Chapter 18

230 28 15
                                    

Merasa khawatir dengan Carmina, Ivan menghubungi Bella. Kebetulan kantor Bella memang dekat dengan gedung tempat Meeting Nikko dan Carmina. Ivan meminta Bella menjemput Carmina. Bella mengerti maksud Ivan melakukannya, akhirnya Bella langsung menghubungi Carmina.

Carmina baru selesai makan, lalu ia dikejutkan dengan suara ponselnya. Carmina melihat siapa yang menghubunginya.. ternyata Bella.

"Hallo Bel..." ucap Carmina

"Car.. kamu masih di Menara Merlyn?" tanya Bella.

"Iya... aku baru selesai makan, ada apa?" tanya Carmina.

"Kita jalan yuk.. Kak Alex kemarin pulang dari Singapore, sebentar lagi dia menjemputku, kamu tunggu di lobi ya. Nanti kami akan menjemputmu" ucap Bella

"Siap, sebentar lagi aku turun ke lobi ya" ucap Carmina lalu memutuskan sambungan telefonnya.

Carmina langsung menyeruput minumannya " Nikko, aku pamit duluan ya. Bella akan menjemputku di lobi" ucap Carmina.

"Bersama Ivan?" tanya Nikko.

"Tidak, tapi bersama kak Alex" ucap Carmina.

"Kak Alex?" Nikko menunggu penjelasan lebih lanjut dari Carmina.

"Kamu tidak apa aku tinggal duluan?" ucap Carmina tak menghiraukan keingintahuan Nikko dengan sosok Alex.

"Ayo aku antar ke bawah, aku takut kamu menggenggam tangan laki-laki lain saat ketakutan ada goncangan di lift" ucap Nikko lalu segera menyelesaikan pembayaran. 

Nikko dan Carmina memasuki lift. Kali ini Carmina memegang pegangan besi di sisi kiri Lift. Dia tidak membiarkan kedua tangannya bebas. Takut jika Nikko akan menggenggam tangannya lagi. Carmina dan Nikko memang sudah 'berbaikan' tapi bukan berarti Carmina tidak menjaga jarak. Dia tetap berusaha menghindari 'perlakuan manis' Nikko kecuali jika terjebak di situasi yang sulit.

Nikko melirik Carmina yang meletakan kedua tangannya pada pegangan besi. Nikko memasang muka lesu. Ternyata perang dingin belum berakhir, tapi Nikko bersyukur Carmina sudah mau bicara dengannya dan dia berhasil menggenggam tangan Carmina beberapa saat yang lalu. Itu sudah cukup membuat Nikko tersenyum saat ini.

"Benda mati dipegangin, ini ada tangan nganggur gak dipegangin?" goda Nikko pada Carmina.

"Benda mati gabisa nyakitin, beda sama benda hidup yang dikasih akal pikiran.. suka nyakitin" balas Carmina dengan sindiran.

Nikko tersenyum jahil "Benda mati gak bisa menyayangi, cuma benda hidup yang punya akal pikiran yang bisa" ucap Nikko.

"Iya.. obral sayang kemana-mana. Ke sana sayang ke sini sayang" sindir Carmina.

Nikko tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya "Kamu kenapa sih Carmina sayang? lagi datang bulan yah?" tanya Nikko.

"Engga.. aku hanya kembali menapak di bumi... terlalu lama mengawang-ngawang hanya akan menimbulkan bencana" ucap Carmina lalu bergegas keluar lift.

Bella sudah menunggu Carmina. Dia tidak sendiri, Bella bersama Alex Sandoval, kakaknya yang baru kembali dari Singapore. Alex sudah 5 tahun bekerja di Singapore, ia sedang mengambil cutinya dengan berlibur ke Indonesia. Alex berusia 28 Tahun, lebih tua 5 tahun dari Bella dan Carmina. Wajahnya tampan, tapi kulitnya tidak terlalu putih seperti Nikko. Di usianya yang sudah terbilang matang untuk menikah, Alex masih betah saja melajang.

"Kak Alex" Carmina berjalan cepat menghampiri sosok tampan yang ia panggil itu.

"Apa kabar Carmina?" ucap Alex lalu memeluk Carmina beberapa detik kemudian melepaskannya.

Miracle of NikkoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang