38 : pergi.

85 6 0
                                    

"Ayo, kita lari Lin!" ucap Galang menarik tangan Alin.

Galang memaksa kakinya untuk berlari demi menyelamatkan Alin. Galang berlari sambil memegangi perutnya yang masih mengeluarkan darah. Darah bercucuran dari luka tusukan di perut dan kaki Galang.

"Alinnnnn!" teriak Daniel seraya mengeluarkan sebuah pistol dari saku belakang.

Dhuaarrr!!!!!

Peluru itu mengerah ke Alin, namun dengan cekatan Galang melompat membelakangi Alin.

Dan akhirnya, satu peluru tajam berhasil menembus perut belakang Galang.

"Aaaaggghhh!" teriak Galang di sertai cairan merah kental yang keluar dari mulutnya.

"GALANGGG!!!" teriak Alin histeris.

Galang terkapar lemas, darah tak habis-habisnya keluar dari mulut dan juga luka yang dia terima. Terutama di luka tembaknya.

"Galang tahan, Lang!" Alin benar-benar kacau kala itu.

"Menyingkir lu, dari laki-laki itu!" titah Daniel menodong Alin dengan pistol.

"Dasar Gila! Bajingan!" ketus Alin memaki Daniel yang sudah tidak punya akal sehat.

"Hahahaha!" Daniel menyeret Galang yang sudah berlumuran darah, lalu memaksa Galang untuk duduk di kursi tadi.

Lalu Daniel mengambil balok besar, lalu menghantam kepala Galang sekuat mungkin.

"GALANG!" teriak Alin seraya memegang kepalanya yang terasa berat.

Galang terjatuh dari kursi, dia sudah benar-benar tidak sadarkan diri. Daniel mengokang pistolnya lagi dan mengarahkan ke kepala Galang.

"Say goodbye to Alin!" kata Daniel pelan.

"DANIELLL!!!!"

Tiba-tiba pintu rooftop terdobrak, muncul beberapa polisi memegang pistol. Lalu mengepung seorang Daniel.

"Jangan bergerak! Anda telah terkepung!" ucap polisi seraya mengarahkan pistolnya ke Daniel.

"Gue gak takut mati! Ngerti lu!" ujar Daniel sambil menunjuk ke salah satu polisi!

Dhuarrr!!

Satu peluru tajam, menembus bahu Daniel. Membuat tangannya melemas dan melepaskan pistol yang ia pegang.

Polisi langsung sigap, menangkap psikopat itu. Polisi langsung memborgol Daniel dan membawanya turun.

"Galang!!!" Alin berlari menghampiri Galang yang tak sadarkan diri. "Galang, bangun Lang! Galang, gue butuh Lo!" kata Alin histeris. Alin tak habis-habisnya mengeluarkan air mata. Menangisi orang yang ia sayang kini sedang dalam keadaan sekarat.

"Lin." ucap Galang pelan.

"Galang! Galang! Jangan pergi Lang! Gue butuh lo." ujar Alin terisak tangis.

"Gue punya permintaan terakhir." ucapnya pelan.

"Galang!"

"Gue.. Mau.. Lu!" ujarnya perlahan lalu benar-benar memejamkan mata.

"GALANG!" teriak Alin seraya memeluk Galang erat.

Datang Rhaka', Regan, Saka, Ryan dan Wati. Wati berlari menghampiri kekasihnya, Wati menangis sejadi-jadinya. Orang yang beberapa jam yang lalu masih bisa bercanda, kini sudah terkapar tak berdaya.

Alin melepas pelukannya, dia sadar bukan hanya dia yang mencintai Galang. Galang punya pasangan, mungkin Wati merasakan hal yang sama jika masalahnya adalah kehilangan orang yang disayang.

GALANG [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang