Oke balik lagi, jadi di part ini akan ada banyak kejutan dan di part selanjutnya. Oke happy reading guys.Oke see you 🤗...
**
Valdo keluar dari UKS dengan perasaan campur aduk. Ia memilih berada dikantin. Sudah cukup baginya untuk terus diam seperti ini, ada hati yang menyuruhnya memeluk Shireen saat itu dan ada juga yang menyuruhnya untuk tidak melakukannya, lebih baik diam daripada ada yang tersakiti.
Hatinya benar - benar bingung, ia tidak ingin menyakiti salah satu gadis, ia paling benci yang namanya cewek nangis. Ia memilih cuek. Sekarang hatinya harus bersiap menerima keputusan.
Valdo terus saja memikirkan keadaan Shireen, kakinya bengkak dan biru, pastilah sangat sakit dan perbincangannya dengan Dara, sudah pasti didengar.
"Aaakkkhhh.. goblok gue, Shireen denger kan omongan gue sama Dara, pasti dia tambah benci sama gue! Padahal nggak gitu maksud gue "batin Valdo.
***
Shireen masih dalam posisi semula, tangisnya tidak bisa ditahannya. Dan ada sebuah tangan yang mengulurkan bantuan. Dia Dara.
"Kak, bangun. Kakak nggak papa kan?" Tanya Dara.
Shireen terdiam tidak menoleh sedikitpun, perlahan ia menoleh ke arah suara. Dan membentaknya pelan.
" Gue nggak butuh bantuan Lo !" Bentak Shireen.
"Tapi ka-"
"Gue bilang nggak, ya nggak !" Suara shireen makin meninggi.
" Maaf kak"
"Nggak usah minta maaf ke gue, emang Lo salah sama gue. Nggak kan, jadi jangan minta maaf ke gue !" Sekak Shireen.
"Tapi, gue mau bantu ?"
"Nggak! Lo bisa diem nggak! Lo disuruh diem sama pacar Lo. Dan Lo nggak dikasih buat tolongin gue, dia maunya Lo diem ! Gue bilang pergi dari hadapan gue !" Bentak Shireen yang makin keras membuat Dara,mengalah dan kembali ke tempatnya, sambil matanya yang berkaca-kaca.
Shireen berusaha bangun dan segera keluar dari UKS, dengan sisa tenaga yang ia punya, ia berusaha untuk bangun. Walaupun sangat sakit rasanya.
"Ah..hu..gue bisa "
Shireen melangkahkan kakinya perlahan ,sangat pelan menuju kelas. Begitu jauh rasanya berjalan dengan kaki yang sakit. Shireen melewati lapangan basket yang penuh batu - batu, ia harus melewatinya dengan nyeker. Menahan kaki yang bengkak dan berjalan diatas batu. Sudah kebayangkan rasa sakitnya .
Shireen benar-benar menahan kakinya yang sakit. Akan minta bantuan pada siapa, tidak ada seseorang yang lewat dihadapannya.
Lelah, berjalan pelan dan menahan sakit. Shireen memutuskan untuk duduk di bangku pinggir lapangan basket. Ia mendesah pelan, dan melanjutkan lamunannya. Sudah tidak bisa lagi Shireen menangis, air matanya sudah habis. Sekuat apapun ia akan berusaha menagis tidak akan bisa.
Ia tersadar, dan ingat tujuannya untuk segera ke kelas saat Shireen akan bangkit dari tempat duduknya ada batu yang cukup besar dipinggir kursi yang tidak dilihatnya.
BRUKK!!
"Akh ... kaki gue, ah sakit " rintih Shireen yang memenangi kakinya yang terluka akibat jatuh.
"Sumpah..dosa apa gue ya tuhan. Kenapa gue sial banget hari ini. Hapes gue hari ini. Ya Tuhan ampunilah dosa hambamu ini !" Shireen bergumam.
Shireen masih dalam posisinya, tenaga habis untuk berdiri. Lututnya berdarah karena tersandung batu dan terkena krikil kecil yang membuatnya terluka, darah yang terus mengalir kecil.dan kakinya yang keseleo tambah membiru karena hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can Be With Love ✅
Teen FictionSelesai Aku bertanya tanya pada diriku sendiri tentang hidup yang kujalani sekarang. Orang orang yang ku sayangi , justru meninggalkanku sendiri dalam kegelapan . Kerinduan dan kesedihan yang terus menghantuiku , aku tidak pernah menyangka mereka...