"Carmina.... Aku...."
"Nikko, kamu harus mempersiapkan diri untuk ikut konferensi otomotif besok. Lebih baik kita akhiri sambungan VC ini"
"Car... kita perlu bicara.."
"Kalau kamu ingin memutuskan hubungan kita, bicaralah sekarang juga. Kamu tidak perlu menunggu pulang ke Indonesia untuk mengatakannya"
"Kenapa kamu berfikir seperti itu??? Aku tidak akan melakukannya.. tidak akan pernah.. Aku mencintaimu Carmina.."
"Wajar saja aku berfikir seperti itu. Pagi ini Luis diputuskan oleh perempuan yang selalu kamu cintai itu.. sekarang tinggal aku bukan yang menjadi penghalang untuk kebahagiaan kalian?? ayo putuskan aku sekarang juga, atau kamu mau pakai cara pengecut dengan memutuskanku lewat DM social media seperti yang Luis lakukan?"
Deg... sindiran itu tidak hanya tepat mengenai Nikko, tapi juga Luis. Perempuan kalau sudah marah memang sangat menyeramkan.
"Sayang.. tolong jangan berkata seperti itu.. Siapa yang ingin putus denganmu? aku tidak mau.. kita pasti bisa menyelesaikan salah paham ini.. tolonglah.. beri aku kesempatan"
"Salah paham katamu? kamu sendiri yang memintaku untuk mempercepat 1 hari tiket penerbanganmu ke Jepang. Saat aku tanya alasannya, kamu bilang akan menemui teman-teman kuliahmu yang ada di Jepang, tapi kenyataannya apa? kamu berbohong padaku bukan? lalu sekarang katakan padaku, di mana letak salah pahamnya?"
Nikko tak tahu lagi harus berkata apa.. Dia tidak akan membela diri, karena semua yang dikatakan Carmina memang benar..
"Aku tidak ingin berdebat lagi denganmu.... jaga kesehatanmu selama di Jepang.. kamu harus tetap profesional dengan pekerjaanmu selama di sana. Anggap saja kita tidak ada masalah, anggap saja aku tidak ada..."
Carmina langsung menutup sambungan VC dengan Nikko. Carmina berusaha menahan air matanya. Ia terlihat kuat di depan Nikko tapi nyatanya Carmina tidak sekuat itu.. "Luis.. kamar mandi di rumah ini sudah berfungsi kan?"
"Sudah..." jawab Luis.
Carmina bangkit dari duduknya dan langsung bergegas ke kamar mandi. Carmina bersandar di balik pintu kamar mandi, tangisnya pun pecah. Berpura-pura kuat di depan orang lain itu tidak mudah, rasanya sungguh menyakitkan.
Luis berdiri di depan puntu kamar mandi. Ia bisa mendengar Carmina terisak di balik pintu. Luis menundukkan kepalanya. Andai ia bisa memutar waktu, mungkin ia tidak akan meninggalkan Carmina. Mungkin sekarang ia dan Carmina sudah bahagia. Luis telah banyak berkorban untuk Angelica. Ia belajar dan bekerja sangat keras untuk bisa membahagiakan Angelica, namun sekarang apa yang dia dapat? Angelica mencampakkannya begitu saja. Tidak kah Angelica merasakan bagaimana Luis begitu memperjuangkannya?
***
Kantor Pillar Motors
Carmina sedang harap-harap cemas menunggu kehadiran Pak Gary Pillar di ruangannya. Carmina berusaha tetap bertahan dengan keputusannya. Ia tahu Pak Gary pasti akan berusaha mempertahankannya agar tidak resign dari kantor.
Pak Gary sudah datang.. ia menyapa Carmina dengan ramah..
"Carmina... bagaimana kabarmu?" ucap pak Gary.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle of Nikko
RomanceSama-sama gagal dalam hubungan jarak jauh dan susah move on dari mantan kekasih masing-masing. Carmina dan Nikko dipertemukan dalam hubungan pekerjaan. Susah dan senang dilalui bersama hingga mencapai puncak karir impian. Akankah ada ketulusan cinta...