14; haruskah aku hijrah?

13.4K 1.9K 191
                                    

Dari kemarin Ara terus memikirkan petuah yang di lontarkan kakaknya.

Ara sampai mensearch di google tentang sholat tahajud dan istikharah.

Tadi malam Ara mencoba sholat tahajud dan meminta petunjuk kepada Allah.

Tapi, Ara masih belum menemukan jawabannya.

Ara berpikir, apa yang doy lakukan kepadanya itu apa bentuk perhatian Doy atau ada hal lain yang Ara tidak inginkan?

Terlalu rumit ini semua bagi Ara.

Ara berniat menemui Doy di kafe samping kampusnya.

Doy pun baru datang dan duduk di depan Ara. Ara melihat kedatangan Doy.

"Katanya kemaren Lo ke rumah."

Doy mengangguk sambil menaruh tasnya di bangku samping nya.

"Kenapa?"

"Silahturahmi aja."

Ara melihat Doy kesal.

"Gak bisa apa bilang yang sebenarnya kalo Lo mau minta maaf sama gue??"

"Iya Ra, iya... Gue mau minta maaf."

"Susah banget ya buat jujur??"

"Susah. Karena Lo."

"Apasih?"

Doy hanya diam

"Maafin ya?" Ucap Doy

Ara masih kesal dengan Doy.

Tapi Ara juga gak tau kenapa Doy bisa dengan mudah meluluhkan hati Ara?

"Doy... Gue mau nanya, boleh?"

Doy mengangguk "Boleh.."

"Kenapa Lo selalu nyuruh gue buat berubah? Yang kesannya malah jadi maksa. Kenapa Doy?"

Doy hanya diam.

"Kesannya, Lo nyakitin perasaan gue. Tapi emang sakit sih. Lo nyadar gak sih? Setiap Lo ingetin gue tuh... Lo nyakitin perasaan gue.."

"Gue tau kok Ra.."

"Terus kenapa Lo terus-terusan kaya gitu?"

"Gue cuma mau Lo berubah ke yang lebih baik lagi aja Ra.. gue mikir, kalo bukan gue siapa lagi?"

Kali ini Ara yang hanya diam.

"Gue tau, selama ini gue nyakitin Lo. Tapi di balik itu semua, gue berharap Lo suatu saat sadar akan hal itu."

"Bahwa, Lo masih punya waktu. Lo masih belum terlambat..."

"Jadi....." Ucap Ara terpotong

Doy melihat kedua bola mata Ara, namun langsung melihat ke arah lain. Baru sadar kalau itu hampir saja zinah mata.

"Apa gue harus hijrah Doy?"

Doy kaget dengan perkataan Ara.

"Kenapa nggak?" Kata Doy

"Lo mau bantu gue?"

"Dengan senang hati, Ra.."




Ara merasa belum yakin dengan dirinya sebenarnya. Tapi, dia harus mencobanya!

Ara meraih jilbab berwarna Milo itu. Dan ia coba memakainya di kepalanya

"Gue harus mulai darimana?" Tanya Ara pada dirinya sendiri

Line

Ara : Gue harus mulai darimana?

Doy : Dari hal kecil aja Ra.

Doy : misal, habis sholat Lo biasain ngaji.

Doy : terus setiap seminggu sekali Lo ke kajian, yang di kampus aja dulu

Doy : semangat ya...

Ara melihat chat terakhir Doy.

Baru kali ini Ara merasa senang melihat chat dari Doy, yang biasanya selalu membuat Ara emosi.

Eh ini kan malam Minggu?

Ara punya janji untuk melihat Brian manggung. Apa ini jadi awal untuk nya untuk berpenampilan berjilbab ke muka umum?

Kenapa tidak?

Ara pun bersiap-siap untuk pergi ke kafe samping kampusnya

Dengan jilbab pashmina berwarna dusty pink dan Hoodie oversize dan celana jeans.

Ia pun berangkat ke kafe sendirian.

Sengaja Ara tidak memberitahu Brian kalau dia sudah di kafe.

Ara bisa melihat, alat musik yang sedang di persiapkan.

Sepertinya mau mulai. Mengingat sekarang sudah jam 7 malam.

Ara pun menanti penampilan Brian smabil meminum strawberry milkshake nya.

Brian dan teman-teman band nya pun menaiki panggung, dan memulai penampilan nya.

Ara menikmati penampilan dari Brian.

Ara merasa tersanjung dengan aksi panggung Brian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ara merasa tersanjung dengan aksi panggung Brian. Dia benar-benar seperti musisi.

Ara pun tepuk tangan sambil berdiri.

"Brian hebat!" Teriaknya.

Sadar dengan teriakan itu, Brian menoleh ke arah Ara.

Sedikit terkejut dengan penampilan Ara yang baru, Brian tersenyum lebar ke arah Ara.

Tak lama, Brian turun dari panggung dan menghampiri Ara.

"Ciyee keren euy kang Brian." Ucap Ara.

Brian tersenyum lebar.

"Ra..."

Brian terus melihat Ara.

"Kenapa kang?"

"Cantik banget hehehe"

Ara tersipu malu. Ya ampun, rasanya Ara ingin lari.

"Aneh gak sih? Hahaha"

"Nggak! Sama sekali nggak."

Ara hanya malu-malu.

"Semangat Ara..."

"Hah? Semangat kenapa?"

"Ya... Semangat aja? Untuk apapun itu."

Ara melihat Brian. Di otaknya bertanya-tanya, Brian seakan tahu apa yang sedang di alami dirinya.

"Kang..."

"Kenapa Ra?"

"Mau gak, gue jadi matahari buat Lo?"

Calon Imam • Kim Doyoung✔[SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang