Chapter 24

220 28 21
                                    

Nikko menyeruput lemon grass tea hangat di ruang tamu rumah Carmina. Dia sedang menunggu Carmina yang tengah merias diri untuk menghadiri acara makan malam khusus untuk perayaan ulang Tahun Nyonya Miranda Pillar, Mamanya Nikko.

Carmina sudah siap dengan dress ala Putri-putri kerajaan Eropa. Kali ini dia mengenakan dress berwarna margenta setengah lengan. Dress itu panjangnya selutut. Dress itu tertutup namun elegan untuk dikenakan. Carmina merias dirinya dengan sewajarnya dengan konsepn riasan yang natural.

"Aku sudah siap sayang" ucap Carmina.

Nikko meletakan cangkir minumannya, berdiri lalu menatap kekasihnya dengan takjub "Cantik.... Kali ini kamu terinspirasi dari Princess kerajaan mana nih?" ucap Nikko.

"Princess Mary of Denmark, aku selalu suka selera fashion-nya yang sopan dan elegan" ucap Carmina.

"Kalau kamu jadi Princess Mary, berarti aku Prince Frederik dong" ucap Nikko.

"Kamu tahu Prince Frederik? Dia pangeran favorite aku loh. Family man banget dan tetap ganteng di usia tuanya" ucap Carmina.

"Tahu dong, hanya Aku heran Aja. Kamu malah suka sama Pangeran Denmark yang kalah populer dengan Pangeran-pangeran Inggris" ucap Nikko.

"Tapi aku lebih suka kamu kok, beneran" ucap Carmina sambil tersenyum malu-malu.

Nikko balas tersenyum "Aku cuma laki-laki biasa loh, gak ada darah birunya"

"Gapapa, akunya udah terlanjur sayang sih" ucap Carmina.

"Kamu minta dicium yah?" ucap Nikko dengan senyum jahilnya.

"Engga.. kenapa kamu bilang gitu?" ucap Carmina merasa bingung.

"Abis tumben-tumbenan kamu gombalin aku" ucap Nikko.

"Kalau aku bilang sayang ya berarti memang sayang, bukan bilang sayang karena ada maunya. Aku gak gombal kaya kamu" ucap Carmina.

Nikko tersenyum "Tapi kamu seneng kan digombalin?"

"Engga.. Aku sukanya perlakuan manis" ucap Carmina.

Nikko mendaratkan ciumannya di kening Carmina "Seperti ini?" ucap Nikko melepaskan ciumannya.

Hal itu sukses membuat pipi Carmina merah merona. Dia lalu mengangguk malu-malu.

"Atau mau lebih turun lagi ciumannya? Udah siap banget akunya" goda Nikko..

"NIKKO... udah ayo kita berangkat, gak enak sama Mama kalau datang terlambat" ucap Carmina

Mereka lalu pergi ke rumah keluarga Pillar.

***

Nikko menggenggam tangan Carmina lalu berjalan memasuki rumah keluarga Pillar. Mereka sampai di ruang makan. Miranda Pillar menyambut kedatangan mereka dengan pelukan hangat. Untuk pertama kalinya, Carmina bertemu dengan Carlo Pillar, kakaknya Nikko dan istrinya Mara Pillar. Nikko memperkenalkan Carmina kepada mereka. Carlo dan Mara melihat Carmina dengan tatapan menyelidik. Entah apa yang mereka pikirkan, yang jelas tatapan mereka membuat Carmina merasa kurang nyaman.

Mara Pillar adalah seorang pengusaha berlian. Dia memiliki toko Berlian di salah satu pusat perbelanjaan di distrik 8, distrik paling elite di pusat kota. Penampilan Mara selalu sempurna dan berkelas. Berlian yang berkilauan selalu menghiasi penampilannya. Usianya 28 tahun, terpaut 2 tahun dari Carlo suaminya. Mereka sudah 2 tahun menikah namun belum dikaruniai anak. Mereka berdua pasangan yang sibuk. Bisa dibilang mereka berdua 'gila kerja'.

Setelah Nikko putus dari Angelica, Mara mengenalkan Nikko dengan teman-temannya. Monica dan Sherly adalah kenalan Mara yang dijodoh-jodohkan dengan Nikko. Monica adalah seorang desainer, sementara Sherly adalah Brand Ambassador dari produk Berlian Mara Pillar. Dua-duanya cantik dan berkelas seperti peragawati papan atas. Namun tak satu pun yang bisa membuat Nikko jatuh cinta dengan tulus. Nikko hanya menjalani hubungan dengan mereka sebagai pelampiasan agar Angelica cemburu dan kembali padanya.

Miracle of NikkoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang