Ara belum pulang dari rumahnya. Ia memilih jalan-jalan di sekitaran kampusnya.
Dan akhirnya ia merasa lelah. Ara pun duduk di depan taman rektorat.
Dengan perasaan sedih. Ingin rasanya Ara mengakhiri segalanya yang berhubungan dengan Doy.
Semenjak Doy Dateng ke kehidupannya, Ara merasakan semacam perasaan yang aneh.
Brian yang sedang membawa tas bass nya pun melihat Ara.
Brian mendatangi Ara yang sedang duduk di depan gedung rektorat sendirian.
Ara yang menyadari Brian yang datang menghampiri nya langsung menegakkan tubuhnya.
Brian pun duduk di samping Ara. Tanpa menyapanya.
Ara hanya melihat Brian bingung.
"Hari ini gak hujan. Mungkin udah mulai musim kemarau."
Ara langsung melihat ke atas langit.
"Lo lebih suka hujan apa kemarau?"
"Tiba-tiba?" Tanya Ara sambil tertawa.
Brian hanya mengangguk.
Ara sempat berpikir sejenak.
"Mungkin hujan."
Brian tersenyum, "Sama. Gue juga."
Ara pun tersenyum.
"Gue suka ketika denger suara hujan. Menghirup jalanan yang basah." Kata Brian.
Ara hanya mendengar dan melihat Brian berbicara. Menyejukkan.
"Akang kaya hujan." Ucap tiba-tiba Ara.
Brian yang sedang melihat jalanan pun langsung melihat ke arah Ara.
"Kenapa?"
"Sejuk. Damai. Tapi hanya sementara."
Brian hanya diam. Ara pun langsung memalingkan wajahnya dari Brian
"Liat jam deh, sekarang jam berapa?" Tanya Brian random lagi.
Ara pun melihat jam di hapenya.
"Jam 3 sore."
"Mau bareng gak?"
"Kemana?"
"Ke rumah Allah." Ucap Brian sambil membentuk gaya sholat.
Ara tersenyum.
"Yu."
Benak Ara.... Andai Doy seperti ini.
Brian pun berjalan bersama Ara ke masjid kampus, sholat ashar katanya.
Mereka pun sudah berada di luar mesjid. Tapi Brian menoleh ke arah Ara.
"Kita buat janji."
Ara melihat Brian bingung.
"Habis sholat, kita ketemu lagi."
Ara tertawa "Dikira apaan."
Brian tersenyum.
"Besok ada matkul jam berapa?"
"Jam 2 siang kang."
"Bagus. Sekarang habis sholat ashar ikut akang mau?"
"Kemana?"
"Sholat dulu aja. Ntar gue kasih tau."
Brian pun meninggalkan Ara ke tempat wudhu khusus lelaki.
Selesainya mereka sholat, Ara di buat bingung dengan Brian.
Mau di bawa kemana dirinya oleh Brian.
"Tadaa."
"Lho, ini kan tempat anak faperta."
"Kaya taman kan?"
"Iya sih."
Brian pun membawa gitar nya.
Memainkan beberapa lagu.
Ara pun mendekatkan dirinya ke arah Brian. Antusias mendengar petikan gitar Brian.
Brian melihat Ara sambil tersenyum.
"Ini, buat Ara. Biar Ara tersenyum lagi."
Ara melihat Brian dengan tatapan susah untuk di deskripsikan.
Brian memainkan gitarnya.
Entah lah, lagu apa ini. Tapi begitu menenangkan hati dan pikiran Ara
Brian juga menyanyikan sedikit lagunya. Suaranya bagus.
Ara setia melihat Brian yang sedang bernyanyi sambil bermain gitar itu.
Suasana sore, di halaman belakang fakultas faperta. Begitu terasa sempurna dan sederhana.
"Tau cerita ini ga Ra?" Tanya Brian tiba-tiba.
"Apa?"
"Yang, Rasulullah suka di kasih susu sama Aisyah."
Ara menggelengkan kepalanya.
"Rasul kan setiap hari suka di bikinin susu sama Aisyah. Tiap hari rasul selalu sisain setengah gelas untuk Aisyah minum juga."
Ara masih setia mendengarkan Brian.
"Eh pas suatu hari, Aisyah di buat bingung sama rasul."
"Kenapa?" Jawab Ara antusias.
Brian belum melanjutkan, tertawa sebentar melihat ekspresi Ara yang lucu.
"Rasul ngabisin susunya, gak kaya biasanya."
"Ih kenapa?"
"Ternyata, susu yang kali ini asin. Makanya rasul gak mau Aisyah ngerasainnya. Biar dia aja katanya yang merasakannya."
"Ah.... So sweet." Kata Ara sambil menempelkan kedua tangannya di pipinya.
Brian tersenyum melihat Ara.
"Romantis ya rasul?"
Ara mengangguk.
"Itulah, kenapa kita harus memuliakan para perempuan." Kata Brian lagi sambil melanjutkan petikan gitarnya.
Ara melihat Brian.
"Kang, pasti yang jadi istri akang nanti, di buat bahagia terus sama Lo ya kang."
Brian melihat Ara.
Ara tersenyum ke Brian.
"Akang pasti akan terus berusaha buat istri akang nanti bahagia selamanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Imam • Kim Doyoung✔[SUDAH DITERBITKAN]
Fanfictionketemu temen SD tiba-tiba udah hijrah terus di ajak ta'aruf sama umi abinya? gimana tuh reaksi nya Ara?