23 : Jadi bintang untuk Alin.

118 6 0
                                    

Alin mengambil kompresan dari bawah, lalu mengompres dahi Galang. Galang menghembuskan nafasnya kasar, sepertinya Galang masih kedinginan.

"Bentar ya Lang. Gue telfon tante Caca dulu." ucap Alin lalu berdiri dari duduknya. Belum melangkah, tangan Alin langsung di cegah oleh tangan Galang yang dingin.

"Jangan tinggalin gue. Gue butuh lu."

•••

Keruk!! Kerukk!! Keruk!!

Kerukan demi kerukan tergores di punggung Galang, menciptakan sebuah tato berbentuk tulang ikan yang merah. Setengah jam berlalu, Alin masih ngerokin Galang dengan mata menyipit karena takut matanya ternodai. Dan akhirnya Galang menutup setengah baju belakangnya yang tadi terbuka.

"Thanks Lin." ucapnya pelan lalu menidurkan lagi tubuhnya.

"Udah enakan?" tanya Alin sambil menempelkan punggung tangannya ke dahi Galang.

Galang mengangguk pelan sambil memejamkan matanya sebagai jawaban.

Alin kembali mengambil handuk di ember kecil yang disertai air hangat. Handuk itu ditaruh lagi di dahi Galang, semata-mata untuk menurunkan panasnya. Alin menarik selimut yang Galang pakai hingga bawah dagunya.

"Istirahat ya!" bisik Alin.

Tidak memerlukan waktu yang lama, dalam beberapa menit saja, Galang sudah terlelap di dalam tidurnya.

Lalu Alin melihat sekeliling kamar Galang yang bertema monokrom, banyak tempelan poster Naruto, beserta action figurenya. Mata Alin terpaku di sebuah Mading. Terdapat banyak benang merah yang tersangkut pada sebuah paku berwarna-warni dan menuju ke suatu titik.

List Yang Belum Tercapai.
1. Punya mobil Transformers.
2. Bisa ke bulan.
3. Temenan sama Naruto.
4. Punya mata Sharingan

Sebenarnya kertas itu hanya sampai nomor empat saja, namun ada tambahan kertas yang di tempel di bawah nomor empat.

5. Jadi bintang untuk Alin.

Sruttt!

Bulu kuduk Alin berdiri. Alin kaget setelah membaca itu, 'jadi Galang benar-benar suka sama gue.' batin Alin.

Alin langsung mengalihkan pandangannya pada Galang yang mengerutkan dahinya sambil terpejam, Alin mengerti apa yang dirasakan oleh Galang.

Lalu Alin melangkah ke arah Galang, dan duduk di samping Galang. Alin mengambil kompresan yang berada di dahi Galang.

"Abis ini makan ya, Lang. Gue bikinin bubur dulu." baru satu langkah Alin beranjak, lagi-lagi Galang mencekalnya.

"Gue gak mau makan." ucap Galang pelan.

"Lu harus makan, Lang. Lu mau sakit terus?" ujar Alin dengan nada bawelnya.

"Gak nafsu Lin." ucap lagi Galang.

"Yaudah, kalo lu gak mau makan. Gue pulang aja." ucap Alin seraya mengambil tasnya.

GALANG [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang