Ruang meeting kecil di Buku Cafe
Tangan Carmina gemetar dan berkeringat. Ia sangat gugup, takut mengeluarkan kata-kata bodoh saat diwawancara oleh Nikko.
Ceklek.. suara pintu terbuka.
Nikko Pillar masuk dan mengambil posisi duduk di hadapan Carmina. Nikko mengulurkan tangannya. "Kita belum berkenalan secara resmi kan? Nikko Pillar"
Carmina menyambut uluran tangan Nikko dan menjabatnya "Carmina Luna" ucap Carmina dengan senyum yang sangat kaku. Dia baru menyadari bahwa Nikko memiliki bola mata coklat yang indah. Nikko juga memakai anting di telinga kirinya.
Jadi ini mantan kekasih pria brengsek yang telah merebut Angelica dariku. Manis, kulitnya tidak terlalu putih, membuatnya terlihat eksotis. Ah.. tapi masih lebih cantik Angelica-ku. Aku penasaran, apa dia secerdas Angelica atau hanya perempuan bodoh yang memang layak ditinggalkan. Nikko sibuk berprasangka dalam hatinya.
Nikko kemudian tersadar dari pergulatan batinnya, lalu membuka percakapan.
"Aku yakin kamu sudah tau kan tugas Asisten Pribadi secara umum? aku hanya akan menjelaskan tugas-tugas khusus yang akan kamu terima. 1. Kamu harus mengatur jadwal kuliah dan jadwal bimbingan Tesisku nanti, 2. Kamu harus memastikkan baju, kemeja, dan sepatu untuk meeting selalu tersedia di ruangan dan di dalam mobilku, 3. Jangan bosan mengingatkan aku makan secara teratur, karena aku punya Maag kronis"
Ini aku jadi Asisten Pribadi apa jadi Baby Sitter sih pake disuruh nyiapin baju dan ngingetin makan segala? Terus, aku juga yang harus ngejar-ngejar dosen pembimbing Tesisnya, ngatur jadwalnya, yang Tesis siapa yang repot siapa. Awas aja kalau dia minta hal macem-macem yang menyangkut kehormatan aku. Akan aku tendang selangkangannya. Carmina menggerutu dalam hati.
" Kamu akan mendapatkan gaji 2x lipat dari gaji yang kamu terima di perusahaan sebelumnya. Itu belum termasuk lembur dan bonus. Bagaimana, tertarik?" ucap Nikko dengan senyum kemenangan.
Wah 2x lipat dari gajiku yang sekarang? belum termasuk lembur dan bonus? kayanya aku ambil aja deh. Kesempatan gak datang 2x. Semoga aku bisa kuat menghadapi bos-ku yang menyebalkan ini.
"Aku mau tanya sesuatu, hemm.... gimana ya ngomongnya euuhh... itu biasanya untuk memuluskan kerjasama biasanya ada semacam entertain klien" ucap Carmina ragu-ragu.
"Lalu?" Nikko mengkerutkan keningnya. Mencoba menebak maksud dari perkataan Carmina.
"Aku tidak bersedia mengurus hal-hal entertain semacam itu, apalagi sampai disuruh menyewa perempuan jalang untuk klien. Aku tidak mau, tidak akan pernah mau" ucap Carmina dengan mantap.
Nikko tersenyum, manis sekali hingga membuat Carmina menunduk salah tingkah.
"Kamu ini konservatif sekali, tapi baiklah aku menyetujuinya. Sejauh ini memang aku belum pernah melakukan entertain klien yang semacam itu, tapi kalau pun suatu saat terjadi, aku pastikan aku tidak akan menyuruhmu untuk mengurusnya. Jadi kau siap bergabung?"
"Iyaa.. aku siap bergabung" ucap Carmina tanpa keraguan.
DEAL..
Hari pertama Carmina bekerja di Pillar Motors. Perusahaan ini milik Gary Pillar, pamannya Nikko. Ayah Nikko, Marco Pillar sebenarnya punya perusahaan sendiri yang bergerak di bidang properti, tapi Nikko memang tidak tertarik di bidang properti. Jadi dia lebih memilih bekerja di perusahaan otomotif milik pamannya. Nikko tidak memanfaatkan hubungan keponakan untuk mendapatkan jabatan penting di Pillar Motors, Nikko memulai karirnya dari bawah sebagai pemasaran/marketing mobil mewah. Karena kinerjanya memuaskan, paman Gary menaikkan jabatannya sebagai Manajer Pemasaran dan memiliki sebuah tim yang terdari dari Ivan, Jerico, Narez, dan Billy. Carmina benar-benar jadi satu-satunya wanita di tim Nikko. Awalnya Nikko memang mencari Asisten Pribadi dengan kualifikasi laki-laki, namun saat Ivan merekomendasikan Carmina, ia jadi mempertimbangkan tidak ada salahnya punya Asisten Pribadi perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle of Nikko
RomanceSama-sama gagal dalam hubungan jarak jauh dan susah move on dari mantan kekasih masing-masing. Carmina dan Nikko dipertemukan dalam hubungan pekerjaan. Susah dan senang dilalui bersama hingga mencapai puncak karir impian. Akankah ada ketulusan cinta...