29 : ini PDKT?

85 8 0
                                    

Lalu Alin sampai di ambang pintu kelasnya, dan dapat sambutan R.I.P telinga dari Qila.

"Alinnnnnnn!" pekik Qila seraya menghampiri Alin.

Lalu Qila bingung dengan kondisi sahabatnya yang satu ini. "U okay?" tanya Qila.

Alin tidak menjawab sampai tempat duduknya. Lalu Alin menaruh tasnya di atas meja, dan ia pun duduk di tempatnya.

"Qil, gue bakalan jadi seorang ibu!" ujarnya dengan tatapan kosong.

"Hahhh?" pekik Qila kaget. "Lu HAMIL?"

"Ehhh, enggak. Maksud gue anu qil!" bantah Alin dari lamunannya.

"Apa?"

"Lupain!"

"Huhhh, gak seru."

•••

Semua murid sedang menyantap jajanan kesukaannya di kantin, termasuk Alin dan Qila yang sedang menyantap siomay di meja kantin.

Tiba-tiba suara speaker seantero sekolah menyala.

"Hello, sobat PelSa. Balik lagi dengan aku Rhaka' dannn..."

"Asyaa" sambung Asya.

"Diii BeritaBeriTau" kompak keduanya memekikkan suara speaker di penjuru sekolah.

"Asya mau ngasih tau nih, atas perintah kepala sekolah, yang namanya Asya sebut tolong segera ke kantor ya.

1. Hifdzi
2. Kemal
3. Yutaa
4. Galang
5. Fariz
6. Hans
7. Ryan
8. Jamal
9. Gifar
10. Haikal
11. Barry
12. Rizal. "

"Ya sekali lagi yang namanya di sebutkan, mohon segera ke kantor ya." sambung Rhaka' dengan miknya.

"Udah itu aja yang mau kita sampaikan," ucap Asya dari sana.

"Selamat siang." ucap mereka berdua kompak.

"Ada apa tuh, Lin? Gue denger ada nama Galang." ujar Qila seraya melahap siomaynya.

"Gak tau deh, kenapa ya??" tanya balik Alin kepada Qila.

Tiba-tiba satu kantin berbisik-bisik dengan segala argumen mereka yang ngawur. Dari yang bilang karena tawuran sampai bolos. Tentu saja pembicaraan itu, membuat Alin sedikit menjadi resah. Karena terdapat nama Galang juga di sana, Alin tak habis-habis memikirkan Galang seraya memakan siomaynya.

Lalu selesai makan, Alin menunggu di depan kelas Galang. Menunggunya kembali. Hingga istirahat ingin selesai Galang tak kunjung kembali. Banyak pikiran negatif yang sampai di kepala Alin, entah itu apa yang dikatakan murid lain di kantin dan juga yang macam-macam.

Duh, itu semua berhasil memenuhi kepala Alin. Qila yang tadinya bersama Alin, sekarang sudah kembali ke kelas karena bete nungguin yang gak pasti.

Sampai akhirnya lamunan Alin di pecahkan dengan suara langkah kaki. Mata Alin kini bertemu dengan Galang.

"Kenapa?" tanya Alin.

"Tawuran." jawab Galang cepat.

"Serius!" tanya lagi Alin menegaskan.

"Duarius." balas Galang kini disertai tawa.

"Dugong!"

"Engga, itu ada turnamen bola. Sekolah kita di daftarin ke turnamen bola sama kepala sekolah, nah aku di panggil karena diikutin lomba." jelas Galang seraya memberi senyumnya ke Alin.

GALANG [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang