22; Obat rindu

7.6K 1K 30
                                    

Ara sedang melamun di taman fakultas teknik.

Entahlah, apa yang dipikiran dia sebenernya. Terlalu banyak.

Ara mendengar suara adzan. Ah, rupanya sudah waktunya sholat ashar.

Ara pun bergegas ke masjid kampus untuk menunaikan sholat.

Seselesai Ara sholat ashar berjamaah, Ara berniat untuk pergi dari sana.

Tapi, langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara yang tak asing. Suara yang seakan ia rindukan selama ini.

"Assalamualaikum warahmatullahi. Selamat sore semua... Bismillahirrahmanirrahim saya Dhika perwakilan dari IREMA"

Ara mengurungkan niatnya dan kembali duduk.

Ara mendengarkan kata perkata yang keluar dari mulut Doy itu.

Seakan suara itu adalah obat rindu baginya.

Sudah lama Ara gak mendengarkan suara tegas itu lagi.

Tanpa sadar, kajian sore itu sudah selesai. Ara yang masih setia duduk disana kembali melamun.

Ia benci dirinya sendiri.

Ia benci dengan ketidak konsistenan dirinya.

Dia itu, suka atau tidak ke Doy?!

Itulah yang ingin Ara tau!

Tring!

Line

Jeff : Gue udah nyampe Ra...

Ara pun langsung berdiri dan berniat untuk ke rumah Jeffrey.

Di tengah-tengah jalannya, rupanya Ara bertemu dengan Doy .

Doy, sudah lama ia tidak bertemu dengannya.

Sosoknya... Seperti senja. Yang telah lama hilang, tapi pasti kembali untuk menyapa fajar.

Ara memberhentikan langkahnya, begitupun Doy.

"Lo, disini juga?" Tanya Doy.

Ara hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Oh..." Kata Doy.

"Sehat Doy?"

Doy mengangguk, "Alhamdulillah, sehat. Lo?"

"Sama.."

Doy melihat pupil mata Ara. Seperti ada yang beda dengan dirinya. Ara terlihat lesu, banyak pikiran.

Doy kira, setelah dirinya pergi dari hidup Ara, Ara akan lebih bahagia. Tapi, sepertinya tidak begitu?

"Beneran sehat?" Tanya Doy.

"Iyalah. Liat aja ini masih bisa berdiri."

"Syukur deh."

"Yaudah, gue duluan ya?"

"Langsung pulang?"

"Nggak. Mau ke rumah Jeff."

"Mau bareng?"

Ara terlihat berpikir. Ia takut. Bahwa dirinya akan merasa bimbang lagi. Ia hanya ingin Brian. Bukan Doy.

Ara takut, kalau dia menerima ajakannya, ia akan beralih hati lagi.

"Hmm..."

"Kenapa?"

"Gak enak."

"Cuma nganterin doang. Lo gak usah ngobrol apa-apa ntar di mobil , diem aja."

"Yaudah. Makasih ya? Maaf udah ngerepotin." Ucap Ara, sedikit menjaga jarak dengan Doy.

Mereka pun masuk ke dalam mobil Doy.

Benar perkataan Doy. Selama di perjalanan Ara hanya diam. Doy juga tidak memulai pembicaraan.

Doy terus melirik Ara yang ada di sampingnya.

Ada rasa sedikit kepo dan cemas dalam diri Doy. Karena Ara berbeda dengan biasanya.

Ingin rasanya dirinya bertanya, 'ada apa?' ke Ara.

Tapi, Doy hanya takut.

Doy hanya takut akan mengusik hidup Ara, lagi.

Doy memukul stir mobilnya pelan.

Namun,suara pukulan itu terdengar oleh Ara. Ara melihat ke arah Doy.

Doy terlihat kikuk, karena Ara menyadari hal itu.

Doy terlihat kikuk, karena Ara menyadari hal itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Doy langsung menunduk malu.

"Kenapa?" Tanya Ara, yang sekaligus memulai pembicaraan.

"Nggak."

"Maaf, kalo gue repotin."

Doy mengerem sedikit mendadak, akibat dari perkataan Ara tersebut.

"Kenapa??" Tanya Ara sedikit takut karena perbuatan Doy tadi.

"Gue sama sekali nggak ngerasa di repotin, Ra."

"Syukurlah..."

"Lo kenapa sih?"

"Kenapa, gimana?"

"Nggak. Lupain."

Mereka pun kembali terdiam.

Tak lama, Ara dan Doy sudah sampai di depan rumah Jeff

Jeff yang kebetulan ada di halaman rumah langsung keluar dari rumah bermaksud untuk menyambut Ara.

Namun ekspresi Jeff langsung berubah ketika tau Ara di antar oleh siapa.

"Makasih Doy."

"Sama-sama.. Ra!"

Ara menoleh ke arah Doy sambil membuka seat beltnya.

"Allah selalu bersama umatnya."

Ara terdiam sejenak.

"Allah juga gak akan memberi ujian yang gak mampu di tempuh sama kita. Gue gak tau, hari ini Lo kenapa, tapi gue merasa hari ini Lo aneh..."

Ara masih terdiam.

"Mungkin ini bagian dari ujian yang Allah kasih buat Lo Ra. Dan gue yakin, Lo pasti bisa melaluinya."

Ara tersenyum, "Makasih Doy. Gue keluar dulu ya, makasih juga tumpangannya."

Ara pun keluar dari mobil Doy.

Jeff langsung merangkul sahabatnya itu.

Mereka pun masuk kedalam rumah Jeff

Doy yang masih melihat sosok Ara pun mengusap kasar mukanya.

"Move on Doy!" Ucapnya pada diri sendiri

Calon Imam • Kim Doyoung✔[SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang