Chapter 21

264 30 23
                                    

Carmina sedang memilih kemeja, celana, jas, dan dasi yang akan di pakai Nikko di acara pembukaan pameran mobil. Nikko memerintahkan semua yang terlibat di venue Pillar Motors memakai setelan baju berwana biru donker, warna kesukaan Nikko. Carmina merapikan baju yang akan dipakai kekasihnya. Nikko mengamati Carmina di depan pintu ruang wardrobe-nya yang terbuka. Carmina menyadari kehadiran Nikko.

"Kenapa kamu melihatku seperti itu?" ucap Carmina.

"Hari ini aku tidak melihatmu sebagai asisten pribadiku lagi" ucap Nikko

"Lalu melihatku sebagai apa? baby sitter?" ucap Carmina dengan asal.

Nikko tertawa kecil "Tentu tidak Carmina sayang.. kini aku melihatmu sebagai calon istri.. Kapan-kapan kamu memasak untuk aku ya sayang" 

"Iya.. tapi masaknya di rumahku saja ya.." ucap Carmina.

"Memang kenapa kalau memasak di apartemenku?" tanya Nikko.

"Tidak baik laki-laki dan perempuan  yang belum terikat pernikahan berduaan saja di ruang apartemen" ucap Carmina.

"Takut terjadi hal-hal yang diinginkan ya?" tanya Nikko dengan senyum jahilnya.

"yang kamu inginkan lebih tepatnya.. bukankah laki-laki lebih susah 'menahannya'?" ucap Carmina.

"Siapa bilang? terkadang justru si perempuannya yang tidak bisa 'menahannya'" ucap Nikko.

"Pengalaman pribadi ya?" tanya Carmina dengan tatapan tajam.

"Tapi sejauh ini aku bisa 'menahannya' kok sayang. Aku masih bisa menguasai diriku.. kamu gak usah khawatir, apartemenku 'masih bersih' kok dari hal-hal yang diinginkan" ucap Nikko.

"Syukurlah.. aku memang tidak berniat punya kekasih yang pikirannya mesum. Kalau memang cinta, harusnya menjaga bukan 'merusak'. Perempuan yang lebih banyak dirugikan dalam hal ini" ucap Carmina.

"Aku pastikan, akulah yang pertama menyentuhmu nanti... " ucap Nikko

"Kamu tidak berniat merayuku dan mengajakku melakukan hal-hal yang diinginkan kan?" ucap Carmina dengan raut muka panik.

"Tenang saja Carmina sayang, aku akan melakukannya di jalur yang benar. Kalau kamu sudah resmi jadi Nyonya Pillar" ucap Nikko lalu tersenyum manis.

Pipi Carmina langsung merah merona mendengar perkataan Nikko. Tidak mau terbawa suasana, Carmina lalu mengalihkan pembicaraan mereka ke hal lain.

"Udah ah mulai ngaco kita ngobrolnya.. Yuk kita berangkat sekarang ke pameran. Kamu ganti kemejanya di sini saja ya.. gak ada ganti-ganti baju di mobil" ucap Carmina menekankan.

"Iya Carmina sayang.. yasudah aku ganti baju dulu" ucap Nikko.

Carmina menunggu Nikko di sofa dekat jendela. Tak lama kemudian Nikko keluar dari ruang wardrobe. Nikko ternyata tidak hanya ganti baju, tapi juga merapikan dirinya agar terlihat menarik. Kemeja biru dongker dan dasi silvernya begitu pas di badan atelisnya. Rambutnya terlihat mengkilat dan tertata rapi. Carmina memandang Nikko dengan lekat.. untuk pertama kalinya Carmina terbius oleh pesona Nikko.

Nikko memamerkan senyum manisnya "Ngeliatnya gitu banget, gimana reaksi cewek-cewek di pameran nanti ya kalau liat aku?" ucap Nikko mencoba menggoda Carmina.

"Dasar tukang tebar pesona, memangnya kamu saja yang bisa begitu, lihat saja di pameran nanti aku akan membungkam ke-PD-an mu" ucap Carmina tidak mau kalah.

"Carmina sayang.. berpenampilan menarik adalah bagian dari pekerjaanku. Seorang Marketing, Business Development, Account Executive, Sales dan sejenisnya memang harus berpenampilan menarik. Selain itu, harus bisa bermulut manis agar calon pembeli produk kita terpukau. Kamu sudah melihatnya sendiri bukan bagaimana Ibu Selin Winata begitu bertekuk lutut oleh pesonaku. Hasilnya mobil Phantom berhasil aku jual" ucap Nikko.

Miracle of NikkoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang