14 : ayah.

113 6 0
                                    

"Ya gue bakalan jauhin dia. Tapi lu sadar gak apa yang bikin dia lebih sering mikirin orang lain daripada lu?" tanya Galang dengan tatapan seriusnya.

Ryan diam tidak ingin menjawab, hanya ingin menunggu lanjutan ucapan Galang.

"Sikap lo!" ujar Galang seraya menunjuk ke arah Ryan. "Posesif!" lanjutnya.

Ryan benar-benar terbungkam dengan kata-kata Galang. Ryan langsung membuang tatapannya. Memikirkan apa yang Galang ucapkan tadi. Kata-kata itu selalu terngiang di pikiran Ryan.

•••

Alin terbangun dari tidurnya, penglihatannya yang belum kunjung jelas membuat Alin mengucak-ngucak matanya, agar penglihatannya kembali normal.

Saat penglihatan itu telah normal, dia melihat seorang cowok berbaju rumah sakit yang terselimuti selimut putih itu sedang tertidur pulas di hadapannya.

Jantung Alin berdegub kencang, melihat wajah Galang yang sangat lucu saat tidur. Alin berdiri dari bangkunya, lalu menarik selimut itu lebih tinggi sampai di bawah dagu Galang, menutupi seperempat tubuhnya. Kini Alin hanya melihat wajah Galang yang sangat lucu. Tanpa Alin sadari ujung bibir Alin tertarik, Alin menciptakan senyum indahnya di hadapan Galang.

"Lu gak pernah senyum setulus itu di depan gue Lin." ucap Ryan yang sedaritadi melihat Alin yang begitu perhatian kepada Galang.

Alin sontak kaget, ia lupa jika Ryan ada di dalam ruangan ini juga. Alin membalikkan tubuhnya perlahan, mencoba memberanikan diri untuk melihat wajah Ryan.

"Lu suka ya sama Galang?" tanya Ryan yang mempalingkan pandangannya ke langit-langit ruangan.

"E-eng-engga." jawab Alin gugup.

"Mulut lu bisa bohong Lin. Tapi mata lu enggak." ujar Ryan yang kini menatap mata Alin dengan penuh rasa cemburu.

"Kak, aku nyaman banget ada di samping kakak. Tapi gatau kenapa aku gabisa jatuh cinta sama kakak." ucap Alin seraya melangkah mendekat kepada Ryan.

"Lin gue cinta sama lu. Gue sayang sama lu. Gue cemburu liat lu deket sama Galang. Tapi gue sadar sekarang, apa lu begini karena gue terlalu posesif ke elu?" tanya Ryan serius. Ryan tak melepas tatapannya kepada Alin. "Jawab Lin!" ujar Ryan.

"Gue takut kak sama lu. Lu itu sama kaya Daniel. Mantan gue. Dia posesif banget bahkan dia ngelarang gue buat ngobrol sama cowok selain dia. Gue udah cukup kesiksa satu tahun sama dia kak." ucap Alin terang-terangan.

Ryan kaget mendengar cerita Alin, dia langsung mengubah posisinya menjadi  duduk. Ryan tidak menyangka bahwa Alin sampai takut dengan dirinya.

"Maafin gue Lin. Gue gak bermaksud buat nyakitin lu. Tapi gue cuman gamau lu di sakitin siapa-siapa. Tapi malah sebaliknya, malah gue yang nyakitin lu."

Alin melihat mata Ryan, tatapannya kini berbeda. Terlihat sekali tatapan penuh penyesalan sekarang mempenuhi mata Ryan.

Tiba-tiba saja Ryan merasa sakit di bagian kepala. Ryan langsung memegang bagian kepala yang sakit itu.

"Eh kak-kak-kak, gue panggil dokter ya." ucap Alin seraya melangkah ke arah pintu.

Tapi dengan cepat Ryan menahan tangan Alin. Alin terhenti dan membalikkan tubuhnya ke arah Ryan.

GALANG [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang