Part 21

1.1K 63 6
                                    


Ruang BEM, few days later...

"JANGAN BERISIK!"

Gaung suara teriakan Reno menggemparkan seisi ruang BEM. Seketika senyap berkuasa ketika setelahnya. Yoyo dan Marco yang menjadi sumber kebisingan terbesar juga ikut terdiam untuk beberapa detik.

"Biasa aja lah, Ren. Ngomong baik-baik juga bisa kan." Sahut Alfons, ketua BEM yang juga termasuk dalam gerombolan pembising tadi.

"Lo gak bisa lihat gua lagi ngapain?" Reno melepas gitar yang sedang ia pegang siap bergegas menuju yang sedang beradu kata dengannya itu.

"Kang, udah... jangan..." Ilham berusaha menahan.

"Lo kenapa sih? Nyolot gak jelas!"

"Terus... Lo mau apa, hah?" Tiba-tiba saja remasan tangan kanan Reno sudah berada di kerah baju Alfons. Ditingkahi demikian, Alfons pun siap kalap.

"Hey, hey... udah, udah bro..." Tangan Yoyo dengan cepat melepaskan cengkraman Reno dari kerah Alfons. "Coco... bantuin Ilham latihan, lo... Ikut gua!" Yoyo menyerahkan gitar tadi ke tangan Marco lalu dengan cepat menyeret sahabatnya yang sedang kalap itu menuju ruangan lain.
Ruang Olahraga.

"Ayo, sparing! Udah lama juga kita gak judo bareng."

"Apa sih, Yo... gua gak..."

BUG!

Satu hantaman Yoyo bersarang di punggung tangan Reno yang masih sempat menangkis. Seperti itu saja Reno akhirnya melayani tantangan sahabatnya itu.

*

"Hah... Hah... Tap... Ren... Tap!!! Anjrit!!!"

Reno akhirnya melepaskan kunciannya di leher dan paha Yoyo. "Hahaha, gua menang yah? Nge judo lawan lo? Hahaha."

"Sejak kapan lo jadi kuat gini?" Desis Yoyo seraya merentangkan badannya berbaring di atas lantai halaman.

"Hahaha... Hah... lo ngemenangin gua lah ini... Gak usah bohong."

"Haha... Tapi serius lah, lo beringas parah ini."

Keduanya tertawa beberapa saat, sampai hening kembali berkuasa. "Lo gak mau cerita?" Cetus Yoyo memecah senyap.

"Hah, apa?"

"Hadeh... lo sadar gak? Tadi itu pertama kalinya lo ngamuk sepanjang sejarah?"

"Maaf."

Reno terdiam sejenak, lalu memejamkan matanya. "Prince Charming super kalem kita tiba-tiba berubah jadi ganas itu pasti ada sesuatu... Hmm, lo bisa cerita... kalo mau."

Hening lagi, kali ini Yoyo ikut memejamkan mata. Benar-benar menunggu sampai Reno mengeluarkan kata-kata.

"Gua cemburu, Yo."

Yoyo membuka matanya, menoleh ke arah Reno. "Nico? Sama?"

"Hmph..."

Reno pun menceritakan semuanya pada sahabatnya itu. Yoyo malah menanggapinya dengan tawa-tawa kecil.

"Kan... diketawain, makanya gua males cerita."

"Haha, sorry. Lo udah kayak anak SMP aja bro. Tapi gini ya... Entah kenapa gue ngerasa ini lebih karena lo juga ngerasa gak enak sama Andra. Ya, jujur sih... Gua juga ngerasa, lo... I mean, kita udah agak keterlaluan sama Andra."

"Hmph..." Dengusan kecil Reno setelahnya membuat Yoyo tau dugaannya benar.

"Hey, bray... Nico tuh cuma sayang sama lo. Itu faktanya. Kalo lo ragu... lo ikutin aja kalau Nico mau ada apa-apa sama Andra. Eh... Hahaha, mau ada urusan maksudnya." Yoyo sengaja menggoda dengan kata 'ada apa-apa'.

I Think I Love You, Buddy (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang