4| RUMAH SAKIT

261 24 0
                                    

Ihsan adtyama__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ihsan adtyama
__________

Hope you like with my story guys<3

__________

Ceklek!

Pintu ruangan tempat bunda Zaza di rawat terbuka, memperlihatkan bundanya yang sedang terbaring lemah dan bibinya tengah menangis sembari memegang tangan bunda.

Pulang sekolah tadi Zaza langsung di ajak Galang pergi ke rumah sakit, karena Galang terpaksa menuruti permintaan mamanya, sejujurnya Galang enggan melakukan nya tapi mau gimana lagi.

Galang memang dari dulu tidak suka dengan Zaza gadis itu hanya merepotkannya saja, dan mama nya lebih sayang dengan Zaza di bandingkan dengan Galang ia rasa.

Zaza berhambur memeluk bundanya yang terbaring lemah sembari terisak.

"Bun? Bunda sakit apa sampai bisa masuk rumah sakit?" tanya Zaza di sela tangisannya.

Zaza mencium tangan bundanya yang mulai mengecil dan memucat.

"Bun? Bunda harus kuat ya bun? Disini ada Zaza yang slalu temani bunda hiks...hiks"

Bi Ratih langsung menarik Zaza kedalam pelukkan nya.

"kamu yang sabar ya Za." ucap bi Ratih sembari mengelus pucuk kepala Zaza dengan sayang.

Sementara Galang sibuk memainkan ponsel nya, sesekali berdecih melihat Zaza dengan tatapan tidak suka.

"Bi, Bunda kenapa bisa di sini?" tanya Zaza dengan air mata yang terus mengalir.

"Bibi tadi lagi masak makanan buat bundamu, pas masuk kedalam kamar bundamu sudah jatuh dari tempat tidur sambil kesakitan, bibi langsung membawanya kerumah sakit," jelas bi Ratih

"Emang bunda sakit apa lagi bi?"

Sejujurnya nya bi Ratih sangat berat mengatakan nya tetapi mengingat Zaza adalah anak dari kakaknya dia akan mengatakan nya.

"Tadi dokter bilang bunda mu mengidap penyakit kanker otak stadium akhir. "

Seketika semua terasa lemas, Zaza menangis sembari memeluk erat bibi nya mengapa? Mengapa Zaza tidak tau mengenai penyakit yang di derita bundanya selama ini?

"Benarkah itu bi? Apa bibi tidak berbohong? " lirih Zaza mencoba memastikan pernyataan dari bibinya.

Bi ratih menggeleng cepat sembari terisak memeluk Zaza.

Zaza berdiri sembari mencium kening bundanya, "Zaza yakin bunda wanita yang kuat kok? Bunda bertahan ya bun? Zaza akan cari cara buat bunda sembuh kembali ya bun?"

"Za?"

"Apa bi."

"Kamu gak usah mikirin lagi biaya rumah sakit ya nak, bibi akan mengurusnya."

"Tapi bi, Zaza bisa kok cari uang sendiri." ucap Zaza tersenyum ia tak ingin merepotkan lebih banyak lagi.

"Gak usah Za, Selagi bibi bisa bantu bibi akan bantu."

Zaza tersenyum nanar, " makasih banyak ya bi,"

"Ini udah malam Za, Kamu pulang ya sama Galang, bundamu biar bibi sama paman yang menjaganya. " titah bi Ratih dengan lembut.

"Tapi bi..."

"Kamu doakan saja bundamu ya semoga lekas sembuh, udah sana pulang sama Galang baju mu di ganti, kamu malam ini di rumah bibi dulu."

"Apa Gak salah tu ma?" sahut Galang sedikit tak terima.

"benar apa kata bang Galang, Aku lebih baik di rumah saja."

"Eh kamu nginep di rumah bibi saja, lagian kan bundamu di rawat disini kamu juga sendirian di rumah, Galang ajak Zaza pulang!" perintah bi Ratih

Galang mendengus sebal menatap mamanya Galang melangkah keluar duluan.

"Sana susul abangmu." titah bi Ratih

Zaza mengangguk lalu mencium kening bundanya dan bersalaman kepada bibi nya setelah itu ia bergegas menyusul Galang.

"Cepat masuk." ucap Galang ogah-ogahan

Zaza membuka pintu mobil dan langsung masuk kedalam nya.

"Bisa nya merepotkan saja," cibir Galang yang sempat di dengar oleh Zaza.

Zaza tidak mengambil hati perkataan Galang, ia sudah terbiasa dengan ucapan ucapan itu.

Galang melajukan mobil dengan santai, ia melirik jam tangan ternyata sudah jam 7 malam, ia berdecih hampir seharian berarti ia di rumah sakit hanya sekedar menjenguk bundanya Zaza.

Zaza menatap keluar jendela melihat kendaraan yang berlalu-lalang, angin malam sangat menusuk kulit nya, jujur ia sangat dingin tapi ia tahan ia tak ingin merepotkan saudaranya itu, Zaza belum ganti baju dari pulang sekolah tadi masih mengenakan seragam putih abu-abunya.

Galang melirik sekilas ke arah Zaza sebenarnya ada rasa iba di hati galang menatap gadis di samping nya itu, Galang tau bahwa Zaza kedinginan, lelaki tersebut menepikan mobil nya di pinggir jalan.

Zaza yang menyadari itupun mengernyitkan sebelah alisnya menatap Galang penuh tanya.

Galang melepas jaket nya, lalu membalutkan nya pada tubuh Zaza.

"Lain kali pakai jaket," ucap Galang

Zaza tersenyum mengangguk ia tak nyangka setidaknya galang masih memiliki rasa peduli.

"Lo belum makan dari siang tadi?" tanya Galang

Gadis itu hanya menggeleng pelan

"Ya udah kita makan di cafe dekat sini ya?" tanya Galang

"gak usah lah bang, ntar ngerepotin lagi." kekeh Zaza sesikit tak enak hati.

Reflek galang mengacak rambut Zaza pelan
Zaza sempat tertegun beberapa detik.

"Lo harus makan ntar lo sakit, kalo lo sakit siapa yang di marah pasti gue dan gue gak mau itu terjadi," kekeh Galang.

Walau kesannya tak iklas mengajak nya makan tapi Zaza tetap bersyukur setidaknya masih ada yang peduli.

"Makasih ya bang."

Galang tidak menanggapinya ia melajukan mobil nya kembali, entah kenapa ia sangat merasa kasihan dengan Zaza, Galang sudah menganggap Zaza sebagai adiknya walau hal itu tak terlalu ia tampakkan, jujur galang dulu memang sangat tidak suka dengan Zaza tapi lambat laun waktu telah merubahnya.

__________

Heaw pribadeh my readers ciwi-ciwi kohh, Jan bosen2 yakk bacanya kan belom ketemu sama konflik nya haha:3

Hope you like with my story ges^^

Salam manis awtor cantik💜

SECRET OF LOVE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang