dia berdiri. Menatap punggung Alin yang lama-lama menghilang. Lalu Galang memakai helm nya. Dan langsung menancap gas nya.

•••

"Besok-besok jangan pulang sama Galang lagi!" titah Ryan kepada Alin.

"Loh kenapa?" tanya Alin sedikit membantah.

"Pokoknya jangan. Denger gue Lin kalo lu gak mau kenapa-kenapa." ujar cowok posesif itu kepada Alin.

"Tapi kak Galang orang yang baik kok. Aku yakin itu. Kak Galang gak pernah sedikit pun macem-macem ke aku." ujar Alin, membalikkan semua omongan Ryan.

"POKOKNYA JANGAN!" pekik Ryan membuat Alin tersentak. "Aku mau pulang. Salamin ke bang Fathur." ujarnya lalu keluar seraya menutup pintu rumah Alin.

"Gajelas banget tuh orang" cibir Alin yang moodnya kini menghilang karena bertemu dengan sesosok cowok posesif kayak Ryan.

•••

Alin sedang berjalan di koridor sekolah. Saat sedang berjalan tiba-tiba saja ada seseorang cewek yang merangkulnya.

"Hai Alin!" sapa Qila.

"Ihhh, Qila bikin kaget aja." ujar Alin sambil mengelus-ngelus dada nya layaknya orang kaget. "Kemana lu kemaren?" tanya Alin sambil mengembungkan pipinya.

"Sakit." ujar Qila cengengesan. "Ada apaan emangnya?".

"Kemaren gue dihukum sama pak Fahriz. Di suruh berdiri di depan tiang bendera sampe pulang sekolah karena gue telat." ujar Alin menjelaskan apa saja yang terjadi kemarin saat Qila tidak masuk sekolah.

"Iyaaa? Serius lu? Ohmaygot. Sendirian?" tanya Qila kaget.

"Mmmm.." gumam Alin membuat Qila semakin penasaran. "Enggak sendiri sih. Berdua." ujar Alin.

"Sama siapa?" sorot mata Qila kian menajam disertai muka memojokkan.

"Sama kak Galang." Alin akhirnya memberi tahu siapa yang menemaninya di tengah-tengah lapangan yang terik.

"Wahgelaseh, serius berduaan?" tanya Qila meyakinkan.

Alin hanya mengangguk kecil. "Udah gitu tangan gue diiket nyatu sama tangan dia. Udah gitu gua ngalungin kardus yang ada bacaan ' kami ketahuan pacaran di kantin! ' nya lagi." keluh Alin akan kejadian kemarin.

"Gue ngebayangin muka lo sih," ujar Qila sambil menahan tawa. "Tapi lo nyesel gak dihukum kaya gitu sama pak Fahriz?" tanya Qila meledek.

GALANG [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang