Chapter 46

441 27 80
                                    

Sebelum pulang ke Indonesia, Carmina dan Nikko menyempatkan diri untuk membeli oleh-oleh di Mustafa Center. Mustafa Center terletak di Little India, jaraknya tak begitu jauh dari Bencoolen Street. Mereka naik taxi dengan lama perjalanan hanya 10 menit saja. Nikko baru pertama kali ke Mustafa Center yang terkenal murah meriah dan lengkap untuk membeli oleh-oleh. Nikko biasanya membeli oleh-oleh di toko-toko yang ada di Changi Airport yang tentunya harganya jauh lebih mahal.

Nikko mendorong trolly dengan malas. Carmina memilih-milih produk coklat dengan seksama. Beda dengan Nikko yang tak pikir panjang langsung masuk-masukin saja ke dalam trolly.

"Kenapa gak beli di Bandara aja sih sayang?" ucap Nikko.

"Mahal Nikko sayang.. kamu mau nikahin aku kan? mending uangnya dipakai buat mahar pernikahan nanti. Aku mau Logam Mulia, aku tidak begitu suka perhiasan" ucap Carmina to the point.

"Siap sayang.. nanti di Indonesia kita bicarakan soal rencana pernikahan kita ya.. semoga kamu bisa mengerti dengan keadaan keuanganku. Sisa uangku mungkin gak cukup untuk menggelar pesta mewah karena sebagian besar uang tabunganku aku alokasikan untuk membeli rumah untuk kita" ucap Nikko.

"Aku tidak pernah mengatakan bahwa aku ingin pesta pernikahan yang mewah kan? realistis saja sesuai kemampuan, dan kalau bisa dari hasil jirih payah kita sendiri. Aku tidak mau dianggap memanfaatkan kekayaan orang tuamu dan aku juga tidak mau memberatkan orang tuaku mengenai biaya pesta pernikahan" ucap Carmina.

Nikko tersenyum "Kamu pengertian sekali dan satu pemikiran denganku, makin sayang jadinya.... oiya kok box coklatnya banyak banget?"

"3 hari lagi kamu sidang Tesis kan? nah coklat-coklat ini untuk dosen pembimbing dan dewan penguji sidangmu nanti. Entertain secara halus, bukan kah aku belajar modus-modus marketing darimu?" ucap Carmina menekankan.

"Hahahahaha itu baru tunanganku... entah apa jadinya jika aku tanpa kamu Carmina sayang. Kamu selalu mendorongku untuk maju... kita akan sukses bersama tunanganku sayang" ucap Nikko sambil mengecup lembut puncak kepala Carmina.

"Kamu harus lulus dengan predikat Cumlaude, jangan kalah sama Luis" ucap Carmina.

"Tentu saja Carmina sayang, aku memang kadang gak keliatan pinter kaya Luis, tapi aku ini cerdas dari lahir. Gak usah belajar juga nilai ujianku bagus-bagus terus kok" ucap Nikko dengan bangga.

"Dasar ke-PD-an.. Nanti gelar kamu MM kan? iya.. bukan Master Management, tapi Master Modus" ucap Carmina.

"Hahahahaha.. bukan Master Modus sayaang.. Tapi Master Mencintai kamu..." ucap Nikko.

"Ih geli banget dengernya.. udah cepetan kita ke kasir. Nanti kita ketinggalan pesawat loh" ucap Carmina.

"Siap sayangnya Nikko" ucap Nikko lalu mendorong trolly ke kasir.

***

Carmina sedang memeriksa laporan keuangan dari supervisor F&B (Food and Baverage) resto. Pulang dari Singapore berbagai laporan harus dia periksa sebelum membuat laporan bulanan untuk Pak Gary. Suara telefon kantor berdering. Carmina langsung tersenyum saat tahu siapa yang datang. 

Tak lama kemudian ada suara ketokan di pintu ruang kerjanya.

"Silahkan masuk" ucap Carmina.

"Car.." sapa Luis dengan senyum manisnya.

"Luis.. ayo masuk.. silahkan duduk.. Ada seminar di daeran sini?" tebak Carmina.

"Yup... sesi 2 nanti sore. Aku sempatkan mampir.. oiya aku punya sesuatu" Luis lalu mengeluarkan amplop coklat dari tas kerjanya "Bukalah.. baca isinya"

Miracle of NikkoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang