Chapter 25

253 26 21
                                    

Nikko mengejar Carmina yang begitu cepat menghilang dari pandangannya. Nikko lalu pergi ke parkiran, namun dia tidak juga menemukan Carmina. Dia lalu menghubungi ponsel Carmina, sialnya tidak diangkat. "Kenapa jadi begini sih? jujur salah terus apa aku harus bohong soal barang-barang itu?" ucap Nikko yang merasa kesal.

Bunyi pesan dari ponselnya mengalihkan perhatian Nikko. Carmina yang mengirim pesan.

"Kamu tidak usah mencariku. Kamu pulang saja ke kantor. Aku diminta Pak Gary untuk menemaninya meeting. Aku sudah naik Taxi, dalam perjalanan menuju tempat meeting" 

Nikko langsung lemas melihat isi pesan dari Carmina.

Ia lalu bergegas untuk kembali ke kantor. "Kenapa kamu harus naik Taxi? aku bisa mengantar kamu. Car.. tolong jangan seperti ini" ucap Nikko dalam hatinya. Nikko berharap bisa segera bertemu dan berbicara pada Carmina. Sudah susah payah Nikko mendapatkan Carmina, Ia tidak mau hubungannya dengan Carmina jadi rusak hanya karena masa lalunya yang sudah tidak berfaedah itu.

Nikko sudah sampai di kantor. Dia memandang meja Carmina dengan lesu. Si pemilik meja belum kembali. Dia lalu mengadakan briefing mendadak untuk Tim-nya.

"Mohon perhatiannya sebentar.. tak lama lagi perusahaan ini akan mengadakan Rapat Kerja Akhir Tahun. Jadi gua harap kalian segera buat laporan dan slide presentasi mengenai hasil kerja kalian selama hampir 1 tahun ini. Oiya Bill, semua pemesanan mobil baik yang barangnya ready tahun ini atau ready tahun depan tolong masukkan semua ke laporan tahun ini ya.. gua pengen tahu total pendapatan  divisi ini di tahun ini. Kalian gak usah khawatir, bonus akhir tahun pasti turun untuk divisi kita. Pendapatan divisi kita sudah lewat target, semakin besar lewat targetnya, semakin besar pula bonus yang akan kita dapat. Minggu depan harus sudah selesai semua laporan dan slide presentasinya. Gua mau kalian presentasi ke gua satu per satu. Gua yang bertanggung jawab atas kerja kalian di hadapan manajemen, jadi tolong buatlah yang sebaik-baiknya, semuanya paham!"

"Siap Capt!" ucap Billy, Narez, Jerico, dan Ivan secara bersamaan.

Nikko lalu kembali ke mejanya. Ia kemudian teringat akan sesuatu. Nikko membuka laci mejanya mencari-cari sesuatu. Akhirnya ia menemukannya. Nikko merasa lega karena dialah yang menemukan foto itu. Foto Angelica saat wisuda S1 bersamanya. Nikko lalu memasukan foto itu ke dalam sebuah amplop. Ditutup rapat, diplester berkali-kali, lalu membuangnya ke tempat sampah. Foto itu pernah berarti dalam hidupnya, tapi kini dia harus membuangnya demi memulai hidup baru bersama Carmina. Dia merasa bodoh, kenapa tidak dari dulu saja dia membuangnya? Carmina saja sudah tidak menyimpan barang apa pun yang berhubungan dengan Luis bahkan sebelum ia bekerja di kantor ini. Tapi Nikko baru melakukannya belakangan ini. Wajar saja Carmina merasa kecewa, wajar saja jika Carmina berprasangka kalau Nikko belum benar-benar move on dari Angelica. Bayang-bayang Angelica selalu menjadi masalah di hubungan Nikko dan Carmina.

Waktu sudah menunjukkan pukul 6.00 PM namun Carmina belum kembali ke kantor juga. Berkali-kali Nikko menghubungi Carmina, mengirim pesan, namun tidak ada satu pun yang mendapat respon dari Carmina. Nikko lalu menghubungi paman Gary.

"Hallo...Paman.. apa meeting-nya sudah selesai? Carmina masih bersama paman?" tanya Nikko.

"Meeting-nya sudah selesai jam 5 sore. Selesai meeting Carmina pamit, katanya ada janji dengan temannya. Jadi dia langsung pulang, tidak kembali ke kantor"  jawab Paman Gary.

"Oh begitu.. yasudah terima kasih paman" ucap Nikko lalu menutup sambungan telefon. 

Carmina benar-benar menghindari Nikko. Mungkin dia butuh waktu untuk memikirkan kelanjutan hubungannya dengan Nikko. Apakah akan diteruskan atau diakhiri. Mumpung belum melangkah terlalu jauh.

Miracle of NikkoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang