Ara memandangi dirinya di pantulan kaca. Melihat dirinya yang wajahnya sudah di rias dengan makeup simple.
Ara sudah mengenakan dress panjang berwarna dusty ungu dengan banyak payet menghiasi baju itu.
"Dek.."
"Kak?"
Johnny tersenyum ke Ara yang sedang duduk di depan meja rias.
"Dek Ara!!"
"Kak Luna!!"
Ara dan Luna yang selaku pacar Johnny saling berpelukan. Pasalnya, mereka sudah lama tidak bertemu.
"Adeknya kakak bakal di lamar malam ini. Kok gue sedih ya?" Kata Johnny
Ara hanya tersenyum
"Kak Johnny..."
"Kenapa dek?"
"Adek kok agak berat hati ya?"
"Berat hati kenapa?"
"Gak tau. Adek ngerasa, apa ini waktu yang tepat untuk diri adek?"
"Kamu harus yakin, dek."
"Hal kaya gini sesuatu yang wajar kok dek." Kata Luna
Ara tersenyum kecut. Entahlah, ia merasa ada yang ganjal. Tapi ia pun bingung perasaan apa itu?
"Coba sini kakak liat wajah adek yang mau di lamar malam ini."
"Apa sih kak kaya mau di tinggal nikah aja! Orang baru lamaran juga."
Johnny dan Luna pun tertawa.
"Yaudah. Kakak keluar dulu ya?" Kata Johnny sambil mencium kepala adik kesayangannya itu sebelum ia pergi
Tring!
Line
Doy : Ra...
Ara : Kenapa Doy?
Doy : Gue otw kesana...
Ara : Iya Doy, hati-hati
Doy : Ra...
Doy : Lo harus yakin sama diri lo segimana gue yakin buat ngelamar lo malam ini.
Ara membulatkan matanya. Melihat isi pesan dari Doy.
Ara langsung memejamkan matanya lama.
Doy sudah seyakini untuk melakukan itikad baiknya malam ini kepada keluarga Ara. Masa dirinya tidak bisa meyakinkan dirinya sendiri?
Ara benci dirinya!
Dia harus yakin. Doy adalah orang yang tepat untuknya kelak.
"Assalamualaikum."
Doy dan keluarganya datang dengan membawa beberapa bingkisan mulai dari makanan dan barang-barang.
"Walaikumsalam. Ayo masuk nak Doy, ibu bapak semuanya ayo masuk." Seru mamahnya Ara.
Doy dan keluarganya memasuki rumah Ara yang sudah di tata oleh dekorasi ala acara lamaran.
Ara yang sedang mengintip dari atas pun merasa sangat gugup.
"Hayoh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Imam • Kim Doyoung✔[SUDAH DITERBITKAN]
Fanficketemu temen SD tiba-tiba udah hijrah terus di ajak ta'aruf sama umi abinya? gimana tuh reaksi nya Ara?