Galang mendapatkan tepuk tangan meriah dari penonton. Galang memtusukan untuk istirahat di belakang panggung. Meminum sebotol air mineral seraya memejamkan matanya sambil memijat pelipisnya yang pusing. Galang memang belum makan dari pagi, jadi, wajar saja apabila dia kurang Fit atau semacamnya.
Alin kini duduk di sebuah kursi dekat pintu keluar Aula Sekolah. Duduk seraya menatap lantai, Alin kini benar-benar bingung. Apakah Galang benar-benar sungguh suka pada Alin? Kalau iya, kenapa akhir-akhir ini Galang malah membuat kedua hubungan mereka menjadi renggang? Dari dia menjatuhkan kamera Alin dan juga pura-pura tidak mengenalnya. Apa? Apa yang sebenarnya terjadi pada Galang?.
Tiba-tiba saja suara seorang cowok berhasil membangunkan Alin dari lamunannya.
"Alin!" panggil Ryan.
"Oh, iya, kak. Kenapa?" ucap Alin kebingungan karena lamunannya tadi.
"Lu mikirin Galang ya?" tanya Ryan.
Alin mengangguk kecil seraya menatap kosong ke arah taman sekolah. Ryan yang kian geram dengan perlakuan Galang, tidak bisa tinggal diam. Ryan melihat Galang menggemblok gitar yang dilapisi tas, pergi keluar Aula melewati pintu ujung, yang mengarahkan langsung ke parkiran sekolah.
Ryan langsung menelpon seseorang dengan ponselnya.
"Sekarang!" titah Ryan kepada orang yang ia telpon. Lalu Ryan langsung menutup telponnya, dan memasukkan benda pipih itu ke saku celananya.
Saat Ryan berbalik arah, tiba-tiba tidak sengaja Tera menabraknya.
"H-ha-hai Kak" sapa Tera kepada Ryan.
"Awas!" ujar Ryan sambil mendorong tubuh mungil Tera.
"Kak-kak-kak-kak, please kak." Tera langsung menarik pergelangan tangan Ryan, membuat Ryan berhenti dari langkahnya.
"Apa lagi? Hah? Belum puas lu? Mau jelasin apa lagi?" ketus Ryan. Membuat Tera mengrjapkan matanya beberapa kali.
"Aku bisa jelasin kak!" ucap Tera merunduk, tak berani berkontak mata dengan Ryan.
"Jelasin apa lagi? Belum cukup lu nyakitin gue? Berduan sama Faldo di depan mata gue!" ujar Ryan ketus.
"Tapi itu cuma salah paham aja kak!" ucap Tera menahan tangis di kedua matanya. "Aku gak mungkin pelukan sama Faldo. Aku kepeleset pas Faldo lagi di hukum di suruh ngepel koridor sekolah." jelas Tera semakin tidak kuat menahan kristal cair di matanya itu.
Tapi apalah daya, semua usaha kerasnya tidak di perdulikan oleh Ryan. Ryan pergi tanpa jawaban, meninggalkan Tera menyandarkan tubuhnya di tembok, air matanya sudah benar-benar tidak bisa di bendung. Kristal bening itu mengalir deras, membasahi kedua pipi Tera.
Tera sangat cinta kepada Ryan, tapi takdir membuat mereka berpisah. Entah bagaimana dia bisa memeluk Faldo saat itu. Bahkan takdir mengirim Ryan untuk melihat kejadian itu.
Entahlah Tera merasa sangat sakit saat ini, seperti ada seseorang yang menginjak-injak dadanya. Lalu ada seseorang datang menghampiri Tera yang terisak tangisnya itu.
"Tera!" ujarnya. Tera masih belum menengok.
Lalu cowok itu berlutut menyetarakan dirinya pada Tera.
"Dont cry my Princess," kata Cowok itu.
Tera terdiam, lalu menoleh ke arah cowok itu, ternyata dia adalah Hans Falero Adiputra. Ketua tim basket SMA PelSa.
Tera langsung menghapus air matanya. "Apa lo bilang tadi?" tanya Tera.
Hans malah cengengesan. "Cengeng lu, gara-gara cowok aja nangis," kata dia sambil menatap taman sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANG [COMPLETED]
Novela JuvenilGalang, si manusia teraneh di dunia. Galang adalah cowo Aneh yang di juluki ' gasuka cewe ' karena dari awal masuk SMA sampe kelas 3 gada satu cewe yang dia taksir sama sekali, Galang sering di kejar cewe - cewe tapi ga sedikit orang yang berhenti d...