"Waktu itu pas Ryan kenal lu, dia jatuh cinta sama lu Lin. Tapi dia tahu, Galang lebih dulu ngambil garis start. Lalu Ryan mengambil jalan pintas untuk membuat lu jauh dengan Galang. Melewati gue. Gue di jegat waktu pulang sekolah dengan Ryan dan antek-anteknya. Gue di hajar babak belur. Dia mentaruhkan gue sama lu. Galang dateng karena mereka mengirim foto gue yang udah bonyok. Galang di suruh memilih, gue selamat atau..."
"Jauhin gue?"
Rhaka' mengangguk. Tebakan yang sangat tepat, Alin sudah bisa membacanya. Seperti ada hantaman kencang yang memukul dadanya. Sesak, sakit, sedih, ternyata orang yang akhir-akhir ini membuat dia nyaman, malah penyebab orang yang ia suka menjauh. Tatapan kosong Alin membuat Rhaka' terpaku, raut mukanya menunjukkan ekspresi penyesalan.
Tapi setidaknya Alin tau satu hal, Galang menajauhinya karena alasan yang sangat beresiko.
"Tapi tenang aja Lin. Galang udah bilang kok kalau dia bakal jaga hatinya untuk lo." ujar Rhaka' seraya menepuk pundak Alin, mencoba menyalurkan semangat yang ia punya. Lalu Rhaka' pergi melangkah untuk kembali ke kelasnya melewati tangga.
Alin masih terdiam, sebegitu kejamnya kah Ryan? Apa dia tidak punya hati? Rela melakukan apapun demi sesuatu yang ia mau. Lalu Alin menuruni tangga rooftop, berniat untuk kembali ke kelasnya, dan dengan sangat tidak sengaja, di depan kelas Galang. Seorang cewek tengah memeluk Galang dengan erat, Tyas. Tapi yang jadi masalah adalah, Galang membalas pelukan itu dengan sebelah tangannya.
Mata Alin memanas, kini bukan lagi hantaman melainkan sebuah tendangan maut mengenai dadanya. Sesak yang ia tanggung tadi, kini bertambah. Dan tanpa Alin sadari sebutir kristal bening berhasil membasahi pipinya. Alin langsung lari ke kelasnya, menemui Qila yang sedari tadi menunggunya di kelas.
"Qilaaaa!!!!" teriak Alin yang sudah tidak bisa membendung air matanya seraya memeluk Qila erat.
"Hei-hei-hei. Are you okay?" tanya Qila seraya mendekap kepala Alin di pelukannya.
"Kenapa semesta begitu jahat sama gue? Gue kecewa! Gue sakit Qil." jelasnya seraya melepaskan semua bendungan air matanya yang sedari tadi menetes sedikit demi sedikit.
"Iya lu kenapa? Cerita makanya!" ujar Qila seraya mengelus rambut Alin lembut dengan sebelah tangannya.
Lalu Alin menceritakan semuanya kepada Qila, dari mulai Ryan yang begitu brengseknya sampai ke Galang yang sama brengseknya. Qila adalah pendengar yang baik dalam masalah percintaan. Itulah yang buat Dimas nyaman dengannya.
•••
"Anter Alin, ya Yan." ujar Galang di belakang mushola sekolah.
"Bukannya dia pulang bareng lu Lang?" tanya Ryan sambil menatap Galang dengan penuh tanda tanya.
"Ya seharusnya, tapi..."
"Lang, gue gak akan menjadikan Akha' taruhannya. Gue udah sadar, cewek sebaik Alin emang gak cocok sama gue yang serba mau cepet. Gue gak pantes buat Alin, Lang. Gue udah cabut perjanjian kita di belakang sekolah waktu itu. Dan Alin sendiri yang menyadarkan gue. Jangan jauhin Alin lagi ya Lang, dia butuh lo sekarang." jelas Ryan karena Rhaka' menceritakan apa yang ia bicarakan di rooftop dengan Alin.
Galang terdiam, dia merasa dia adalah manusia paling bodoh di dunia. Kenapa dia melakukan hal yang sangat menyakitkan kepada Alin. Kejadian pelukan tadi hanya rekayasa, Galang sengaja berbuat seperti itu agar Alin menjauhi dirinya. Galang hanya gak mau teman oroknya kenapa-kenapa. Galang menyesal kala itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
GALANG [COMPLETED]
Teen FictionGalang, si manusia teraneh di dunia. Galang adalah cowo Aneh yang di juluki ' gasuka cewe ' karena dari awal masuk SMA sampe kelas 3 gada satu cewe yang dia taksir sama sekali, Galang sering di kejar cewe - cewe tapi ga sedikit orang yang berhenti d...