26; Lambat Laun

11.2K 1.6K 305
                                    

Ara sedang berjalan keluar dari kelasnya. Hari ini terasa berat baginya.

Semenjak obrolan tadi malam bersama kakaknya. Ara jadi merasa banyak yang harus di pikirkan.

Sosok Doy kembali datang menghampiri.

Ia juga mulai membandig-bandingkannya dengan Brian.

Ara memijit kepalanya yang di balut oleh jilbab nya itu. Ia merasa sangat pusing.

"Hai gadis berhijab abu!"

Ara menoleh. Rupanya Brian. Ara melihat Brian yang sedang menaiki sepeda motor vespa matic piaggio berwarna kuning.

Tak lupa Brian tersenyum tulus kepada kekasihnya itu.

Ara yang melihat Brian seketika langsung tersenyum lebar.

"Kenapa?" Tanya Brian seakan tahu bahwa pacarnya sedang tidak merasa baik-baik saja

"Mmmm..."

Brian menunggu jawaban Ara.

Bukannya menjawab, Ara malah mendekatkan Brian dan mengambil helm yang tergantung di motornya.

Ara pun menaiki motor Brian tanpa permisi. Brian yang menyaksikan itu hanya tertawa.

"Untung sayang..." gumam Brian

Brian seakan mengerti dengan kondisi Ara. Ara harus di ajak ke tempat yang membuatnya damai!

Selama di perjalanan Brian sengaja tidak mengajak Ara mengobrol.

Ara sedari tadi hanya memandang punggung belakang Brian.

Dalam hati, Ara ingin memeluknya.

Tapi entah kenapa bisikan suara seperti Doy terngiang-ngian di kuping Ara.

"Lo mau sampe kapan bebanin bokap lo dengan dosa-dosa yang udah lo buat?"

Ara langsung menggelengkan kepalanya kencang. Ingin rasanya membuang bayangan tentang Doy.

Tak terasa mereka sudah sampai di tempat.

Ara turun dari motor dan melihat sekeliling.

"Ini tempat ngopi lho. Yuk cari tempat duduk."

Brian menuntun Ara untuk mencari tempat duduk.

Baru kali ini ada cafe di tengah hutan.

Ara dan Brian pun duduk di salah satu bangku di bawah pohon rindang besar.

"Kamu mau latte?" Tanya Brian

"Boleh.."

Brian pun memesan kepada pelayan.

"Enak ya tempatnya?"

Ara hanya mengangguk setuju.

"Sekarang... kamu udah mau cerita belum kenapa hari ini kamu keliatan sedih?"

Ara mengangkat wajahnya. Memandang setiap sudut wajah kekasihnya itu yang terlihat cemas.

"Sebetulnya...."

"Ini pesanannya A, teh." Kata seorang pelayan yang mengantar pesanan mereka

"Makasihh" kata Ara

Brian melihat ke arah Ara.

"Ra..."

Ara melihat Brian sambil meminum segelas Lattenya.

"Aku sayang kamu.."

Ara tersedak.

"Eh kamu gak apa-apa?" Tanya Brian mendekati Ara.

Posisinya, sekarang Brian merangkul punggung Ara.

Calon Imam • Kim Doyoung✔[SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang