Carmina dijemput dan diantar Pak Dirman ke Jakarta. Carmina dan Nikko sudah janjian untuk memilih cincin pernikahan. Nikko tak bisa menjemput Carmina karena ada meeting penting bersama Pak Gary. Carmina menunggu Nikko di sebuah coffee shop yang letaknya tak jauh dari Toko Perhiasan milik Mara Pillar. Sambil menunggu Nikko, Carmina sibuk dengan coretan-coretan di note book miliknya. Carmina sedang menghitung-hitung biaya pernikahannya. Saking asyiknya menghitung, Carmina sampai tak menyadari kehadiran Nikko.
Cup..
Kecupan lembut sukses mendarat di pipi kanan Carmina.
"Serius amat ini ibu negara? lagi ngitung apa sih?" ucap Nikko lalu duduk di sebelah Carmina.
"Lagi hitung-hitung biaya pernikahan kita, kira-kira totalnya Rp150.000.000, padahal hanya 200 undangan. Mahal juga yaa, segitu sudah diringankan dengan tidak menyewa tempat karena Pak Gary berbaik hati menggratiskan sewa venue di Resto The Lake. Sudah aku tekan biayanya dengan menghemat di beberapa pos seperti dekorasi dan sovenir, tapi tetap saja masih di atas 100 juta biayanya. Paling banyak di pos Catering sih. Aku gak mungkin menguranginya. Hemm... Aku hanya punya tabungan 100 juta sayang, sisanya kamu yang tambahin ya" ucap Carmina.
"Sudah simpan saja uang tabunganmu itu, kalau biayanya 150 juta, aku masih bisa menanggungnya kok. Uang yang seharusnya untuk membeli perabotan rumah bisa aku alokasikan untuk biaya pesta pernikahan. Perabotan rumah kan sudah dibeliin sama Mama" ucap Nikko.
"Hemmm... aku tidak mau terkesan memanfaatkanmu sayang.. Kamu kan baru saja membeli rumah, dan itu pasti menguras tabunganmu. Sudah kalau pesta pernikahan biar aku saja yang menanggungnya" ucap Carmina.
"Begini saja, bagaimana kalau kita bagi dua? Masing-masing 75 juta. Setuju?" tawar Nikko.
Carmina mencoba mempertimbangkannya "Kamu kan harus menyiapkan dana untuk mahar, cincin perkawinan, dan seserahan. Aku tidak mau terlalu membebanimu Nikko sayang"
Nikko mencubit dagu Carmina "Di saat perempuan-perempuan lain di luar sana mengharapkan calon suaminya menanggung semua biaya pernikahan, kamu malah maksa untuk membiayai sendiri, padahal calon suamimu ini mampu loh"
"Aku tahu kamu mampu, tapi izinkan juga Aku berbagi beban denganmu. Anggap saja kita sebagai partner yang solid, bukankah harus saling membantu?" ucap Carmina.
Nikko merangkul Carmina dan meletakan tangannya di bahu Carmina "Perlu aku tekankan, bagiku itu bukan beban. Aku tidak merasa terbebani sedikit pun mengenai rencana pernikahan kita. Aku akan jujur padamu. Aku punya tabungan 2 Milyar, 1.5 Milyar sudah aku pakai untuk membeli rumah. Sisanya masih ada 500 juta. Mahar untuk kamu aku belikan Logam Mulia 100 gram harganya sekitar 75 juta. Untuk cincin pernikahan, lagi-lagi aku mendapat sponsor keluarga, seserahan pun sama. Jadi sisa tabunganku masih ada 425 juta. Masih cukup jika aku keluarkan 150 juta lagi"
"Kamu dapat sponsor dari siapa?" Tanya Carmina ingin tahu.
"Untuk cincin dapat sponsor dari kakak iparku yang paling cantik, Kak Mara. Kita akan ke toko perhiasan miliknya untuk memilih cincin. Kalau seserahan, lagi-lagi Mamaku memaksa untuk membelikannya. Katanya Mama ingin memberikan sesuatu yang istimewa untuk kamu. Jangan kaget ya dengan apa yang Mama pilihkan untukmu. Aku tidak akan sanggup membelikan barang-barang mahal itu dengan tabunganku" ucap Nikko sambil terkekeh.
"Kamu ini kaya artis aja banyak yang sponsorin" ucap Carmina.
"Yah namanya juga anak kesayangan, adik kesayangan yang paling tampan, baik hati, tidak sombong, rajin menabung, dan limited edition. Wajarlah keluargaku sayang padaku" ucap Nikko dengan ekspresi ke-PD-an yang menyebalkan.
"Lihat saja kalau kita sudah punya anak, kamu pasti kalah disayang. Mama dan Papa-mu pasti lebih sayang cucunya daripada anaknya sendiri" ucap Carmina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle of Nikko
RomanceSama-sama gagal dalam hubungan jarak jauh dan susah move on dari mantan kekasih masing-masing. Carmina dan Nikko dipertemukan dalam hubungan pekerjaan. Susah dan senang dilalui bersama hingga mencapai puncak karir impian. Akankah ada ketulusan cinta...