Satu hari sebelum tahun baru. Galang sudah jarang berbicara dengan Alin, walau kadang suka menegur Alin seperti menghiraukan sesosok Galang.
Galang lebih banyak melamun setelah kejadian itu. Waktu itu di Warkop kang Otoy, setelah pulang sekolah.
Galang sedang melamun seraya memainkan secangkir kopinya.
"Oiii, bengong aje lu." ujar Ryan yang baru datang.
"Ganggu aja lu!" gumam Galang lalu meneguk secangkir kopinya.
"Nih." kata Ryan sambil menyodorkan sebatang rokok. Tetapi Ryan malah di balas dengan tatapan sinis Galang. "Udah gak sama Alin kan? Kata orang, rokok bisa ngilangin stres." ujar Ryan.
"Bilangin, sotoy tuh dia." ucapnya seraya mengambil rokoknya.
"Sotoy-sotoy di ambil juga."
Hari itu Galang menghabiskan berbatang-batang rokok, Galang sempat berhenti merokok saat dia dibuat jatuh cinta oleh Alin. Alasanya karena dia tak ingin Alin marah kepadanya. Cukup simpel.
Kini Galang sedang duduk termenung di sofa. Pikiran Galang penuh dengan perempuan itu. Galang merasakan cemas yang sangat tinggi.
"Heh. Ngelamun aja." ujar Caca tiba-tiba.
"Ehh, bunda. Kaget abang." kata Galang yang sadar dari lamunannya.
"Alin???" tanya Caca seraya mengelus rambut putranya.
Galang hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Udahhh ah. Gak usah di pikirin yang udah lewat mah. Alin juga pasti punya alasan mutusin kamu." kata Caca berusaha menenangkan putranya itu.
"Iya, itu karena Galang. Seandainya waktu itu Galang gak jalan sama Wati."
"Ehhhh, udah ah. Kamu pasti nemuin yang lebih baik." ujar Caca memberikan semangat.
"Iya bunda."
"Udah ya bunda mau masak."
•••
"Lang, ntar malem dateng ya. Tahun baruan di rumah gue." ujar Shaka di dalam telpon.
"Okeh."
Galang harus bisa move on dari Alin, bagaimanapun juga Galang tidak bisa memaksakan kehendak kalau dia sudah tidak bersama Alin lagi.
Galang benar-benar sangat kosong saat sudah putus dengan Alin. Berita itu sudah tersebar ke kelas-kelas lain. Banyak adik kelas dan kelas lain yang mencoba mendekati Galang. Namun apalah daya usaha mereka, kalau hati Galang hanya untuk Alin.
Sore ini Galang sudah rapih dengan setelannya. Baju hitam polos, almet hijau, dan sepatu converse biasa. Galang berniat untuk menjemput Wati di rumahnya. Ternyata rumah barunya tidak jauh dari rumah Galang.
Sore itu dia menemani Wati untuk membeli buku di Gramedia. Pagi tadi Wati sudah menghubungi Galang untuk minta mengantar serta menemaninya beli buku di toko buku Gramedia. Karena Wati masih baru, dia kurang tau tempat toko buku yang bagus.
Saat sampai di Gramedia, Wati cukup lama untuk memilih buku yang bagus saat itu. Karena banyak sekali buku-buku bagus di sana.
"Lang bagusan ini atau yang ini ya?" tanya Wati seraya menunjukkan dua buku yang di bandinginya.
"Dua-duanya bagus."
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANG [COMPLETED]
Novela JuvenilGalang, si manusia teraneh di dunia. Galang adalah cowo Aneh yang di juluki ' gasuka cewe ' karena dari awal masuk SMA sampe kelas 3 gada satu cewe yang dia taksir sama sekali, Galang sering di kejar cewe - cewe tapi ga sedikit orang yang berhenti d...