16; Masalah hati

12.9K 1.8K 150
                                    

Ara memutuskan untuk mencobanya lagi. Mencoba untuk memakai jilbab dan meyakinkan dirinya sendiri, bahwa ini adalah hanya untuk Allah.

Ara tidak peduli dengan kata orang atas perubahan nya saat ini. Toh, dia memang tidak terlalu punya banyak teman.

Hanya sebatas kenal saja.

Wendy yang baru masuk ke dalam kelas pun kaget dengan penampilan baru Ara.

"Wihhh Ra. Jilbaban lu?! MasyaAllah sekaliii"

"Berisik."

"Kesambet apaan lu Ra?"

"Bahasa Lo kesambet banget ya Wen?? Ya gue insap lah"

"Alhamdulillah temen gue insap juga."

"Dog ya Lo."

"Eh ukhti bahasanya di jaga."

Ah sudahlah, Ara terlalu malas untuk meladeni temannya itu.

Kelas pun selesai, Ara berencana untuk menyusul ke kelas Jeffrey.

Rupanya Jeffrey juga baru kelar.

Ara langsung menyapa Jeffrey dari luar kelasnya. Jeffrey langsung tersenyum lebar melihat sahabatnya itu.

Jeffrey tidak sendiri. Dia bersama pacarnya yaitu Rose.

"Tumben banget nih di samperin Ara?" Goda Jeffrey

"Bener-bener lagi butuh butuh butuh banget looooo jeefffff"

"Eh Ara." Sapa rose

"Rose, gue boleh pinjem pacar Lo dulu gak?"

Rose melihat ke Jeffrey. Jeffrey hanya diam saja.

"Boleh kok hahaha."

"Yaudah kalo gitu, kamu bisa pulang sendiri kan yang?"

Rose mengangguk, "Bisa.."

"Makasih banyak roseeee!!" Ucap Ara

Rose hanya tersenyum.

Ara pun langsung menggandeng lengan Jeffrey dan membawanya pergi dari sana

Sedangkan rose melihat keduanya dengan ekspresi yang sulit untuk di tebak.

Ara dan Jeffrey pun sudah berada di kantin kampus.

"Kenapa Ra? Masalah Doy lagi?"

"Kok Lo jadi ikut-ikutan panggil Doy sih?"

"Udah kebiasaan dari Lo sih ngomongin Doy terus."

"Ihh sampe lupa!" Kata Jeffrey tiba-tiba

"Apaan?" Kata Ara

"Hari ini liat Lo pake jilbab."

"Ihhhh gue kira apa!"

"Lucu..."

"Iya lah!"

"Yaudah buru mau cerita apaan tentang Doy?"

Ara menghela nafasnya dalam-dalam.

"Gue sekarang lagi mencoba untuk di jilbab Jeff... Mungkin ini sebagai awal gue untuk memperbaiki diri "

"Lo udah jadi orang baik Ra..."

"Jeff... Bukan itu aja. Ya... Gue masih banyak dosa.."

Jeffrey terdiam.

"Oke, gue paham Ra."

"Ya... Gue juga udah sadar berkat Lo, gue pake jilbab bukan semata-mata karena Doy. Tapi.... Karena, gue mau mulai untuk menutupi aurat gue."

"Tapi Jeff... "

Jeffrey menatap Ara sambil meminum jus alpukat nya

"Gue kayanya tetep gak bisa ta'aruf sama Doy."

"Kenapa?"

Ara berpikir sejenak.

"Gue.... Gue gak bisa buat gak pacaran. I mean... Ta'aruf itu langsung nikah. Gue belum kenal siapa Doy. Gue gak tau dia suka sama gue atau nggak? Gue gak tau gimana-gimana nya Doy."

"Sedangkan, impian pernikahan gue adalah.... Gue sama suami gue saling tahu sisi buruk baiknya gue dan dia nanti. Lo ngerti kan Jeff maksud gue?"

"Iya Ra ... Ngerti banget."

"Kalo orang tua gue masih maksa gue buat ta'aruf sama Doy, gue gak tau deh harus gimana."

"Lo suka sama Doy, Ra?"

Ara kaget dengan pertanyaan Jeffrey. Ara menatap Jeffrey lama. Begitupun Jeffrey.

Ara menelan ludahnya.

"Belum. Untuk saat ini."

"Belum ada sikap dia yang bikin gue... Bikin gue, nyaman?"

Jeffrey mengangguk paham.

"Gue tuh butuh seseorang yang mencintai gue lho Jeff.. Lo ngerti kan? Kita tuh saling cinta."

"Iya Ra, gue paham betul. Tapi.... Lo emang gak percaya dengan kalimat, 'cinta datang karena biasa' ?"

Ara terdiam. Berpikir sejenak.

"Percaya gak percaya Jeff..."

"Ada suatu hal yang gue takuti Jeff..."

"Selama gue jalan sama Doy. Gue dapet sesuatu dari dia."

"Apa?"

"Kita.... Gak akan pernah satu..."

"Apa yang buat Lo berpikir kaya gitu Ra?"

Ara menundukkan kepalanya

"Gue merasa saat di samping Doy itu seperti langit dan bumi tau gak sih Jeff?" Ucap Ara sambil tersenyum kecut.

"Gue merasa.... Doy itu langit yang sulit untuk di gapai. Sedangkan gue hanya bumi yang terus menginjak tanah.."

Tidak, air mata Ara terlihat akan keluar.

"Gue merasa tertekan. Gue mikir, kalo gue jadi istri dia. Gue di tuntut untuk menjadi sempurna. Sedangkan gue ini cuma cewek jauh dari kata sempurna."

"Ra...."

Ara melihat Jeffrey dengan air mata yang sudah jatuh

Ah, Jeffrey tidak kuat ingin memeluk sahabatnya itu

"Can I hug you?"

Ara tersenyum, "Sure.."

Jeffrey mendekati Ara dan duduk di samping Ara. Memeluk badan Ara dengan tulus. Ara pun balik memeluk Jeffrey.

"Ra, kita gak harus menjadi seseorang yang sempurna."

"Cukup dengan selalu ada di saat bahagia dan sedih menurut gue udah lebih dari cukup."

Ara masih terdiam. Terlarut dalam dekapan Jeffrey.

"Ra, jujur. Gue kesel sama Doy. Semenjak Doy Dateng ke kehidupan Lo, Lo jadi sering nangis."

"Tapi... Mungkin dia kaya gitu bisa bikin perubahan baik untuk Lo."

"Tapi Ra... Lo harus inget. Apapun itu, Lo harus bahagia Ra. Kalo pun Lo gak mau ta'aruf sama dia, yaudah Lo tolak dia Ra! Biarkan diri Lo bahagia dengan pilihan Lo."

"Jangan maksa diri Lo Ra. Please, gue mohon "

Ara melonggarkan pelukannya.

Menatap sahabat satu-satunya itu.

"Jeff... Kayanya gue lagi suka sama seseorang..."

Jeffrey melihat kaget Ara.

"Siapa?!"

Ara terdiam......

Ara masih ragu, apakah ini rasa suka apa hanya sekedar rasa nyaman?

Calon Imam • Kim Doyoung✔[SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang