37. Perfect

9.1K 328 4
                                    


Akhirnya aku dan kamu jadi kita.
Tanpa ada dia.

****

         Agi melihat pantulan wajahnya dari cermin. Terlihat cantik dengan balutan kebaya muslim berwarna kuning keemasan.  Setelah dua bulan pernikahan dengan Arka. Hari ini akan diadakan acara resepsi pernikahannya.

"Agiswara.." teriakan itu Agi dengar dari ambang pintu. Suara yang tidak asing di telinganya.

Agi membalikkan tubuhnya. Sudut bibirnya membentuk lekungan, "Mbak Echa.."

Echa berlari kecil menuju kearah Agi, siap untuk memeluk Agi. Melepas semua kerinduan.

"Mbak Echa gendutan nih." Agi menyubit pipi Echa yang semakin tembam.

"Pasti dong. Aku baru lahiran dua bulan yang lalu, hehe.." jawab Echa dengan cengiran.

Mata Agi berbinar mendengar jawaban dari Echa, "Kok mbak Echa nggak bilang? Jahat, ih!"

"Hehehe.. emang diem-diem biar kamu nggak habisin makanannya."

"Mbak Echa.."

Keduanya saling berbagi cerita selama tak bertemu lama. Echa masih sama seperti dulun. Tetap asik dan banyak bicara.

"Jadi, Bang Juno yang jagain bayi mbak?"

"Iya, di depan. Lagi ngobrol sama Bayu."

"Namanya siapa mbak?"

"Necha Amanda."

"Wihh.. jadi, pengen liat dedek Necha nih mbak!"

"Iya nanti."

"Gi.." suara Alin mengalihkan perhatian keduanya.

"Pengantin pria udah dateng. Ayo, turun!"

"Iya mbak," jawab Agi dengan jantung yang berdetak tak normal. Padahal, dia sudah menikah dua bulan yang lalu tapi, masih saja Arka adalah alasan deguban di dadanya.

Acara resepsi dilakukan dengan adat Jawa. Suasana nampak hikmad dan lancar. Banyak tamu undangan yang hadir. Dari mulai teman Agi, teman Arka, para karyawan kantor, kerabat kerja Arka, keluarga besar Arka dan juga keluarga besar Agi.

Resepsi dimulai dari 'temu'. Proses dipertemukannya mempelai wanita dan pria. Lanjut, dengan acara-acara lainnya sesuai adat Jawa. Hingga proses terakhir kedua mempelai duduk diatasnya pelaminan untuk menyalami satu persatu tamu undangan.

"Gi, masih ingat aku kan?" tanya seorang wanita yang wajahnya mirip dengan-- Ratih?

Agi mengernyitkan keningnya. Ada yang berbeda jika ini benar Ratih. Hijab syar'i kini menempel di kepalanya, "Ini mbak Ratih, kan?"
Ratih menjawab dengan anggukan kepala. Selepasnya ia memeluk Agi dengan erat.

"Aku rindu kamu, Gi. Kamu waktu itu pergi tanpa alasan yang nggak jelas. Kamu punya hutang cerita sama aku." gerutu Ratih dipelukan Agi.

"Hehehe, udah mbak lupain aja. Masa lalu!"

Ratih mengerucutkan bibirnya, "Yaudah deh, yang penting kamu sekarang udah bahagia dan baik-baik saja."

"Dan kenalin ini suamiku," Ratih menggandeng tangan suaminya.
Agi menangkupkan tangannya sambil tersenyum. Begitu pula dengan Arka yang menyalami dan memberikan senyumannya.

"Eh, Arka! Hebat kamu. Bisa dapetin nih bocah. Mantap!" Ratih mengacungkan jempolnya.

"Pasti dong, Mbak. Arka.." Arka menyombongkan dirinya.

"Nggak rugi perjuanganmu dari jaman masih jadi anak sekolahan sampek sekarang nih. Hebat!"

"Agiswara dari dulu emang udah suka, mbak. Tapi gengsian. Minta diperjuangin terus." Arka menatap genit kearah Agiswara.

My Young Husband [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang