5 : NightDate.

152 7 0
                                    

"Masih jauh kak?" Tanya Alin seraya mengedipkan matanya berulang-ulang, lalu mengusapnya, ternyata Alin mulai merasa ngantuk.

"Lumayan," Ujar Galang yang fokus membawa motornya, "kalo ngantuk tidur aja Lin, pegangan tapi," ucap Galang, membuat Alin cukup kebingungan.

"Pegangan apa kak?" tanya Alin yang benar-benar tidak tau apa yang harus ia pegang.

Galang tersenyum kecil mendengar kepolosan gadis pemotret ini, "tutup mata lu Lin, terus taro tangan lu di atas paha lu" Ujar Galang.

Tanpa membalas ucapan spesies langka itu, Alin mengikuti instruksi dari Galang. Lalu Galang mengambil tangan kiri Alin, menggunakan tangan kirinya dan meletakkannya di perut Galang. Alin hanya terbelalak. "Ikutin caranya pake tangan kanan Lin" ucap Galang, yang membuat Alin shy shy cat, lalu Alin mengulur tangannya ke depan lalu membekap perut Galang menggunakan lengannya.

"Jangan kenceng-kenceng juga, santay gw gaakan pergi," Ujar Galang, lalu membuat Alin tersenyum salting.

Alin merasakan sesuatu yang beda dari Galang. Galang sangat berbeda dengan Daniel, mantan pacarnya Alin waktu di SMA dia yang dulu. Daniel cenderung lebih posesif dan jarang membuat Alin merasakan sebuah kasih sayang, Alin mengakui bahwa Daniel memang baik, tapi sejak kejadian waktu itu, semua pandangan Alin yang tadinya baik ke Daniel, berubah 180 derajat.

•••

Sembari berjalan Alin mulai mengeratkan pelukannya, tidak terasa 15 menit menikmati pelukannya berakhir saat Galang bilang bahwa mereka sudah sampai. Saat Alin ingin turun, celananya tersangkut di FootStep dan Gadis pemotret itu pun terjatuh dari motor Galang yang sama seperti motor Dilan.

"Aduhhhh, sakittt" Ujarnya Gadis itu menyipitkan matanya seraya kesakitan sambil membersihkan celananya yang terkena debu.

Suara jatuhnya Alin membuat spesies langka itu menoleh ke arahnya. "Lu kenapaaa?" Ucap Galang sambil tertawa-tawa kecil, membuat gadis pemotret itu terdiam, karena melihat sosok spesies langka itu tertawa kecil sambil menujukan lesung pipit nya yang dalam.

"Engg-engg-ga, engga papa kak." Jawabnya gugup, lalu pria yang memasukkan bajunya itu melangkah seraya mendekatkan dirinya ke Alin.

"Bisa diri?" Tanya Galang menjongkok ke hadapan Alin.

"Bi-biss-bisaa, bisaa kok bisa" Jawabannya sambil membuang tatapannya.

Galang membalikkan badannya, sekarang hanya terlihat punggung seorang Galang sambil jongkok."ayoo." Ujar Galang.

"Ngapain kak?" Tanya balik Alin kebingungan.

"Naikk,"

"Kemana?"

"Punggung gw."

"Kakak mau gendong aku?"

Tanpa jawaban spesies langka itu menarik kedua tangan Alin dari belakang, lalu menarik keduanya ke leher-nya.

"Ehhh-ehhh-ehhh." Ucap Alin. Alin hanya bisa diam, bahwa yang terjadi adalah, dia di gendong kakak kelas yang gosipnya gasuka cewe, sekejap saja pipi Alin memerah. Galang menggendong Alin sampai bangku di tempat nasgor pinggir jalan itu.

"Makasih kak." Ujarnya Alin sambil merapikan rambutnya.

Galang hanya membalasnya dengan senyum di sertai lesung pipitnya, tanpa satu patah kata pun. "Mangg," Sapa Galang ke tukang nasgor itu.

"Ehhh, A, Alang. Mesen naon A? Biasa?" Ujarnya tukang nasgor itu.

"Yomskruu Mang. Cepet ya mang, GPL, soalnya pacar A'a udah kelaperan." Ucapnya sambil senyum ke arah Alin.

GALANG [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang