28. keputusan

12 1 0
                                    

~cinta itu rumit,ada hal yang harus kita lupakan dan ada hal yang harus diperjuangkan.~

🍁🍁

Shireen berlari sambil bersenandung ceria, menginggat kembali kenangan saat bersama Valdo sepulang sekolah. Rasanya dunia ini sempit, terlalu cepat untuk berlalu.

Setelah Shireen membersihkan badannya, ia langsung menuju dapur untuk mengambil cemilan dan kembali ke kamarnya. Ia meraih sebuah boneka dan memeluknya erat.

"Aaaaaakkk.... Kok gue jadi begini ya? Ternyata ngerasain jatuh cinta itu enak juga. Pantesan banyak orang yang nggak suka jomblo!"

Shireen kembali memeluk boneka itu erat, sambil tersenyum bahagia seakan impian ketemu idolnya dalam dunia nyata.

Valdo sampai dirumahnya, setelah tadi menghantar Shireen pulang dan singgah ke rumah Yudi untuk bermain PS.Valdo melihat Rini yang sedang bermain dengan Vira dan Adel. Padahal dirinya memiliki banyak pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Rini harus tidur larut dan bangun subuh untuk menyuap segala kebutuhan Adel.

Pikiran Valdo salah total tentang Rini selama ini. Valdo menghampiri Rini, ia duduk disebelahnya dan ikut bermain bersama Ke–dua adeknya itu.

"Kok kakak ikut main, ini permainan anak kecil." Kata Adel.

"Emang kenapa kakak nggak boleh ikut?"

"Kan kakak udah besar, main yang lain aja, ma bilangan kakak nih" Kata Adel.

"Emang kenapa kakak ikut main sama kamu?" Kata Rini.

"Nanti aku kalah lawan kakak!" Kata Adel

"Ma, mama urus yang lain aja biar aku yang temenin mereka" kata Valdo pada Rini.

"Nggak papa nih, mama tinggal bentar ya" kata Rini.

"Iya ma"

Valdo  akhirnya sangat akrab dengan Adel dan Vira, sebenarnya Valdo ingin memiliki adek laki–laki. Supaya bisa diajak main PS bukannya Barbie–barbiean.

"Kakak jadi ibunya, Adel jadi kakaknya dan Vira jadi adeknya. Iya kan kak?" Kata Vira saat mengajak Valdo bermain anak-anakan.

"Bapaknya mana? Kok kakak jadi ibu, kan kakak cowok. Adel gimana sih?" Protes Valdo.

"Iihh, kakak ceritanya bapaknya lagi kerja, anggap aja deh kakak jadi bapak sama ibunya."

"Hmm.. maen sendiri aja deh, kakak nggak mau!" Kata Valdo.

"Kakak katanya mau main. Kakak kapan lagi bisa maen sama kita? Kakak sibuk terus." Kata Adel.

Apa yang dikatakan Adel ada benarnya, Valdo sangat sibuk dan tidak pernah punya waktu untuk bersama adiknya sekalipun. Valdo mengalah dan akhirnya mengikuti setiap arahan Adel.

Rini memerhatikan Valdo dari jauh, hatinya sungguh gembira saat melihat Valdo bisa berubah. Kini Valdo mulai sering berbicang saat makan malam, ngobrol saat sarapan. Rini berharap Valdo akan terus seperti ini.

Valdo membaringkan badannya sejenak di sofa ruang tamu, badannya terasa begitu remuk saat bermain bersama adiknya. Sampai mereka berdua kelelahan dan tidur. Sementara Valdo hanya memejamkan mata dan belum beranjak ke kamar.

Valdo mengambil ponsel dan dan mencari kontak Shireen. Ia tersenyum lalu bangkit dari sofa untuk menuju kamarnya.

"Halo? Kenapa ? " Tanya Shireen pada sambung telpon.

"Udah kangen? Jangan kangen dulu, entar ketemu kok!"

"Nggak nanya!!"

"Bodoamat!" Kata Valdo.

Can Be With Love ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang