Ara sedang rebahan di kasurnya sambil melihat langit-langit kamarnya.
Mengingat kejadian kemarin di kantin kampus.
Rasanya Ara ingin menceritakan ini semua ke sahabat satu-satunya. Tapi sayang. Dia masih liburan di Australia.
Pintu kamar Ara terbuka. Ternyata mamahnya.
"Dek..."
"Apa?"
"Gimana, kamu sama Doy udah sejauh mana?"
"Sejauh gimana? Orang kita bukan siapa-siapa"
"Ih dek jangan ngomong gitu atuh."
"Mah ih, adek gak suka ah kalo di jodohin kaya gini."
"Percaya sama mamah deh dek. Ini pasti baik untuk kamu. Bahkan bukan buat kamu doang tapi buat kita semua."
Ara cuma ngedumel aja kan.
Tring!
Line
Doy : Lo gak ada kelas Ra?
Ara : Nggak. Kenapa?
Doy : Ikut gue yuk?
Ara : kemana?
Doy : ke kajian di mesjid kampus.
Doy : biar Lo tau juga gimana sih kajian itu.
Doy : Pake jilbab ya Ra
Ara terlihat berpikir sejenak.
Sepertinya boleh juga.
Ara dan Doy sudah sampai di masjid untuk mengikuti kajian yang akan di pimpin oleh Doy sebagai pemateri.
Doy sedari tadi melihat Ara yang memakai jilbab.
Hari ini penampilan Ara sedikit berbeda dengan Ara yang biasanya.
Ara mengenakan kaos lengan panjang over size warna cream dan celana kulot warna hitam.
"Gue kemana?" Tanya Ara yang membuat Doy tersadar.
"Kesana. Itu buat cewek-cewek."
Ara pun berjalan ke arah yang di tunjuk Doy.
"Ra..."
Ara menoleh.
"Lo cantik di jilbab."
Ara kaget. Baru kali ini dia di bilang cantik sama cowok.
Doy pun langsung pergi meninggalkan Ara yang sedang mematung.
Ara pun sudah duduk di antara ukhti-ukhti di mesjid kampusnya ini. Gak terlalu banyak yang datang memang.
Kajian pun di mulai.
Ara bisa mendengar suara Doy yang mengisi materi kajian hari ini.
Aneh.
Ara padahal hanya mendengar suaranya aja. Tapi entah kenapa, Ara seperti jatuh dalam diri Doy.
Entahlah, Doy yang menyebalkan dan suka berbicara tajam untuk saat ini tidak ada. Yang ada hanya Doy yang begitu luar biasa.
Ara pun berpikir.
Kayanya, Ara gak bisa dan gak akan pernah cocok sama Doy....
Kajian pun selesai.
Doy dan Ara bertemu kembali. Niatnya mau pulang.
"Pulang Ra?"
Ara hanya mengangguk.
Mereka pun berjalan ke arah parkiran mobil dimana mobil Doy terparkir
"ARAAAAA!!!"
Ada sosok yang tiba-tiba memeluk Ara dari belakang. Membuat Ara dan Doy kaget.
Ara pun melihat ke belakang.
"Jeffrey?!!"
"I'm back honey!"
Ara yang senang pun memeluk riang Jeffrey sahabatnya.
Doy yang menyaksikan ini semua kaget bukan main dan memasang wajah kesal dan sinis.
"Siapa?" Tanya Doy.
Ara yang sadar kalo ada Doy pun langsung melepas pelukannya dengan Jeffrey.
"Eh Doy kenalin..."
"Sodara Lo Ra?"
"Bukan! Ini sahabat gue. Jeffrey."
Jeffrey pun mengulurkan tangannya berniat berkenalan dengan Doy. Doy melihat Jeffrey dan bersalaman.
"Jeffrey."
"Dhika."
"Jeff Jeff ayo main!!!"
"Ayoo."
"Ra... Pulang sekarang?"
"Eh iya. Ntar gue kabarin lagi ya Jeff.."
"Yeee... Gak bisa! Gak bisa! Ceritain siapa tuh cowok." Ucap Jeffrey penasaran.
Ara mendekatkan dirinya ke Jeffrey.
"Jeff... Pokoknya gue mau banyak cerita ke Lo!" Bisik Ara
Jeffrey melihat Ara.
"Oke deh."
Ara pun masuk ke dalam mobil Doy
"Hebat ya Lo Ra." Ucap Doy
"Hm? Hebat apa Doy?" Ucap Ara yang sambil memasang seat belt
"Bisa peluk-peluk cowok yang gak ada hubungan darah."
Kata Doy sambil menepuk tangan dengan ekspresi tersenyum sinis.
Ara melihat Doy aneh dan bingung.
"Maksud Lo?"
Doy menoleh ke arah Ara.
"Dia bukan muhrim Lo Ra.."
"Doy... Dia sahabat gue. Satu-satunya sahabat gue malah."
"Tapi gak harus sampe pelukan kan?"
"Lo cemburu?"
"Ra... Gue ngomong gini bukan semata-mata gue naksir sama Lo."
"Terus?"
"Jangan berpikiran sempit Ra... Gue cuma kasih tau ke Lo sebagai sesama umat muslim aja. Kalo pelukan sama yang bukan muhrim itu dosa. Jatuhnya ntar zinah."
Ara gak habis pikir lagi sama Doy.
Lagi-lagi ia merasa bahwa apa yang di ucapkan Doy itu benar tapi sulit untuk di terima oleh Ara.
"Doy please. Gue mau pulang sekarang "
"Emang kita mau pulang sekarang."
Sudahlah....
Ara malas untuk mengekspresikan perasaannya sekarang dengan tingkah Doy ini.
Intinya...
Ara butuh Jeffrey untuk saat ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Imam • Kim Doyoung✔[SUDAH DITERBITKAN]
Fanfictionketemu temen SD tiba-tiba udah hijrah terus di ajak ta'aruf sama umi abinya? gimana tuh reaksi nya Ara?