4; impian dan angan.

15.8K 2.3K 295
                                    

Mereka pun udah sampai di depan fakultas teknik.

Tapi Doy di buat bingung sama Ara.

Pasalnya, Ara bukannya melepaskan seat beltnya tapi dia hanya diam aja.

"Ra? Gak turun?"

Ara bukannya menjawab, dia malah menoleh ke arah Doy dengan penuh kekesalan.

Doy liat Ara bingung.

"Kenapa?" Tanya Doy sinis

"Gue mau nanya deh sama Lo."

Doy diem.

"Lo gak keberatan apa sama perjodohan ini?"

"Perjodohan?"

Ara ngangguk.

"Yang kemaren itu bukan perjodohan Ra."

"Lah, terus kenapa Abi Lo ngajak ta'aruf?"

"Haduh, Ra.."

"Jelasin."

"Ra.... Ta'aruf itu artinya perkenalan antara keluarga. Soal masalah nantinya cocok apa nggak kan ada prosesnya."

"Jadi Lo setuju sama ta'aruf ini?!"

"Ya kenapa nggak?"

"Lo naksir gue Doy?"

"Hah?"

Doy kaget dengan perkataan secara frontal itu dari mulut Ara.

Ara juga gak merasa ucapan tadi frontal karena menerutnya itu masih wajar karena situasinya.

"Ra, udah telat tuh."

Ara melihat jam tangannya dan memang sudah telat. 4 menit lagi dia masuk.

"Gue masuk kelas dulu ya Doy!"

"Oh ya Doy.."

Doy melihat Ara yang lagi memainkan hapenya.

"Pulang ngampus gue mau ngomong lagi sama Lo. Lo belum jawab pertanyaan gue yang Lo naksir gue apa nggak. Dadahh."

Ara pun keluar dari mobilnya Doy. Doy hanya menghela nafasnya.


Ara sudah janjian dengan Doy di kantin kampusnya.

Sekarang Ara sedang menunggu Doy yang katanya masih ada kelas. 10 menitan lagi Doy beres.

Ara menunggu Doy sambil meminum teh botol dan membaca arti 'ta'aruf' di google

Ara menunggu Doy sambil meminum teh botol dan membaca arti 'ta'aruf' di google

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ta'aruf adalah...... Langkah awal menjodohkan.... Tuh kan!!!"

Doy pun baru datang dan duduk di hadapan Ara.

Ara lihat Doy kesel. Doy bingung kenapa tiba-tiba Ara kesel terhadapnya.

"Kenapa sih, dateng-dateng gue di sinisin?"

"Lo ngebohong!"

"Ngebohong apa sih Ra?"

"Nih!" Ara menunjukkan layar hapenya.

"Kan gue bilang Ra... Ta'aruf kan emang perkenalan. Tapi kan gak tau kesananya tetep gimana kita"

"Tapi berarti tadi malem itu artinya umi Abi Lo sama mamah papah gue bikin perjodohan..."

Doy diem dan malah pergi buat beli teh botol juga.

"Udahlah. Yang gitu doang di pikirin."

"Gimana nggak Doy?! Emang Lo mau nikah muda??"

"Lho... Kenapa nggak?"

"Hah?"

Doy cuma liat Ara sambil minum teh botol.

"Nikah muda banyak enaknya tau."

Ara ketawa meremehkan.

"Kata siapa?"

"Kita ngejar apa lagi sih Ra di dunia? Karir? Uang? Atau apa? Paling cuma nafsu sesaat."

"Disamping itu, nikah juga banyak untungnya. Nikah itu untuk menjauhkan zinah." Sambung Doy lagi.

"Emang siapa yang mau ena-ena sebelum nikah juga?"

"Bukan itu masalahnya Ra.."

"Lo naksir gue Doy?"

"Hah?"

Ara cuma diem, nunggu jawaban Doy.

"Lo kenapa ujung-ujungnya jadi nanyain gue naksir Lo atau nggak?"

"Jawab aja."

"Ini bukan masalah gue naksir Lo atau nggak Ra.."

"Terus?"

"Ini tuh masalah segimana berbakti ya Lo sama orang tua Lo. Gue ngikutin perintah umi Abi gue karena gue mau jadi anak Sholeh nya mereka. Bukan anak durhakanya mereka."

"Lo enak karena Lo cowok Doy. Lah gue? Gue masih punya impian dan angan setelah nanti gue lulus. Gue mau kerja. Gue mau berkarir. Gue mau menikmati dunia dengan jalan-jalan sama pacar gue nanti..."

"Lo cuma mikirin dunia Ra.."

Ara diam.

"Lo gak mikirin gimana nanti di akhirat? Ini semua bukan tentang dunia aja Ra..."

"Doy..."

Doy melihat Ara. Ara pun melihat Doy

"Emang Lo bisa nikah sama orang yang Lo gak suka bahkan cinta?"

Calon Imam • Kim Doyoung✔[SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang