Ara sudah tidak bisa menahan amarahnya.
Ia memilih untuk keluar dari mobilnya Doy.
Doy mengikuti Ara dari belakang.
"Ra! Jangan gini lah. Masa apa-apa kabur sih?"
Ara menghiraukan Doy dan terus berjalan.
"Ara!!"
"Apa??!!" Kata Ara berteriak
"Sorry." Kata Doy.
Ara sedikit kaget. Ternyata Doy bisa meminta maaf.
"Ayo, masuk mobil. Please?"
Ara yang tadinya marah, langsung agak sedikit menciutkan amarahnya.
Dan Ara pun kembali berjalan ke mobil Doy.
"Tapi gue gak mood buat makan bareng umi Abi Lo sekarang Doy." Kata Ara sambil memasangkan seat beltnya.
"Iya. Ntar gue bilang ke umi Abi kalo Lo lagi pms jadi gak bisa di ganggu "
Ara menatap Doy kesal.
"Jangan gitu lah alasannya!"
"Ya masa kita gak makan bareng umi Abi gue sih, Ra? Tanggung ini bentar lagi nyampe."
Ara menghela nafas kesal. Enggan setuju dengan Doy.
"Ra... Gue mohon ya, untuk kali ini nurut aja sama gue?"
Ara liat Doy. Doy melihat Ara memelas.
Sial. Baru pertama kali Ara melihat wajah Doy seperti itu.
Ia pun kalah.
"Yaudah."
Doy pun tersenyum lebar.
"Gitu dong.."
Sesampainya mereka di rumah Doy.Ara agak ragu dan canggung untuk menemui Abi umi nya Doy.
Doy gak menyadari itu dari Ara
Dasar gak peka!
Doy berjalan mendahului Ara.
"Assalamualaikum..." Ucap Doy.
Ara ikut bergumam 'Assalamualaikum' tapi tak bersuara.
"Eh udah Dateng. Dikira kalian gak jadi kesini. Kok lama sih Doy?" Tanya umi nya Doy.
Ara melihat Doy, seakan memberi isyarat kalau Doy saja yang menjawab.
"Oh tadi..."
Ara tetap melihat ke arah Doy. Apa dia akan memberi tahu umi nya kalau tadi mereka bertengkar?
"Tadi Doy mampir dulu ke mesjid kampus. Ada yang perlu Doy kasihin "
Ahhh... Doy pandai berbohong juga. cih. Benak Ara.
Ara memasang wajah mengejek ke Doy.
Doy mengangkat wajahnya dan bergumam 'apa?!' namun di balas dengan juluran lidah Ara.
Mereka pun duduk dan siap memakan masakan umi Doy yang sudah disiapkan.
"Selamat makan..." Ucap Ara.
Ara melihat sekelilingnya, mereka sedang menundukkan kepala. Berdoa rupanya.
Ara pun langsung mengikuti apa yang mereka lakukan. Terasa bodo amat, yang penting sekarang dia bisa makan.
"Oh ya, nanti ada Annisa Bi, mau minta data buat rombongan haji lewat IREMA di kampus." Kata Doy sembari menelan makanannya
"Oh gitu? Kapan?" Jawab abinya
"Dia lagi otw sih katanya. Cuma gak tau deh udah sampe mana sekarang."
"Neng Annisa yang ketua IREMA itu ya Doy? Aduh... Umi udah lama gak ketemu dia."
"Iya mi."
Ara hanya mendengarkan apa yang mereka bicarakan tanpa memberhentikan aktivitas makannya. Maklum. Perutnya gak bisa di aja kompromi.
Ting tong.
Bel rumah Doy berbunyi. Sepertinya tamu yang sedari tadi di ucapkan sudah datang.
"Biar umi aja."
"Assalamualaikum umi!" Ucap cewek cantik berhijab itu
"Walaikumsalam. Ya Allah masyaAllah, neng Annisa udah lama banget gak ketemu umi!" Ucap umi sambil cipika-cipiki dengan Annisa.
Lagi-lagi, Ara hanya melihat tanpa berbicara sedikit pun. Rasanya, dia sedang berada di tempat asing.
"Ayo sayang sekalian makan aja dulu. Kita lagi pada makan nih."
Annisa pun duduk di samping Ara. Ara menyapanya dengan senyuman .
Annisa pun menyapanya dengan senyuman yang tak kalah ramah dan cantiknya.
Ara melanjutkan makannya.
"Udah lama gak makan bareng umi Abi nya Doy hehe" ucap Annisa.
"Ayo di makan sayang." Ucap umi
"Annisa, gimana kuliahnya lancar?" Tanya Abi
"Alhamdulillah, lancar Abi. Sekarang, Annisa udah ambil skripsi. Semoga bisa cepetan Kompre."
"Lho cepet juga nis?" Ucap Doy.
"Lo juga bisa Doy kalo Lo mau. Ya kan?"
Hmm.. mungkin ini yang di maksud Jeffrey tempo itu, 'Aneh, padahal ini di keramaian. Tapi entah kenapa terasa kesepian' .
Ara sekarang paham, inilah yang di maksud.
"Neng Annisa tambah cantik aja ya dengan balutan jilbabnya. MasyaAllah. Gimana udah ada calon?" Tanya uminya Doy.
Annisa tertawa lembut. Ah, Ara mulai membandingkan dirinya dengan Annisa.
"Belum umi... Annisa lagi fokus kuliah aja. Tapi, kalo ada yang dateng minta ta'aruf mah, kenapa nggak? Hehe"
"MasyaAllah.... Bener itu neng Annisa.."
Ara hanya bisa mengangguk saja.
"Nak Ara.." panggil Abi nya Doy
"Hm, iya bi?"
"Kapan dong, kamu bisa kaya Annisa? Sudah di jilbab?"
Ara agak kaget dengan pertanyaan tiba-tiba itu. Ara pun melihat Doy. Seakan meminta bantuannya.
Doy melihat Ara.
"Bi, mau teh? Doy bawain ya? Ra Lo mau nya sprite kan? Gue ada kok."
Doy pun beranjak ke dapur membawakan teh dan sprite untuk Abi dan Ara.
Ara masih mematung...
"Doy, gue bantu." Ara pun menyusul Doy ke dapur.
Ara menyiapkan gelas, sedangkan Doy memasak air panasnya.
Mereka saling terdiam.
Doy melihat Ara yang sedang menundukkan kepalanya
"Ra .. airnya udah Mateng."
Ara tak kunjung menjawab.
Doy datang mendekati Ara.
"Ra?"
Ada suara isakan tangis. Doy kaget, kenapa Ara tiba-tiba menangis?
"Ra?? Lo nangis?"
"Gue mau pulang sekarang Doy... Please?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Imam • Kim Doyoung✔[SUDAH DITERBITKAN]
Fanfictionketemu temen SD tiba-tiba udah hijrah terus di ajak ta'aruf sama umi abinya? gimana tuh reaksi nya Ara?