29. Dia kan...

5.9K 297 11
                                    


         Wajah teduh Agi ketika tidur membuat Arka tersenyum tenang. Kini, mereka sedang berada di dalam mobil untuk perjalan pulang ke rumah Agi.

"Tante, tante... Cantik!" gumam Arka pelan lalu tersenyum singkat. 15 menit berlalu, mobil Arka telah memasuki pekarangan rumah Agi. Ada sebuah mobil yang terparkir disana.

"Mobil siapa?" gumam Arka, mengernyitkan keningnya. Arka tak menghiraukan itu lagi, ia segera membangunkan Agi yang masih tertidur pulas.

"Ara.. Bangun, udah nyampe nih," kata Arka pelan.

"Tantee.. " Agi tak menunjukkan tanda-tanda akan terbangun. Ia masih asik di alam mimpinya.

"Ck, dasar tante nih ya.."

"Agiswaraaa..... " teriak Arka tepat di telinga Agi, membuat sang pemilik telinga gelapan tak karuan.

"Apa sih, resek banget!" Agi menatap Arka kesal.

"Lah, yang susah dibangunin siapa?"

"Ya nggak usah teriak kek gitu juga, dasar CEO gila!" Selepas mengucapkan itu, Agi keluar dari mobil Arka begitu saja.

"Cewek mah gitu, ya!" gumam Arka yang masih berada di dalam mobil. Dengan segera Arka keluar dari mobilnya, mengejar Agi yang dalam mode ngambek itu.

"Ra.. Ara, maaf!" kata Arka. Agi membalikkan badannya menatap Arka dengan tatapan yang masih sama seperti sebelumnya,"Iya, udah pulang sana!" usir Agi

"Gak ikhlas nih kalo ngasih maaf."

"Bodoamat!"

"Ra, maaf."

"Pulang sana !!" Agi melanjutkan langkahnya memasuki rumahnya dan Arka yang masih mengikutinya dari belakang.

"Ra, aku.." ucapan Arka terpotong karena, melihat banyak orang di dalam rumah Agi. Arka menatap semua orang itu dengan tatapan penuh tanya ayah Agi, pria paruh baya yang pernah ia temui beberapa tahun lalu, wanita paruh baya dan seorang pria muda yang menundukkan wajahnya. Arka melihat kearah Agi yang juga menatap dengan penuh tanda tanya.

"Kalian kan.. " kata seorang bapak paruh baya yang duduk di samping ayah Agi.

"Bapak kan.. " kata Arka dan Agi bersamaan lalu mereka saling memandang.

"Kamu kenal dengan om Surasa, Gi?" tanya ayah Agi.

"Em, tidak. Tapi dia.. "

"Apa dia putrimu, Herman?" tanya bapak paruh baya yang ayah Agi bilang namanya Surasa itu.

"Iya, dia putriku yang akan kita jodohkan dengan putramu."

"Jodohkan?" tanya Agi dan Arka bersamaan.

"Iya nak, ayah kemarin bertemu dengan teman lama ayah, om Surasa ini dan kami berencana menjodohkanmu dengan putranya," tutur ayah Agi.

"Kenapa ayah tidak bilang Agi?" nafas Agi sudah mulai naik turun, ia mencoba mengontrol emosinya.

"Ayah ingin.. "

"Kalian berdua, duduklah dulu," potong Surasa. Wajah pria yang sedari tadi menunduk menegakkan wajahnya. Mencoba menghadapi kenyataan yang akan terjadi.

"Abdul?" Arka menatap pria yang baru saja menegakkan wajahnya itu.

"Arka?" pria itu juga menatap Arka dengan terkejut.

"Jamal?" kata Agi menatap pria itu.

"Ada apa ini? Apa kalian semua sudah saling mengenal sebelumnya? Kenapa hanya aku yang tak mengerti?" tanya ayah yang terlihat kebingungan dengan situasi saat ini.

My Young Husband [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang