Special I ㅡ Fans QnA

147 5 1
                                    

Udah selesai tapi kangen nulis, jadi kepikiran bikin beginian. Entah ada yang suka or not, i enjoyed writing it. Here's for ya 😂

Keterangan :
N : Nico
R : Reno
F : moderator (head fanbase), member fanbase
[Insta Live]
F : eh, udah masuk? Beneran? Kyaaaaaa udah nih...
selamat pagi kang Nico
N : selamat pagi disini, selamat malam disana. Kalian beneran bela-belain melek sampe jam segini yah
F : no problem atuh kang, fans sejati tak kenal lelah
N : aseekkk, makasih loh. Bentar yah, yang! Sini!
F : kyaaaaaa
R : (suara terdengar jauh) bentar ini lagi ngangkat spaghettinya.
N : hehe, dia lagi masak, nah ini dia. Hmm kayaknya enak nih yang
R : sok, mam tea. Ini siapa, yang? Halo~
F : kyaaaaa, hai kang Reno!
N : hmm, dewan direksi fanbase kita?
R : alah siah, beneran punya fans kita ini? Berasa artis
N : hmm jadi hari ini kita akan jawab pertanyaan-pertanyaan dari mereka.
R : hmm jadi nerpes nih, semuanya harus dijawab nih?
F : emm, kalau dirasa berat atau harus jadi privasi gak juga gapapa kang hehe
N : HARUS DIJAWAB
F : kyaaaaa (rombongan di layar monitor siap menggila)
R : eleuh meni di capslock, nggih ndoro. Mangga pertanyaannya akang teteh
*
F : nomer 1 yah kang, ini dari Yuyun dari buah batu. Anak elektro semester 6. Euh meni lengkap eta datana. Pertanyaannya ; kakang berdua awal kenalnya gimana, apa langsung love at first sight? Ceileh sok englis si eneng. Mangga kakang berdua
R : aku nih? Hehe, kenal pertamanya pas jaman SMP. Almarhum ayah Nico itu dipindah kerja ke Bandung mengharuskan mereka juga pindah. Tapi waktu mau masuk SMA almarhum dipindah lagi balik ke Manado, nanti pas kuliah kita bareng lagi.
N : love at first sight gak tuh? (sambil kedip-kedip flirty)
R : haha, umur segitu mah masih belum paham cinta kali yah. Tapi bibit-bibitnya udah tertanam deh kayaknya. Sip, salam buat Yuyun di bubat, semangat kuliah sama praktikumnya.
F : tah, neng Yuyun di salamin kang Reno. Bae-bae kejang-kejang dia nonton nih live, kalo ada yang di deket tolong di kondisikan. Lanjut nomer dua yah Kang, ini dari Aan di baleendah, euh meni jauh. Katanya, kalau boleh diceritain gimana waktu kalian jadian?
N : ok, aku yang cerita nih harus. Jadi... Ah, bentar deh aku ambil sesuatu
R : (noleh bingung ke Nico yang ngubek-ngubek laci nakas) eh, eh, eh! Jangan atuh yang! Kamu mah
F : apaan tuh kang?
N : hmm, jadi ini tuh (mengangkat bolpoin dengan recorder bersejarah mendekati kamera) diarinya Reno semasa kuliah. Waktu itu kita lagi liburan ke kampung halamanku, aku nggak sengaja nemu. Kalian mau tau apa yang aku temui, Let's see, moga masih nyala... Eh bener nyala! Nih...
Nic, kayaknya lo udah sukses. Buat gua jatuh cinta, harusnya kita jangan bermain api seperti ini, harusnya aku bisa menjaga kita yang udah bersahabat sejauh ini...
R : udah dong please... Malu... (memohon sembari menutup wajah)
N : (cium pipi Reno lalu bergelung manja di pangkuannya, penonton? Beberapa kejang-kejang menyaksikan)
F : duh live berikutnya ingetin gue buat sedia tabung oksigen, dilanjut yah akang-akang?
N : Mangga!
F : ini dari Juan, asal Manado. Anak arsitektur, freshy! Pertanyaannya, boleh ceritain gimana waktu kalian berdua come out sama keluarga dan sahabat? Butuh saran, mau come out juga tapi masih takut.
N : Wah, orang Manado ngana Juan? Dalam kawanua! Hmm, come out. Jelas menakutkan. Kami berdua juga butuh mengumpulkan keberanian besar. Kita sama-sama paham resikonya, gak ada yang tau gimana reaksi mereka nantinya. Pada akhirnya kalian cuma punya diri kalian dan pasangan. Untuk kasus gua, butuh waktu cukup lama untuk come out sama ortu. Hmm, mendiang kakakku gay dan...
R : Nic... (mencoba menyela ujaran Nico, tapi Niconya mengangguk tak masalah)
N : ada saat dimana gua berusaha nutupin ini dari mereka. Gak mau mereka kecewa. Karena gua tau almarhum ayah punya harapan besar di gua. Sampe hampir tiga tahun kami pacaran gua akhirnya come out, dan... Ayah justru menyayangkan kenapa gua harus tersiksa bohongi diri sendiri. Kami berdua beruntung, punya orangtua yang mendukung. Ah kenapa jadi nangis gini, hehe.
F : udah dibilangin ini di skip aja. Maaf kang Nico, kami...
N : eh teu nanaon,
R : untuk kasus gua, come out gua ke ortu justru memberi dampak yang gak di duga. bokap nyokap jadi rujuk lagi setelah bercerai hampir dua tahun. Gua beruntung. Tapi jelas kondisi orang-orang bakal beda. Waktu kami betul-betul sudah menyiapkan mental untuk apapun yang terjadi. Dan gak menuntut satu sama lain. Saran kita sih untuk Juan dan mereka-mereka yang berencana come out, ya itu... Kalian harus sehati dulu. Lagipula ini sesuatu yang worth to fighting for, right?
N : suami aku makin caem aja public speakingnya nih, muach (ujar Nico sebelum memberi ciuman tiba-tiba di bibir Reno. Serta-merta terdengar jeritan girang dari monitor PC)
F : Huh, calm down guys! Calm down! Maaf yang akang-akang, maafin banci-banci memalukan ini. Duh... Next question nya kok ini sih?
R : kenapa? Gak apa-apa, hari ini gua dan Nico siap menjawab apa saja!
N : hati-hati sama omongan
F : bener yah, kang? Ok. Pertanyaan selanjutnya dari Virgy di Sydney! Anjir jauh banget!
N & R : (saling tatap dengan raut khawatir)
F : pernah nggak ke gep pas lagi gituan, sama temen atau saudara?
N : beuh, tah... Si yang katanya siap jawab apa aja, sok mangga dijawab. (melirik Reno sembari berkedip kecil)
R : haduh, neng Virgy. Kok dia bisa gabung kalian sih?
F : wah, akang berdua kenal?
N : OH JELAS KENAL
R : gak usah di capslock gitu, babe. hmm, dia itu... Sebut aja, sempet jadi calon istri Nico.
F : WHAT? (momen lebay ala sinetron dimana kamera maju mundur)
N : woy, Udah-udah. Mana coba jawabmu kisanak?
R : hadeuh... Pernah! Jadi waktu itu kegepnya sama teteh gua di rumah. Akang Nico kalian ini lagi kalap, gak bisa ditahan libidonya. Waktu itu kami pikir teteh lagi asik satnite sama tunangan dan temen-temennya. Ternyata gak jadi, malah pulang cepet bawa makanan buat kita. Hmm, gua sama Nico udah dalam posisi siap tempur. No clothes on. Nico udah siap menangani pedang sakti gua. Terus si teteh masuk.
(terlihat seorang dari kumpulan yang sedang nonton bareng di sana tumbang kehilangan kesadaran, entah gimik atau beneran)
R : aduh, eh itu gak apa-apa?
F : gak apa-apa kang, dia emang cuteness tolerance nya rendah. Huh, masih pada kuat nggak nih? Yang udah nggak kuat lambaikan tangan ke kamera
F : lo kira uka-uka?
F : pertanyaan selanjutnya yah, kang? Ini yang terakhir untuk kesempatan ini. Dari Wayan dari Bali, freshy kampus kita juga, anak kedokteran tapi.
N : eh buset, kirain gua anak teknik aja.
F : euh, nih yah kang. Kang Nico sama Reno kalau balik terus bikin fanmeeting absen dari seluruh fakultas lengkap da. So the question is, yang bikin kalian berdua mantap buat nikah itu apa? Katanya ini in general yah, dese lagi butuh saran juga. Soalnya udah males gonta-ganti sim katanya dese.
N : wow, aku suka pertanyaannya. Well, here's the thing. Aku sama Reno adalah lelaki pertama untuk satu sama lain. Got it yah? Tapi aku ngerti sudut pandang yang berusaha ditekan in Wayan ini. Aku milih Reno bukan karena kita sexually compatible yah. It has nothing to do with it, seks itu cuma bonus. Kita semua udah cukup umur kan ini? Let's talk dewasa, body and soul. Anjay.
F : Eh, i-iya kang. Kita semua udah punya KTP kok (tersenyum tawar, meragukan)
N : hmm, well intinya pikirannya udah cukup dewasa untuk mencerna. Lanjut yah, kalau soal seks, kalian bisa tanya sahabat-sahabat jaman kampus dulu gimana kita berdua. We fuck like barbarian pada masa itu. Sama mantan-mantan kita pun, the same it goes. Actually jangan ditiru, yah. Yang buat akhirnya aku milih Reno adalah karena dia nggak pernah menyerah sama gua yang problematik ini. Sebelum kami nikah, aku banyak buat salah sama dia. Tapi bahkan dimasa-masa itu dia nggak pernah memberi kurang dari segalanya buat gua. Gimana gua nggak jatuh cinta coba? Gua, pecinta yang buruk ini, amat beruntung punya pecinta, penyayang, pelindung... pe...jantan sehebat dia.
F : (hening tahan nafas berjamaah menyaksikan kemesraan yang tumpah ruah di depan monitor)
R : kamu mah, pidato romantis ujung-ujungnya bikin pengen
N : emang itu maksudnya
F : haduh-haduh, akang-akang punten. Makasih udah ngeluangin waktu hari ini. Haturnuhun pisan, kami doain langgeng terus sampe kakek nenek, eh kakek kakek. Huhu. Kami pamit permisi dulu
R : sip. Kalian juga semangat kuliahnya yah, semangat juga yang berjuang dalam cinta
F : amiiin. See you next time Kang Nico, Kang Reno. Sehat selalu
N&R : kalian semua juga!
[Live ended]
F : kyaaaaaa, sumpah mereka berdua tuh.... (zzz... Segera obrolan para shipper haus darah pun menggema ke seluruh penjuru)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Think I Love You, Buddy (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang