38; Hati masing-masing

11.9K 1.8K 257
                                    

Ara sedari tadi melihat-lihat akun instagram Doy. Ara melihat foto-foto Doy.

Kadang ia tersenyum melihat pose Doy yang tersenyum ke arah kamera bersama teman-temannya dan sedetik kemudain ia kesal karena pose Doy yag sok tidak lihat kamera.

"Ya Allah! Daritadi gue ngapain liat-liat foto ini orang?!!!" Kata Ara sambil melempar hapenya ke kasur

"Ara turun!! Ada Nak Dhika di bawah!!" Teriak Mamah Ara dari luar kamar

Ara langsung berdiri dari kasurnya kaget. Tanpa sadar Ara langsung mengganti bajunya.

"Anjir bau banget baju ini."

Ara langsung membuang baju nya dan mencari lagi baju yang mana yang harus ia gunakan.

"Seketika semua baju gue serasa sedikit banget, jir."

Ara pun memilih memakai kaos putih polos dan cardigan abu-abu tak lupa ia gunakan jilbab pashmina di kepalanya.

Sebelum turun, Ara berkaca dulu memastikan lipcream nya tertata rapi.

"Ngapain sih kesini?" Kata Ara sambil turun dari kamarnya.

"Jiahh. Cakep amat? Padahal tadi pake baju candi borobudur?" Kata Johnny meledek

"Gak usah nyari ribut.." kata Ara kesal

Johnny pun tertawa meledek, "Yaudah gue tinggal deh kalian berdua."

"Kenapa Doy kesini?"

"Gue.." kata Doy sedikit ragu.

Ara bisa lihat, ada kegugupan di diri Doy.

"Kenapa sih?"

"Ini soal yang kemarin, Ra.."

Deg!

Jantung Ara seketika berhenti.

Betul juga. Kemarin pembicaraan Ara dan Doy masih menggangtung.

Saat Ara di tanya oleh Doy apa dia mau nikah dengan dirinya belum di jawab sepenuhnya oleh Ara.

Ara terlihat memainkan jari-jarinya. Menandakan seseorang sedang bimbang.

"Doy?"

Doy mengangkat kepalanya.

Ara memejamkan matanya sambil mengigit bibirnya

"Gue gak tau. Perasaan ke lo apa ini? Tapi... gue merasa, gue selalu ingin ada nya kehadiran lo dalam hidup gue. Gue juga gak tau, kenapa gue kaya butuh sosok lo untuk hidup gue..."

Doy masih terdiam menatap Ara yang berbicara padanya.

"Apa ini karena...."

Ara menahan bibirnya. Ada sedikit takut untuk mengucapkannya.

"Karena apa Ra?"

"Duh..."

"Kenapa?"

"Gak tau. Gue mules.."

"Lah? Tiba-tiba?"

"Gak tauu. Gue emang suka mules kalo lagi nyatain suka ke seseorang... Ehh"

"Hah?"

"Eh b-bukan itu aduh..."

"Lo suka sama gue, Ra?!"

"Yaelah... mampus gue" bisik Ara

"Ra!"

"Apaan?" Kata Ara malu

"Serius Ra?"

"Serius apanya sih?"

Doy tersenyum lebar. Baru kali ini Ara melihat Doy tersenyum seperti itu.

"Hahahaha." Kata Doy tertawa

"Apaan sih ketawa?"

Doy melihat Ara senang.

"Gak tau. Seneng aja gue."

"Lo seneng gue nggak."

"Lho? Kenapa?"

"Lo tau perasaan gue sedangkan gue gak tau gimana perasaan lo."

Doy terdiam.

"Lo belum jawab pertanyaan gue kemaren Ra.."

"Gimana mau jawab! Gue aja gak tau lo suka sama gue atau gak! Lo bego juga ya?"

"Kok jadi ngatain gue?"

"Gimana gak ngatain coba!!"

"Jawab dong?"

Ara menghela nafasnya panjang.

"Gue belum mau nikah."

Doy melihat Ara kaget.

"Gue masih mau kuliah..."

"Gue mau lulus dulu..."

Doy mengangguk paham.

"Habis wisuda aja gimana?"

Doy mengangkat kepalanya kaget.

"Jadi..... lo nerima?"

Ara mengangguk.

Doy tersenyum bahagia.

"Tapi, Ra... gue gak bisa kaya cowok lain."

"Maksudnya?"

"Kita gak pacaran..."

Ara melihat Doy, "Iya.. gue paham.."

"Gue juga gak bisa kasihin tangan gue, bahu gue saat lo butuh itu..."

"Kan nanti gue bakal rasain itu nanti kalo udah halal."

"Nah itu pinter."

"Yaudah... gue udah tau jawaban lo. Gue sekarang mau omongin ini semua ke orang tua gue."

"Secepat itu?"

"Nggak.. gue cuma mau bilang, kalo gue tetep mau taaruf sama lo. Biar mereka tau dan gak ngeharepin yang lain."

Ara mengangguk paham.

"Doy?"

"Hm?"

Ara menatap Doy sebelum melanjutkan pembicaraannya.

"Lo suka sama gue?"

Doy terdiam sejenak

"Banget."




"Dari 6 tahun yang lalu malah."

Calon Imam • Kim Doyoung✔[SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang