34; Ara & Brian

10.9K 1.7K 195
                                    

Gak ada kata terlambat untuk memulai...

Itu lah yang Ara pikirkan. Sudah seminggu Ara memikirkan ini. Dan dia yakin ini adalah keputusan dia yang tepat.

Ara berjalan menuju base camp tempat anak-anak band Brian berkumpul. Kebetulan yang sangat bagus juga, Brian ada disana.

Brian kaget dengan kedatangan Ara yang tiba-tiba ke base campnya. Brian langsung berdiri dari duduknya, menghampiri Ara yang sudah berdiri di tengah pintu.

"Hai.." ucap ramah Ara sambil tersenyum

Brian pun ikut membalas senyuman Ara.

"Hai, Ra..."

"Kita ke belakang faperta yuk?"

Brian menatap bingung Ara. Pasalnya, tempat itu adalah tempat pertama mereka berdua saling bertukar pembicaraan.

Mereka pun sudah sampai di taman belakang faperta. Ara duduk di rerumputan taman sana. Di ikuti dengan Brian yang duduk di samping Ara.

"Jadi flashback ya, kang?" Kata Ara sambil sedikit tertawa

Brian tertawa.

"Udah lama gak denger kamu manggil aku 'Kang'."

"Mulai sekarang kayanya aku baka manggil 'Kang' lagi." Kata Ara yang enggan menatap Brian

Sedangkan Brian sudah menatap kaget Ara.

Seakan mengerti maksud kalimat Ara barusan.

"Maksudnya Ra?"

Ara menoleh ke arah Brian dengan senyuman.

"Makasih banyak kang, udah hadir dalam hidup aku. Makasih juga udah suka ke aku walau aku harus rela hati kang Bri buat orang lain lagi. Tapi, aku juga gak munafik, karena aku juga gitu."

Brian meresapi perkataan yang di lontarkan Ara. Enggan untuk menyangkal.

"Kita itu sama tau gak sih, kang?" Kata Ara sambil menatap Brian

"Kita itu gak sadar, kalo sebenernya kita suka sama seseorang. Tapi perasaan kita di kuasai oleh keegoisan kita. Merasa, bahwa orang yang bener-bener dateng untuk kita itu gak pantes buat kita, ngerasa dia itu gak cocok buat kita. Makanya, kita cari terus yang lebih baik lagi."

Keduanya terdiam.

"Padahal.... mungkin aja mereka dateng ke kehidupan kita untuk menerima perbedaan yang kita punya." Kata Ara sambil menunduk

"Ara..."

"Ya?"

"Maafin aku.."

Ara tersenyum.

"Aku juga, kang. Maafin aku."

Brian tersenyum tulus ke ara Ara.

"Oke! Untuk terakhir kalinya kita." Kata Brian sambil berdiri dari duduknya.

Ara melihat Brian yang sudah berdiri

"Gimana kalo kita berpelukan untuk perpisahan ini?"

Ara tersenyum dan berdiri dari duduknya.

"Oke..."

Mereka pun berpelukan. Ara menepuk-nepuk punggung Brian.

"Makasih, udah dateng ke kehidupan aku, kang?"

"Makasih juga udang jadi bagian di kehidupan aku, Ra?"

Keduanya tersenyum.

"Kita tetep temenan ya? Biar aku banyak temennya kalo wisuda."

Ara tertawa.

"Aku pasti dateng ke wisuda akang!"

"Janji ya?"

Ara mengangguk.

Begitulah, urusan Ara dan Brian.

Mereka memutuskan untuk menjadi teman atau sebatas kakak tingkat dan adik tingkat.

Ada rasa lega yang mereka dapatkan.

Tapi ada rasa sedikit kehilangan dari benak mereka.

Tapi keduanya merasa. Ini lah yang terbaik.

Mau sampe kapan mereka membohongi perasaan mereka satu sama lain?

Ara yang sedang berjalan ke dalam koperasi mahasiswa pun harus bertemu Doy yang sedang membeli teh kotak dan roti.

Ara melihat Doy dengan ekspresi susah di mengerti. Doy menghampiri Ara yang sedari tadi sudah melihatnya.

"Woy? Ngapain?" Kata Doy

Ara masih melihat Doy datar. Seperti memikirkan sesuatu.

"Ara? Ra?!"

"Eh! Iya? Kenapa?"

"Lo kenapa sih? Terpesona sama kegantengan gue?"

"Emang lo ganteng?"

"Nggak juga sih. Mau ngapain lo? Makan?"

"Nggak. Mau beli pulpen. Minggir."

"Dih. Yaudah sana."

Ara pun meninggalkan Doy dan memilih pulpen. Ara melirik Doy yang sekarang sudah duduk di depan Koperasi Mahasiswa bersama teman-temannya.

Ara melihat, Bagaimana Doy tertawa, mengobrol bersama teman-temannya dan...

"Ganteng juga- EH!!! anjir!! Nggak nggak!!!" Ara memukul mulut nya dengan tangan.

Ara keluar dari koperasi dan menghampir Doy yang sedang bersama teman-temannya.

"Kenapa Ra?"

Ara diam tak menjawab.

Doy bingung kan? Ada apa dengan Ara?

"Lo kenapa Ra? Kita pindah tempat aja yuk? Gak enak di liatin temen gue."

Ara menahan Bahu Doy yang hendak berdiri untuk duduk kembali.

"Kenapa sih Ra?" Kata Doy

"Gue..."

"Gue kenapa?!"

"Gue!!!"

Doy menunggu Ara menyelesaikan omongannya.

"Gue mau nikah sama lo"

"HAH????"

Calon Imam • Kim Doyoung✔[SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang