Chapter 22

239 28 21
                                    

Nikko sedang memperbaiki keran wastafel di ruang makan rumah Carmina. Awalnya ia dan ibunya akan memanggil tukang bangunan untuk memperbaikinya, namun Nikko menawarkan diri untuk melakukannya. Carmina dan ibunya bertukar pandang merasa kurang yakin Nikko bisa melakukannya. Ibu Carmina lalu kembali ke dapur untuk mencicipi Sop Iga yang hampir matang. Weekend kali ini Carmina dan ibunya khusus memasak Sop Iga dan Perkedel Kentang untuk Nikko.

"Kamu benar-benar bisa memperbaikinya kan?" ucap Carmina tak yakin.

"Kamu ini terlalu meremehkanku, kamu lupa kalau ayahku seorang Arsitek handal? pasti ada bakatnya yang menurun padaku. Urusan memperbaiki keran itu hal remeh bagiku" ucap Nikko yang akhirnya berhasil memperbaiki keran wastafel itu.

"Wah.. kamu berhasil memperbaikinya. Terima kasih sayangnya Carmina" ucap Carmina merasa takjub.

"Ini tidak gratis loh" ucap Nikko dengan senyum jahil.

"Apa???? tak kusangka kamu perhitungan sekali huh" gerutu Carmina

Nikko menunjuk-nunjuk pipinya. Memberi kode keras untuk Carmina.

"Nikko.. ada ibuku" ucap Carmina.

"Ayo cepat, mumpung ibu masih di dapur" ucap Nikko.

"Dasar tukang memaksa, yasudah baiklah" ucap Carmina.

Carmina mendekatkan bibirnya pada pipi kiri Nikko dan dikejutkan dengan suara ibu Carmina "Makanan sudah siap, ayo kita makan" ucap Ibu Carmina menyahut dari dalam dapur.

Sontak Nikko kaget dan menggerakan kepalanya ke arah datangnya suara. Bibir Carmina akhirnya mendarat mulus tepat di samping bibir Nikko. Carmina buru-buru menarik diri khawatir ibunya datang ke ruang makan.

"Yah... bibir kamu parkirnya kurang geser dikit Car.. Padahal aku udah siap banget loh kalau bibir kamu parkirnya pas di bibir aku" goda Nikko.

"Kamu pasti sengaja ya?" ucap Carmina dengan pipi merah merona.

"Aku sengaja? engga lah, itu gerakan reflek kepala aku. Kita sama-sama kaget sama suara ibu kamu kan? Aku pikir ibu udah di ruang makan" ucap Nikko.

"Yasudah aku bantu ibu mengambil makanan dulu ya" ucap Carmina.

"Iya calon istri, aku udah laper banget nih. Harusnya aku dapet yang manis-manis dulu nih sebelum makan besar. Sayang aja yang manisnya cuma mampir di sebelah bibir, belum sempet dirasain manisnya udah keburu kabur" goda Nikko.

"Nikko.. udah jangan ngomong macem-macem.. malu tahu.. yaudah aku mau ngambil makanan" ucap Carmina lalu bergegas ke dapur untuk membantu ibunya menyiapkan makanan.

Nikko tersenyum melihat Carmina yang salah tingkah. Carmina yang selalu menggemaskan di mata Nikko. Carmina yang ia sayangi, Carmina yang ia cintai..

Makanan sudah tersaji dengan rapi di meja makan. Carmina mengambilkan nasi di piring Nikko. Menuangkan Sop Iga di mangkuk milik Nikko. Ibu Carmina tersenyum melihat putrinya dan Nikko bersama seperti sekarang. Chemistry-di antara mereka sungguh kuat. Nyonya Miranda bisa melihatnya. Bagaimana Nikko memandang Carmina dan sebaliknya. Siapa pun yang melihat gerak gerik mereka pasti mengakui bahwa ada cinta di antara mereka. Cinta yang berbeda yang belum pernah Carmina dapatkan di hubungannya bersama Luis di masa lalu.

"Makan yang banyak ya Nikko... terima kasih sudah membantu kami memperbaiki keran wastafel" ucap Ibu Carmina dengan tulus.

"Iya bu.. kalau ada apa-apa hubungi saya saja, selama saya bisa. Pasti akan saya bantu Bu. Oh iyaa Sop Iganya enak sekali.. Aku sampai ingin nambah lagi" ucap Nikko memberi kode pada Carmina.

"Carmina.. Nikko mau nambah Sop Iga-nya, tolong ambilkan dong sayang" ucap Ibu Carmina.

Carmina lalu menuangkan kembali Sop Iga ke mangkuk Nikko.

Miracle of NikkoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang