Chapter 31

221 25 26
                                    

Carmina membuka pintu garasi. Ia menghidupkan mesin mobil antik milik ayahnya, Jeep Mercy berwarna hitam keluaran tahun 1989. Setiap hari ibunya selalu memanaskan mobil itu agar performa mesin tetap terjaga. Carmina sebenarnya bisa menyetir mobil, tapi membawa Jeep Mercy antik ke kampus atau ke tempat kerja menurutnya terlalu mencolok. Jadi untuk kegiatan sehari-hari Carmina lebih milih naik kendaraan umum.

Hari ini Carmina akan mengendarai si Bongsor, sebutan untuk Jeep Mercy antik milik ayahnya. Dia akan menjemput ayahnya ke Bandara. Setelah hampir 1 tahun tak bertemu, akhirnya ayahnya pulang juga. Carmina membawa Mobil itu seorang diri, karena ibunya sedang memasak berbagai makanan kesukaan ayah.

Carmina harap-harap cemas menanti kedatangan ayahnya. Dia sangat merindukan sang Ayah. Dari kejauhan Antonio Luna melambaikan tangan pada putrinya. Carmina langsung berlari menghampiri sang ayah. Mereka berpelukan dengan eratnya, melepaskan semua kerinduan yang selama ini tertahan.

"Putri ayah.. kamu banyak berubah nak.. sekarang sudah bisa dandan" ucap Ayah lalu mengecup puncak kepala Carmina.

"Aku kan sudah bekerja Ayah, masa masih kucel aja" ucap Carmina.

"Sudah punya calon suami lebih tepatnya" ucap Ayah.

"Oiya Nikko titip salam untuk ayah, mohon maaf tidak bisa ikut jemput" ucap Carmina.

"Iya, tidak apa-apa. Oiya nanti malam Nikko jadi datang ke rumah?" tanya Ayah.

"Jadi ayah, Nikko akan mengajak ibunya juga. Papa-nya tidak bisa ikut karena sedang ke luar kota" jawab Carmina.

"Oh begitu, yasudah ayo kita pulang.. Ayah sudah kangen sama si Bongsor dan masakan ibu kamu" ucap ayah.

***

Carmina merias wajahnya di depan cermin. Ini adalah perkenalan keluarga antara orang tuanya dengan orang tua Nikko. Bisa dibilang ini adalah satu langkah lebih maju untuk hubungan Nikko dan Carmina. Rubicon Hitam milik Nikko sudah sampai di depan Rumah.. Carmina segera menyelesaikan riasannya lalu bergegas keluar menyambut kedatangan Nikko dan Mama-nya.

Carmina mencium tangan Nyonya Miranda Pillar dengan sopan lalu mempersilahkan Nikko dan Mama-nya masuk. Akhirnya Helena dan Antonio Luna bisa bertemu dengan Miranda Pillar. Mereka terlibat dalam perbincangan santai dan akrab. Nyonya Miranda Pillar memang orang yang sangat ramah dan menyenangkan. Setelah berbincang-bincang selama 1 jam untuk lebih mengenal keluarga satu sama lain, akhirnya acara dilanjutkan dengan makan malam.

Nikko selalu curi-curi pandang ke arah Carmina yang duduk bersebrangan dengannya. "Cantiknya calon istriku" ucap Nikko dalam hati.

Tak terasa sudah jam 9 malam. Acara perkenalan keluarga pun selesai. Nikko dan Mama-nya pamit pulang. Semuanya berjalan dengan lancar. Semoga ini adalah awal yang baik untuk keseriusan hubungan Nikko dan Carmina.

"Bagaimana Ayah? Apakah ayah menyukai Nikko" ucap Carmina.

"Ayah rasa dia lebih baik dari Luis" ucap Ayah.

"Jadi ayah merestui hubungan kami?" tanya Carmina.

"Iya sayang.. ayah merestui asalkan kamu bahagia.. kamu Anak yang baik, sudah sepantasnya mendapatkan laki-laki yang baik juga" ucap Ayah.

"Terima kasih ayah.. sekarang hidupku sudah terasa lengkap.. Ada ayah dan Nikko, dua laki-laki yang aku cintai" ucap Carmina lalu memeluk ayahnya.

***

Luis melakukan video call dengan Angelica. Menjalani hubungan jarak jauh memang tidak mudah, namun Luis berharap kali ini hubungannya akan berhasil hingga ke jenjang pernikahan. Luis sudah menemukan perempuan yang dia cari selama ini, perempuan yang menurutnya sempurna untuk mendampingi hidupnya, dialah perempuan itu, Angelica Romero.

Miracle of NikkoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang