2; Audrey

21.6K 2.5K 645
                                    

Bagaimana bisa Audrey memilih untuk di panggil Ara daripada Audrey?

Ini semua berawal dari kakaknya yang bernama Johnny itu.

Ketika Johnny berusia 5 tahun dan Ara masih berusia 1 tahun. Johnny berkomentar.

"Mah! Kakak gak mau panggil Audi. Susah."

"Terus apa dong?"

"Nama adek kan, Audrey Lahmatika. Gimana kalo di singkat aja."

"Di singkat jadi apa?"

"Ara."

Ara memasuki kamar kakaknya.

Mengecek apakah kakaknya sedang tidur atau belum.

"Kak?"

"Apa?!"

Ternyata Johnny lagi menyemprotkan parfum ke baju kemejanya yang ia siapkan untuk hari esok.

"Kak, adek mau nanya deh."

"Ngomong aja."

"Emang setiap orang yang udah hijrah itu pada nyebelin ya?"

"Hah? Kok tiba-tiba? Kenapa?"

"Nggak. Cuma nanya aja."

"Nggak juga kok dek. perasaan kamu doang itu."

"Masa sih?"

"Gini deh.."

Johnny meletakkan kemejanya dan duduk mendekati Ara yang sudah duduk di tepi kasur miliknya.

"Adek bisa bilang orang nyebelin pasti karena ada perkataan yang udah di lontarkan nya itu semua terasa benar tapi susah untuk di terima nya, ya kan?"

Ara tidak menjawab. Ia merasa perkataan kakaknya itu benar.

Johnny melihat adeknya itu dan tersenyum.

"Gak apa-apa. Wajar kita kesel. Tapi, kita harus bertindak dewasa."

Ara lihat kakaknya.

"Udah sana tidur. Besok bagian matkul pagi kan?"

"Makasih kak. Sayang banget adek tuh sama kakak!"

Benar. Apa yang Johnny katakan pada nya itu adalah sebuah kebenaran, benak Ara.

Keesokannya.

Ara sedang menuruni tangga untuk menuju ruang makan dengan di barengi dirinya yang sedang memasuki laptop di tas jansportnya.

Saat sudah di depan meja makan, ada satu pemandangan yang asing

"Lho...?"

"Kaget ya, nak Dhika tiba-tiba disini?" Tanya mamah Ara yang selagi memberikan Doy sebuah toast

Ara pun duduk dengan keadaan sedikit kaget.

"Iket dulu sayang rambutnya." Ucap Mamahnya lagi.

Ara pun mengikat rambutnya.

Entah kenapa, pandangan Doy langsung tertuju ke lain arah sehabis melihat Ara yang sedang mengikat rambut.

Ara gak tau kenapa, tapi ya kayaknya bukan suatu yang penting juga.

Ara pun mengambil roti dan mengoleskan selai kacang di rotinya.

Selagi Ara bersiap untuk menyantap.

"Baca doa dulu Ra.. " ucap Doy yang sembari minum kopi.

Merasa tercyduk Ara hanya cengengesan dan membuat tangannya seperti berdoa.

"Udah.." Ara pun melanjutkan makannya.

Calon Imam • Kim Doyoung✔[SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang