9. Ancaman

8.5K 571 10
                                    

         Siang ini matahari sangat cerah dan panas. Agi berjalan gontai sepulang kuliah, hari ini badannya kurang sehat jadi ia memutuskan untuk tidak kerja dulu. Kepalanya pusing dan badannya panas.

"Berhenti!" suara itu mengintrupsi Agi dari arah belakang, otomatis Agi membalikkan tubuhnya.

Dilihatnya seorang anak laki-laki bersragam abu-abu putih namun, wajahnya tak terlihat karena pantulan cahaya matahari.

"Lo ceweknya Arka?" tanya anak itu.

Sepertinya Agi pernah melihat wajah itu, batin Agi.

"Lo siapa?" tanya Agi sambil mengernyitkan keningnya heran.

"Udah lupa lo sama gue?"

Ya, Agi mengingatnya dia adalah orang yang sama yang ia temui ditawuran itu, namanya Ragil.

"Lo.."

"Iya," pungkas Ragil.

"Ada apa?"

"Lo ceweknya Arka?"

"Bukan." Agi menjawab dengan santai.

"Gak usah bohong deh."

"Emang bukan kok!"

"Jujur," bentak Ragil yang mulai emosi.

Agi menajamkan matanya sambil menjawab, "Gue bukan cewek Arka, lo gak denger?"

"Nyolot lo ya," kata Ragil menunjuk wajah Agi.

"Sebenernya mau lo apa?" Kini Agi juga mulai terpancing emosinya.

"Jauhin Arka," bentak Ragil lagi.

"Lo siapa? Sok nglarang-nglarang orang," jawab Agi sambil berkacak pinggang.

"Lo mau mati?"

Agi tak menjawabnya. Ia membalikkan badannya berniat untuk pergi dari hadapan Ragil. Buang-buang waktu saja jika menanggapi orang seperti Ragil itu.

Namun, baru beberapa langkah ia berjalan tangannya sudah dicekal dengan kuat oleh Ragil.

"Mau kemana lo?"

"Mau lo apa?" bentak Agi.

"Gue mau Arka sengsara, jadi lo jauhin dia."

"Gak usah ikut campur urusan gue sama Arka."

"Jauhin Arka atau gue bakal bunuh lo sekarang?" kata Ragil mengancan.

Ragil mengeluarkan sebuah pisau dari saku celananya. Sedangkan Agi nampak risau, pasalnya gang ini sepi dan jarang orang yang lewat.

"Lo udah gila?" bentak Agi. Sambil terus berjalan mundur sedangkan Ragil terus memajukan langkahnya dengan tatapan membunuh.

"Turutin kata gue atau gue bunuh lo?" ancam Ragil yang kini matanya terlihat memerah.

"Gue gak takut," jawab Agi menantang.

"Bagus. Berarti lo udah siap buat mati."

Nafas Agi terlihat memburu.

"Tolonggg.. " teriak Agi.

"Diem !!" bentak Ragil.

"Tolongg .. Tolongg.. Tolongg.."

"Diem," bentak Ragil lagi.

Tak ada orang yang mendengar teriakannya. Agi nampak pasrah dan memejamkan matanya. Ragil sudah tepat ada didepannya dengan pisau tajamnya.

Nafas Agi tercekat. Ia mengumpulkan segala kekuatannya dan---

'Bughh..'

Ragil mundur beberapa langkah, karena
tendangan Agi.

My Young Husband [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang