22. kisah dimulai

17 3 1
                                    

Baca .. oke
See you:-)

~kisahku akan dimulai hari ini, dan seterusnya sampai hatiku mengatakan lelah~

**

Shireen melamun sepanjang pelajaran disekolahnya, ia tidak ingin berbicara pada siapapun sekarang.

"Woy...Lo kenapa ninggalin gue tadi?" Sambil menyenggol tangan Shireen.

"Nggak ada, suka-suka gue lah"

"Lo marah kah sama gue, karena apa ?"

" Gue nggak pernah bilang kalau gue marah ke Lo "

"Terus Lo kenapa ?"

" Gue sehat lahir batin !" Bentak Shireen.

"Pake ngegas lagi, Lo marah sama gue? Tapi gue salah apa sama Lo ?"

"Lo bisa diem nggak, bawel banget kek mulut cewek Lo. Gue bilang nggak ada ya nggak ada. Awas aja sampe gue denger Lo ngomong sekali lagi, habis Lo !!"

Shireen memilih meninggalkan Valdo, ia juga kebingungan sendiri melihat Valdo yang sekarang lebih cerewet. Sedangkan Valdo kebingungan dan akan mencari tau kenapa Shireen tiba - tiba berubah.

"Aaaaaakkk.... Gue mau bilang apa ke Valdo, gimana cara gue buat jelasinnya." Shireen berteriak kecil dikamar mandi.

Saat Shireen sedang berada dikamar mandi, ia bertemu Dara. Kesempatan buat Shireen mengobrol lebih banyak dengan Dara.

" Ra..minta waktu bentar, gue mau ngomong "

" Gue dengerin kok"

"Lo seneng nggak, kalau Lo bisa terus -terusan sama Valdo, anter–jemput, makan dikantin bareng suka nggak?"

" Pertanyaan macem apa tuh, semua cewek kali, suka kalau gitu."

" Termasuk Lo kan ?"

"Lo pikir aja sendiri."

"Hmm..Lo  bisakan wujudin permintaan gue? Lo mau bahagia kan ? Kalau Lo mau ikutin permintaan gue "

"Kok, gitu?"

"Lo nanti pulang sekolah bareng Valdo ya, Lo minta dia anter Lo pulang. Paksa dia sampai mau oke! Kalau dia nggak mau lapor ke gue. Yaudah cuman itu gue mau Lo lakuin !"

Saat Shireen hendak pergi, Dara memanggilnya.

"Kenapa Lo harus kek gini, kenapa Lo nyakitin diri sendiri buat kebahagiaan orang lain."

"Karena gue, nggak mau ada orang yang tersakiti kalau gue Deket sama Valdo. Gue merasa bersalah Ra..liat Lo menghindar dari gue, gue mau kita bisa jadi temen. Bukan musuh!"

Setelah mengucapkan itu, Shireen pergi dengan perasaan yang campur aduk. Ia akan berusaha untuk tetap tersenyum walaupun sakit.

"Lo kemana dari tadi, nggak pernah bilang ke gue kalau pergi." Tanya Fani saat Shireen berada jalan di lorong.

" Jalan - jalan emang kenapa ?"

"Lo galau kan ?"

"Nggak! Kata siapa ?"

"Kata gue, Lo lagi ada masalah kan ?"

"Tauah, kepo "

"Gue udah bilang seribu kali sama Lo, kalau ada masalah cerita ke gue. Nanti tiba-tiba Lo nangis sendiri nggak jelas, itulah gunanya sahabat!"

"Iyaiya kapan-kapan gue ceritain."

Shireen dan Fani berjalan sangat lambat. Mereka begitu menikmati perbincangan yang sedang mereka bicarakan sekarang.

Can Be With Love ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang