Chapter 10

268 29 21
                                    

Carmina datang lebih pagi ke Pillar Motors. Dia takut Luis tiba-tiba saja muncul lagi di rumahnya. Kemarin secara mengejutkan Luis mengunjungi Ibunya Carmina. Kedatangannya ke sana adalah meminta maaf kepada Helena Luna. Baguslah akhirnya Luis mengakui kesalahannya, walau pun memang sudah lama berlalu tetapi tidak ada kata terlambat untuk meminta maaf bukan? Itu saja yang diinginkan Carmina. Permohonan maaf.. Carmina tidak mengharapkan Luis kembali padanya, tidak sama sekali. 

Setiap orang memang berhak mendapatkan kesempatan kedua, tapi Carmina tidak mau memberikannya pada Luis, bahkan untuk bertemu dengan Luis saja sudah enggan. Berdamai dengan masa lalu memang sulit, apalagi ketika Carmina disakiti begitu dalam oleh Luis. Cinta pertamanya yang dia harapkan menjadi cinta terakhirnya. Tapi semuanya hancur begitu saja karena penghianatan. Carmina masih ingat pesan chat terakhir Luis saat memutuskannya.

"Aku ingin fokus sekolah S2, lalu akan lanjut S3, aku belum siap untuk menikah... lebih baik kamu cari orang lain saja yang lebih siap"

Dulu Carmina tersiksa dengan kata-kata itu, seolah dia hanyalah hambatan Luis untuk maju. Dia terus bertanya-tanya pada dirinya "Apakah selama ini aku menjadi hambatan untuk kemajuannya? apa aku tak cukup layak untuk mendampinginya? padahal aku rela jika harus melepas karirku demi mengurusnya, mendampinginya, mencintainya, dan mendukung setiap cita-cita besarnya, aku bahkan belajar bahasa Jepang, belajar menari, belajar memasak, belajar menjahit agar aku tidak menyusahkannya ketika hidup bersamanya di Jepang... aku juga rela jika aku harus kerja part time untuk membantunya di Jepang, apa semuanya juga belum cukup untuk membuatku layak mendampinginya?"

Carmina sering kali menyalahkan dirinya atas kepergian Luis. Sampai suatu ketika Bella memberitahukannya sesuatu "Luis menjalin hubungan dengan perempuan lain di Jepang" kenyataan itu membuat Carmina semakin hancur. Ternyata alasan Luis memutuskannya tidak lain dan tidak bukan karena memang ada perempuan lain di hatinya. 

Pelajaran berharga yang dapat dipetik ialah ketika laki-laki mulai acuh, mulai menjauh, hingga akhirnya menjadikan alasan ingin fokus pendidikan atau mengatakan bahwa si perempuannya terlalu baik untuk si laki-laki, itu semua hanya alasan klise yang intinya sudah ada perempuan lain di hati si laki-laki.

Sejak saat itu Carmina bangkit dari keterpurukannya... dia tidak lagi menyalahkan dirinya. Sudah cukup semua kesedihan yang ia rasakan. Dia fokus menata hidupnya kembali. Dia tidak mau banyak berkorban lagi untuk laki-laki yang belum menjadi suaminya. Dia ingin diperjuangkan, tidak mau berjuang sendirian lagi.

"Car... Pak Gary Pillar minta kamu ke ruangannya tuh" ucap Billy yang sontak saja membuat Carmina tersadar dari lamunanya. 

"Oh... iya.. nanti aku ke ruangannya" ucap Carmina. 

Carmina lalu menitipkan Bubur Ayam buatan ibunya pada Billy "Bil, kalau Nikko datang dan aku belum kembali, tolong hangatkan ini di Microwave ya. Tempat makan ini khusus yang tahan di Microwave kok, dan pastikan dia memakan bubur ini ya.. kata dokter Nikko harus makan yang lembut-lembut dulu.. bilang padanya kalau dia tidak mau makan aku akan bersikap jutek seharian padanya" ucap Carmina

"Beres... yaudah kamu ke ruangan Pak Gary sana.. dia orang sibuk, waktu luangnya tak banyak" ucap Billy

Carmina lalu menaiki lift menuju lantai 6. Ia bertanya-tanya dalam hatinya "Ada apa ya Pak Gary Pillar memanggilku? apa karena kecerobohanku kemarin yang membuat Nikko sakit? Ya ampun aku pasti akan dimarahi habis-habisan. Pak Gary kan sangat menyayangi Nikko. Habislah aku"

Carmina sudah sampai di depan ruangan Pak Gary Pillar. Carmina lalu dipersilahkan masuk oleh Celia, sekretarisnya Pak Gary. Carmina masuk ke ruangan yang didominasi oleh warna hitam putih.

"Carmina... ayo silahkan duduk" ucap Gary Pillar dengan ramah.

Carmina lalu duduk di hadapan Gary Pillar, berusaha tersenyum ramah pada Pak Gary.

Miracle of NikkoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang