25 : 11 tahun.

86 5 0
                                    

"Ihhh nangis, cengeng! Becanda doang, Lang." ucap Alin sambil menghapus air mata Galang.

Bughhh!

Satu pelukan mendarat di tubuh Alin, kini tidak terhalang selimut. Pelukan itu benar-benar erat. Melebihi pelukan sebelumya.

"Gue takut banget tadi!" ucap Galang pelan.

Galang.
Apakah ini yang rasanya benar-benar takut kehilangan? Melihat Alin terpejam sebentar karena ulah gue sendiri aja, panik banget. Padahal gue sendiri yang ngelakuin.

Alin.
Apakah ini yang namanya takut kehilangan? Pertama kali gue merasakan ada yang takut kehilangan gue . Setulus itukah rasa Galang ke gue?

•••

"Assalamu'alaikum. Bang Alang!!" pekik Rahma yang baru pulang.

Karena tidak menemukan sosok abangnya, Rahma langsung lari ke atas, menghampiri kamar saudaranya.

"Ama! Jangan di ganggu abangnya." kata Caca yang sibuk membawa barang bawaan milik Raja. "Yah, mau kopi?".

" Boleh deh, bun. Jangan terlalu manis ya!" jawab Raja seraya duduk di sofa.

Saat Rahma sampai di kamar Galang, terdapat sosok Galang yang tertidur pulas di atas kasurnya, dan Alin yang tertidur di bibir tempat tidur.

Rahma mendekat ke mereka berdua. Dan tidak sengaja menyenggol bahu Alin.

"Eh, Ama. Baru pulang?"

"Ehhhh, iya kak. Maaf yang jadi ngebangunin." ucap Rahma.

"Bunda di bawah?" tanya Alin seraya berdiri dari kursinya.

"Iya. Eh kak, banga Alang kenapa?" tanya Rahma cemas.

"Sakit dia, demam." jawab Alin seraya menarik kembali selimut Galang ke bawah dagunya.

"Beneran kak? Aduhhh, harusnya aku gak ikut sama bunda kemarin. Bang Alang sakit gak ada yang ngurusin kan. Untung ada kak Alin, makasih ya kak." kata Rahma penuh penyesalan.

"Ehh, ada Alin." kata Caca yang tiba-tiba masuk ke kamar Galang.

"Iya bunda." Jawab Alin seraya mencium punggung tangan Caca.

"Loh, Galang kenapa? Tumben jam segini udah tidur. Biasanya begadang dia." tanya Caca yang melangkah mendekati Galang.

"Dia demam bunda. Karena ujan-ujanan nganterin Alin. Maaf ya bunda, gak kasih tau bunda. Soalnya, Galang bilang gak usah." ujar Alin penuh sesal, wajahnya tertunduk menghadap lantai.

"Ya ampun, enggak apa-apa Alin. Udah biasa Galang mah, ujan-ujanan. Kamu dari kapan di sini?"

"Kemarin bunda."

"Sekolah?"

"Enggak bunda, Alin ngerawat Galang di sini."

"Ya ampun kenapa kamu gak sekolah Alin? Nanti nilai kamu gimana? Di absen, kamu pasti bolos." ujar Caca yang tidak enak, karena Alin bolos karena putranya.

"Bunda, berisik. Ngebangunin bang Alang kan tuh." ujar Rahma seraya mengusap-usap paha Galang.

"Kenapa sih bun?" tanya Galang yang sedang mengubah posisinya menjadi duduk.

GALANG [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang