Di Bioskop
Nikko menyerahkan dompetnya pada Carmina "Nih bawa dompet aku, tolong beliin tiket bioskopnya ya, sekalian cemilan dan minuman" kata Nikko lalu meninggalkan Carmina di antrian tiket. Dia langsung duduk manis di pojok ruangan sambil memainkan smartphone-nya.
Jadi ini alasan aku diajak nonton, buat jadi baby sitter bos rese. Sabar... sabar Carmina anggap saja ini ujian. Gerutu Carmina dalam hati.
Selesai nonton The Joker
"Menurut kamu gimana filmnya?" tanya Nikko sambil berjalan beriringan dengan Carmina di lorong bioskop.
"Bagus, pesannya mudah dipahami, dan akting Joaquin Phoenix total banget, tapi kalau boleh jujur, aku lebih suka Joker versi Heath Legder sih" jawab Carmina. Tanpa ia sadari, Nikko memandanginya dengan seksama.
"Alasannya?" tanya Nikko ingin tahu.
"Joker versi Heath Ledger itu punya intelektual yang sangat tinggi dan mampu menyusun strategi dengan baik, dia tidak menginginkan kekayaan, yang dia inginkan adalah kekacauan di muka bumi, dan yang paling utama itu ingin menghilangkan harapan masyarakat Gotham. Orang yang sekarat bisa bertahan hidup dengan harapan, kalau harapan sudah hilang mau bertahan bagaimana? lebih mengerikan kan?" ucap Carmina dengan santai. Dia tidak menyadari Nikko sedari tadi mengamatinya.
Carmina menghentikan langkahnya lalu membalas tatatapan Nikko "Kamu dengerin aku ngomong kan?" tanya Carmina dengan muka kesal.
Nikko tersenyum "Dengerin kok, aku gak nyangka aja sama jawaban kamu. Aku pikir kamu termasuk cewek-cewek penggemar Edward Cullen"
"Apaan si, aktor favorit aku itu Tom Hardy" ucap Carmina
"Oiyaaa??? aku gak nyangka beneran. Aku pikir kamu suka sama Robert Pattinson hahahaha..." Nikko tertawa kecil sambil terus menatap Carmina.
"Makanya jangan suka ngeremehin" jawab Carmina dengan muka sedikit cemberut.
"Iyaa.. aku gak ngeremehin lagi deh, tapi seneng kan kamu nontonnya ada temennya, ganteng lagi" ucap Nikko sambil mengacak-ngacak rambut Carmina.
"Nikko... apa-apan sih? dasar cowok sok ganteng, untung kamu bos aku, kalau gak udah aku gosok mukanya pake amplas" ucap Carmina sambil merapikan rambutnya.
Nikko tak bisa menahan tawanya yang begitu saja pecah. Sudah lama Nikko tak tertawa lepas seperti ini. Sejak ia putus dari Angelica, Nikko sudah 4 kali berpacaran namun selalu berujung putus. Masalahnya selalu sama, belum bisa move on dari Angelica. Perempuan-perempuan cantik yang ia pacari tak lebih dari pelampiasan untuk membuat Angelica cemburu. Harapannya adalah agar Angelica kembali padanya, tapi sejauh ini harapannya belum juga terwujud. Berbeda dengan Nikko, Carmina justru belum tertarik menjalin hubungan pacaran dengan laki-laki mana pun. Ia belum sepenuhnya move on dari Luis. Dia masih menunggu laki-laki yang tepat, yang bisa menghapus bayang-bayang Luis dari hati dan fikirannya.
Ruang Tim Pemasaran, keesokan harinya.
Ivan, Jerico, Narez, dan Billy sedang bergosip di meja bundar, kemudian Carmina datang.
"Cieee yang semalem habis nonton sama Capt Nikko" ucap Billy. Ivan, Jerico, dan Narez langsung terkekeh mendengarnya.
"Biasa aja kali, Capt ngajak aku buat ngantriin tiket buat dia, beliin cemilan dan minuman buat dia. Sama aja kaya di kantor, aku jadi baby sitternya" ucap Carmina tanpa memandang ke arah teman-temannya yang sedah bergosip.
Gelak tawa tak bisa terhindarkan. Ivan, Jerico, Narez, dan Billy ketawa dengan puas. Semua bisa terjadi karena Nikko belum sampai kantor. Kalau sudah sampai kantor, jangan harap bisa tertawa lepas, karena Nikko tak pernah bosan mengingatkan target pendapatan tim. Selang 15 menit, Nikko sampai di kantor. Dia lalu mengampiri meja bundar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle of Nikko
RomanceSama-sama gagal dalam hubungan jarak jauh dan susah move on dari mantan kekasih masing-masing. Carmina dan Nikko dipertemukan dalam hubungan pekerjaan. Susah dan senang dilalui bersama hingga mencapai puncak karir impian. Akankah ada ketulusan cinta...