36; Sisi lain Doy

11.4K 1.7K 193
                                    

Doy menahan nafasnya panjang. Sedangkan Ara yang masih terhubung di telepon Doy merasa bingung, kenapa Doy tidak memberi reaksi?

"Doy??? Woy!!"

Doy malah enggan menjawab dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Doy? Lo kenapa? Gue harus gimana dong? Yang muncul diri lo...."

Doy mencoba mengatur kesalah tingkahan dirinya dengan mengatuf nafasnya secara beraturan.

"Oh iya Ra..."

"Ha?! Gitu doang?"

"Y-ya gue bingung harus jawab apa?"

Terdengar Ara mendengus kesal membuat Doy semakin girang.

"Yaudah.. udah malem. Gue ngantuk. Maaf deh udah ganggu."

"Kok kaya yang marah ya?"

"Nggak kok. Mau marah juga gimana... gak ada hak. Dahlah, gue tutup. Bye"

Ara pun menutup teleponnya.

Doy langsung melempar hapenya dan menenggelamkan mukanya ke bantal.

"Ini serius?" Kata Doy

"Tapi... percuma kalo dia masih gak suka gue." Doy langsung merubah ekspresi mukanya.

"Tapi kalo Allah bilang iya kenapa nggak?" Ucap percaya diri Doy

"Ambil wudhu dulu deh."

Doy pun bergegas mengambil wudhu untuk menunaikan ibadah sholat tahajud.

Tak lupa, ia pun berdoa selesai sholat.

"Ya Allah.... Jika memang jawaban dari segala pertanyaan Ara adalah saya. Maka dekatkanlah saya dengan Ara ya Allah. Tapi, jika saya bukanlah yang terbaik untuk Ara maka jauhkanah saya dengannya. Saya ingin, Ara bahagia. Itu saja cukup ya Allah. Aamiin."











"Assalamualaikum Doy?" Sapa Annisa

Doy yang baru saja keluar dari kelas terlihat sedikit kaget dengan kedatangan Annisa.

"Eh Nis. Walaikumsalam."

"Udah kelar kelasnya, Doy?"

"Iya, udah. Kenapa Nis?"

"Lo udah kontrak skripsi?"

Doy menggelengkan kepalanya.

"Belom. Kenapa sih?" Kata Doy penasaran

"Kontrak gih. Habis uas ntar. Biar kita barengan wisudanya."

"Yaelah. Gue kira apaan. Ya, gue bakal ngontrak kalo gue mampu."

"Hahaha lo pasti mampu lah Doy."

"Oh ya Doy. Gue denger, Ara udah jadian ya sama orang lain?"

Doy terdiam sejenak.

"Udah putus."

"Oh ya?! Secepat itu?"

Doy mengangkat kedua bahunya, "Bukan urusan gue."

"Terus... ta'aruf lo sama dia gimana?"

"Hehe lo kepo-an juga ya Nis? Padahal kita gak deket-deket amat."

Annisa tertawa, "Hahaha, sorry sorry."

"Wey!" Sapa Doy ke Ara yang tidak sengaja sedang berjalan di hadapan Doy

"Gak ada yang bagus dikit apa dari 'wey!' ?"

"Gak ada. Baru beres matkul, lo?"

Ara mengangguk, "Eh Annisa?"

"Hai Ra."

Ara melihat Doy dan Annisa secara bergantian. Seperti seolah Ara tau situasi yang sebenernya.

"Gue duluan deh." Kata Ara

"Mau kemana?" Kata Doy

"Kesana."

"Kesana kemana?"

"Kepo banget deh."

Ara pun meninggalkan Doy dan Annisa disana.

"Gue tau nih. Pasti setelah gue nolak taarufan dari keluarga Doy, Doy jadi deket sama Annisa. Makanya, kemaren Doy gak reaksi apa-apa soal jawaban dari sholat istikharah gue! Pasti bener gitu!" Asumsi Ara

Doy pun membuka hapenya. Berusaha menghubungi Ara. Ia berniat untuk membicarakan soal tadi malam.

Namun memang ciut saja nyali nya Doy.

Ia meletakkan kepalanya di atas stir mobil.

"Gimana nih? Saking senengnya gue jadi bingung harus ngapain..." kata Doy

Di tengah-tengah kegelisahan Doy. Ada seseorang yang mengetuk-ngetuk kaca mobil nya dari luar.

Doy mengangkat kepalanya dan melihat siapa itu.

Rupanya Ara.

Doy langsung membuka jendela mobilnya.

"Kenapa?"

"Hehe boleh masuk gak?"

"Yaudah masuk."

Ara pun bergegas masuk ke dalam mobil Doy. Namun tidak seperti biasanya, Ara malah duduk di kursi belakang.

"Lah? Kok di belakang?" Tanya Doy bingung

"Ng-nggak kenapa-kenapa."

"Apaan sih? Udah maju sini. Di depan aja duduknya."

"Nggak usah. Gue disini aja."

"Yaudalah terserah lo aja. Kenapa? Ada yang mau lo omongin?"

Ara terlihat berpikir sejenak.

"Ini soal pembicaraan kita tadi malem. Sebelumnya, gue bener-bener mau minta maaf banget ke lo Doy."

Doy melihat Ara bingung.

"Minta maaf kenapa?"

"Karena udah ganggu lo dan mungkin lo ngerasa risih dengan pembicaraan gue ke lo tadi malem."

Doy masih bingung dan tidak mengerti dengan apa yang di bicarakan oleh Ara.

"Ummm.... gue tau gue bener-bener gak tau malu banget tapi gue juga gak tau Doy kenapa bisa sosok lo yang muncul pas gue lagi berdoa!!" Kata Ara ngotot

"Gue juga gak sengaja ngelakuin hal gitu gue juga gak tau gu-gue.... beneran gak tau..."

"Ra..."

"Tapi Doy!! Gue gak kenapa-kenapa kok... Lo jangan jadi ngerasa terbebani dengan pembicaraan gue ini ya.. gue tau kita udah, maksudnya gue udah nolak ajakan taaruf lo. Dan mungkin sekarang lo udah ada calon atau apapun itu. Gue bener-bener minta maaf!!!" Kata Ara sambil menunduk

"Ra!"

Ara malah memejamkan matanya takut.

"MAAFIN GUE DOY! MAAFIN GUE YANG MASIH NGAREPIN LO! Bye!"

Ara pun keluar buru-buru dari mobil Doy.

Doy masih menganga dengan apa yang Ara katakan.

"I-ini si Ara ada apaan sih??? Terus kenapa gue jadi lemot gini deh ah! ARA WOY TUNGGU!!!"

Calon Imam • Kim Doyoung✔[SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang