Ara berniat untuk bertemu sahabatnya. Ya, Jeffrey.
"Ra? Dimana? Ini gue udah di kafe samping kampus."
"Gue udah nyampe ini."
Ara pun bisa melihat Jeffrey yang sedang melambai-lambai tangan.
Ara pun duduk di hadapan Jeffrey.
"Gimana liburan Lo?"
"Seru banget Ra hahaha nih gue bawa oleh-oleh buat mamah sama bang Johnny juga."
"Makasih Jeff."
Jeffrey melihat cemas Ara. Sepertinya sahabatnya itu sedang tidak baik-baik saja.
"Kenapa Ra?"
"Jeff.. semenjak Lo lagi liburan, hidup gue aneh banget Jeff."
Jeffrey masih diam. Membiarkan sahabatnya itu bercerita.
"Gue masa mau di jodohin."
"Apa??!"
"Jeff gue gak mau kawin dulu Jeff."
Jeffrey ketawa kan denger kata 'kawin'.
"Kok ketawa sih Jeff?"
"Lagian Lo ngomong kawin. Nikah dulu lah. Kawin mah setelah nikah."
"Jeff ihhhh gue lagi curhat juga"
"Iya iya sok lanjut."
"Gue mau di jodohin sama cowok yang kemaren!"
"Hah? Yang bener Lo?"
"Bilangnya sih ta'aruf."
"Ta'aruf? Apaan tuh?"
Ah.... Ara lupa. Jeffrey kan beda keyakinan dengan Ara.
"Ya.... Gimana ya jadi ta'aruf tuh langsung nikah gitulah tanpa pacaran."
"Lah emang bisa?"
"Ya bisa, di agama gue mah."
Jeffrey mulai mengerti.
"Tapi Jeff.... Gue gak mau."
"Apa yang buat Lo gak mau Ra?"
Ara diam sejenak.
"Ra... Gue tau Lo saat ini lagi bimbang."
Ara melihat Jeffrey sedih.
"Tapiii..."
Jeffrey lihat wajah Ara yang sedih begitu menggemaskan.
"Hahahaha. Jangan masang muka gini dong." Jeffrey mencubit pipi Ara
"Ahhh Jeff."
"Jangan cepet ngambil tindak Ra.. kita harus berpikir secara matang-matang. Siapa tau aja, dia emang baik buat Lo. Tapi bisa aja dia bukan buat Lo. Jadi ya.... Jalani aja dulu."
Ara memang tidak salah untuk memilih tempat curhat kepada sahabatnya ini.
"Makasih Jeff..."
"Apasih, kaya ke siapa aja Ra."
"Jeff, Lo sampe kapan gak mau ke rumah gue lagi hah?"
Jeffrey hanya tersenyum dan memainkan sedotan di dalam minumannya.
"Jawab woy!"
"Gak tau ah hahaha."
"Jangan gitu dong Jeff. Lo gak kangen apa sama Dori?"
Ah, perlu di ketahui. Dori adalah kucing kesayangannya Johnny.
"Iya nanti gue ke rumah kalo waktunya udah tepat."
"Nyebelin."
Ara terlihat baru keluar dari kelasnya. Ia berniat membuka hapenya. Berniat untuk memastikan Doy mau menjemputnya atau tidak.
Line
Ara : Doy?
Ara : Lo jadi jemput gue?
Belum ada balasan dari Doy, sepertinya dia masih ada kelas.
Ara pun memutuskan untuk duduk di taman jurusannya.
"Hei.."
Ah itu Jeffrey.
"Lagi ngapain? Gak balik?"
"Nunggu chat Doy."
"Oh dia..."
"Gue pulang sama Lo aja deh Jeff."
"Ayo boleh."
"Sekalian masuk tapi ya ke rumah?"
"Gue gak jadi anterin Lo ke rumah."
"Ahhh gak asik Lo. Yaudah, iya, nggak. Ayoo pulang."
Ara dan Jeffrey pun naik ke mobil Jeffrey untuk mengantar Ara pulang
"Jeff gimana cewek Lo?"
"Baik kok." Kata Jeffrey yang sambil membetulkan kaca spion mobilnya.
"Kok jarang keliatan lagi sih kalian berdua?"
"Lagi sibuk kita hahaha"
"Curiga bentar lagi putus."
"Heh! Lo kalo ngomong gak ada adab nya ya!"
"Hahaha canda sayang."
Tring
Line
Doy : Ra
Doy : Lo dimana?
Doy : Gue di depan fakultas nih.
"Halah. Telat."
"Kenapa Ra?"
"Si Doy."
"Eh, gue manggil dia Doy juga apa Dhika aja ya?"
"Dhika aja."
Jeffrey hanya mengangguk.
"Gue cuma sampe sini ya Ra. Salam buat mamah, papah sama bang johnny."
Ara tidak langsung menjawab. Ia melihat Jeffrey dengan wajah sedih.
"Padahal masuk dulu aja."
Jeffrey hanya senyum.
"Lain kali lagi ya Ra..."
Ara cuma mengangguk "Dadahh, Lo hati-hati ya Jeff."
"Siap."
Jeffrey pun meninggalkan Ara.
Tin tin.
Belum juga Ara melangkahkan kakinya ke garasi rumahnya, sudah ada lagi mobil yang datang.
Doy ternyata
"Lho Lo udah pulang Ra?"
Ara cuma mengangguk.
"Bales dong Ra chat gue. Jadi gue gak usah kesini."
"Oh iya. Sorry Doy gue kelupaan."
Doy keluar dari mobilnya.
Doy melihat penampilan Ara dari atas sampai bawah. Membuat Ara risih.
"Kenapa sih?" Tanya Ara sedikit jengkel
"Lo beda banget sama yang kemaren. Lebih manusiawi yang kemaren."
Ara speechless dengan perkataan Doy tadi.
Sepertinya....
Kesabaran Ara sudah tidak bisa di tahan lagi....
Rasanya Ara ingin meledak sekarang juga!
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Imam • Kim Doyoung✔[SUDAH DITERBITKAN]
Fanfictionketemu temen SD tiba-tiba udah hijrah terus di ajak ta'aruf sama umi abinya? gimana tuh reaksi nya Ara?